Sabtu, 17 Mei 2025
  • beranda
  • kontak
  • layanan
  • beriklan
  • privasi
  • perihal
WartakitaID
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • #CEKFAKTA
    • HIBURAN
    • HUKUM
    • OLAHRAGA
    • KESEHATAN
    • KEUANGAN
    • KULINER
    • NUSANTARA
    • PENDIDIKAN
    • GLOBAL
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • SEPAK BOLA
  • TEKNOLOGI
  • OTOMOTIF
  • KONTAK
No Result
View All Result
WartakitaID
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • #CEKFAKTA
    • HIBURAN
    • HUKUM
    • OLAHRAGA
    • KESEHATAN
    • KEUANGAN
    • KULINER
    • NUSANTARA
    • PENDIDIKAN
    • GLOBAL
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • SEPAK BOLA
  • TEKNOLOGI
  • OTOMOTIF
  • KONTAK
No Result
View All Result
WartakitaID
No Result
View All Result
Home Esai

Menjadi Pahlawan Kesiangan

by Redaktur
10/11/2016
in Esai
Reading Time: 5 mins read
A A
Menjadi Pahlawan Kesiangan

Ilustrasi: Pahlawan Kesiangan

Ungkapan pahlawan kesiangan sebenarnya ejekan pada seseorang yang ingin menjadi pahlawan, namun aksinya tidak tepat waktu dan momen, biasanya motivasinya juga naif. Bukannya mendapat tepokan dan sanjungan, malah ledekan.

Seorang kawan melakukan tindakan heroik (bagi anak SMA), berkeras tidak mau menyebut nama kawannya yang ikut membolos dan melompat pagar. Celakanya, karena melompat paling akhir, dengan rambut keriting mie instan satu-satunya di kelas, dia mudah dikenali. Esoknya dipanggil menghadap kepala sekolah. Risikonya dikeluarkan. Kepala sekolah tidak main-main, kelompok yang berusaha diungkap identitasnya memang biang kerok beragam kekacauan di sekolah.

#MayDay Bagaimana Digitalisasi Mengubah Nasib Buruh Indonesia: Antara Peluang dan Ancaman

Indonesia Maju: Hukum sebagai Panglima, Pendidikan sebagai Fondasi

Menelisik Kesalehan Tanpa Pondasi, Ketika Iman Jadi Ilusi Moral

Lampu Teplok, Anak Durhaka dan #IndonesiaGelap

Melihat kemungkinan hukuman lebih ringan bila dibagi rata untuk tujuh orang, kami sepakat mengakui bersama, jangan dia sendiri yang menanggung. Dia menolak, dan dikeluarkan dari sekolah.

Puluhan tahun tak bertemu dengannya, suatu hari di acara reuni. Agak terkejut melihat perawakannya yang berubah banyak, dipenuhi ciri-ciri kemakmuran. Pahlawan kami masa SMA kini wakil rakyat di daerahnya.

Masih berusaha mencari hubungan kisah kepahlawanannya masa SMA dengan tanggung jawab di bahunya sekarang, dia sudah cerita duluan. Kepala sekolah mengejeknya pahlawan kesiangan karena melindungi kami. Dia pulang kampung ke Kalimantan melanjutkan sekolah, hingga akhirnya seperti sekarang. Ingin membuktikan ejekan Kepala Sekolah, pahlawan walau kesiangan tetap pahlawan.

Ada rasa bangga di suaranya saat menyebut tanggung jawabnya sekarang. Tentu saja. Tidak mudah menjadi wakil rakyat, berat ongkos dan tanggung jawabnya. Tidak ingin merusak romantisme kepahlawanan masa SMA, kami sepakat tidak meledek.

Bagi kepala sekolah dia pahlawan kesiangan, bagi kami yang tidak dikeluarkan dia pahlawan yang tepat waktu dan pas momen. Pahlawan, yang kesiangan atau tidak tergantung siapa yang melihat.

Perbedaan perspektif seperti di atas juga salah satu sebab guru dianggap pahlawan tanpa tanda jasa, guru dan orang tua, pahlawan dengan tanda jasa nyata dan hidup. Putera puteri dan murid-murid tanda jasanya.

Jaman bercampur aduknya antara krisis alami yang memang harus tercipta sebagai bagian dari proses pendewasaan dan pembelajaran sebagai sebuah bangsa dan manusia, dengan krisis yang sengaja diciptakan, atau krisis alami yang berusaha ditumpangi atau dikendalikan skala kekacauannya agar tepat waktu mengeluarkan tokoh yang diplot menjadi pahlawan dan tokoh penjahatnya (baca: kambing hitam). Semua rindu sosok pahlawan.

Ketimbang merindu tanpa akhir, dengan krisis yang sedemikian banyak hingga setiap manusia Indonesia bisa bergantian menjadi pahlawan, baik yang kesiangan maupun tidak.

Maka demi kebutuhan yang nyata akan pahlawan, hari pahlawan kali mungkin bisa disebut sebagai hari untuk semua orang yang telah menyelesaikan krisis, sekalipun krisis keburukan dalam skala diri sendiri, boleh merasa hari ini 10 November sebagai harinya, boleh merasa pahlawan. Tidak ada yang melarang. Kalau pahlawan kesiangan saja boleh, apa lagi yang tepat waktu.

Aksi damai 4 November 2016 dan penyebabnya belum krisis. Kecuali mau dibawa ke sana, dan kita yang semua pahlawan bila memakai definisi paragraf di atas harus mencegah potensi sebab membesar menjadi krisis yang terlihat nyata.

Bingkai negara kita NKRI, bukan khilafah, bukan monarki. Sepakat.

Kesatuan dalam NKRI, sampai sekarang masih harus melalui berbagai krisis. Saat kesatuan mencapai kemapanan sekalipun, sifatnya sementara. Tidak ada yang abadi, kecuali perubahan.

Dari berbagai bangsa di dunia, kemajemukan dan heterogenitas yang berada dalam bingkai kesatuan NKRI juara. Paling kaya gradasi warna. Tak ada ruang bagi penjara sempit berupa fanatisme, ras, suku, agama, dan budaya yang terbingkai dalam kesatuan. Perbedaan potensi luar biasa sekaligus sumber masalah.

Amerika dan Tiongkok cuma nomor dua soal banyaknya perbedaan yang disatukan dalam bingkai sebuah bangsa.

Dari segi dialek bahasa satu suku saja, suku Kaili di Palu Sulawesi Tengah tidak kurang ada 100 jumlah dialek dengan gaya intonasi pengucapan dan kosa kata yang berbeda. Dari segi doktirinisasi bawah tanah atau terang-terangan akan ras unggul, agama terbaik, dan suku paling hebat, syukurnya Indonesia belum juara dibandingkan bangsa lain dan jangan sampai juara.

Asyiknya dunia ciptaan memang pada paradoksnya. Mau menemukan potensi, mari bermasalah dan selesaikan. Sayangnya masih banyak yang belum selesai bermasalah dengan pikiran dan dirinya sendiri, dipaksa keadaan untuk bermasalah di skala bangsa kesatuan.

Hikmah utama aksi damai 4 November, yang oleh sebagian media asing dianggap gerakan anti pemimpin (gubernur) Kristen, disatukan pada hari itu bukan oleh kebencian, meski ada juga yang masih meluapkan kemarahan lewat teks penuh kebencian.

Ada rasa haru saat melihat perubahan dari ormas yang dianggap mengutamakan aksi kekerasan menjadi aksi cinta damai. Ormas Islam yang sering diberitakan media sebagai anarkis, bisa bergandengan tangan dengan sesama muslim yang mungkin sekali sering menghujat dan tidak setuju dengan mereka.

Sesama muslim walau tidak sepakat tafsir Al Maidah 51, ditafsirkan pemimpin atau sahabat setia, bila yang tidak mengimani Qur’an yang mengucapkan bukan masalah. Sudah ada hukum yang mengatur mana yang penistaan agama.

Sesama Islam harus bersatu, bila ingin menunjukkan bahwa tujuan Baginda Nabi Muhammad SAW membawa risalah Islam adalah agar menjadi rahmat bagai alam semesta, bukan membentuk kerajaan atau kekhalifaan apalagi memaksakan agama. Tegak dan membuminya nilai-nilai luhur dalam Islam jelas lebih islami ketimbang menegakkan panji dan bendera keislaman dengan menumpahkan darah sesama manusia.

Atau bingkai kesatuan NKRI hanya akan menjadi kolam lumpur yang membatasi kekacauan sesama muslim yang berjumlah paling besar, tempat nyaman untuk memancing di air keruh, bila setiap orang tidak berusaha menjadi pahlawan kesiangan bagi diri sendiri.

Dalam sebuah negeri yang nilai-nilai luhur Islam (yang dahulu) diterima oleh para Raja tanpa peperangan, paksaan dan imbalan, kemudian memadukan nilai islami dengan kearifan milik leluhur, seolah kearifan bumi dan kebijaksanaan langit bertemu di Nusantara. Keteduhan bagi alam semesta. Jangankan dengan yang berbeda agama dan keyakinan, perampok, pencuri, dan para teroris pun merasa nyaman tinggal di Indonesia.

Mari menjadi pahlawan kesiangan, meski tanpa tepokan dan mungkin malah ledekan, namun bila itu bisa membuat kita bukan bagian dari masalah, tambahan sebutan kesiangan bagi seorang pahlawan bukan masalah.

Tags: IndonesianaRedaksiana
Share19Tweet12Send
Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger

ARTIKEL TERKAIT

Catatan Perubahan Logo Wartakita.id

04/03/2021
rekaman raqib dan atid

Akhlak, Sisi Tauhid yang (sering) Terlupakan

19/01/2016
Makassar, 17 Agustus 2024

REMEDIAL: Tidak Ada Catatan Kemerdekaan Baru

17/08/2024
selamat hari pasukan penjaga perdamaian pbb

Selamat Hari Pasukan Penjaga Perdamaian PBB

29/05/2016
Next Post
Perhelatan Puncak Rock In Celebes Festival 2016 di Makassar

Perhelatan Puncak Rock In Celebes Festival 2016 di Makassar

Ribuan Fotografer Ramaikan Instanusantara National Photo Hunting 2016

Ribuan Fotografer Ramaikan Instanusantara National Photo Hunting 2016

BMKG: Gempa Guncang Wilayah Utara Canterbury, New Zealand

BMKG: Gempa Guncang Wilayah Utara Canterbury, New Zealand

Mendikbud Pantau Penyaluran KIP di Samarinda

Mendikbud Pantau Penyaluran KIP di Samarinda

TERPOPULER-SEPEKAN

  • 10 Model Rambut Pria yang Cocok Untuk Menutupi Pipi Chubby 💈✂️

    10 Model Rambut Pria yang Cocok Untuk Menutupi Pipi Chubby 💈✂️

    2011 shares
    Share 804 Tweet 503
  • Spesifikasi Rekomendasi PC untuk Main Minecraft Java Edition

    1262 shares
    Share 505 Tweet 316
  • Smoothing dan Coloring Bersamaan Bisa Merusak Rambut?

    3121 shares
    Share 1248 Tweet 780
  • Trend Model Rambut Pria 2023

    1974 shares
    Share 790 Tweet 494
  • 10 Parfum Pria Terbaik 2024: Aroma Elegan untuk Pria Percaya Diri

    1036 shares
    Share 414 Tweet 259
  • Cara Mendapatkan YouTube Music Premium Tanpa Berlangganan

    893 shares
    Share 357 Tweet 223
  • Mengenali Jenis Rambut Dan Cara Merawatnya

    466 shares
    Share 186 Tweet 117
  • 5 Rekomendasi Potongan Rambut Pria saat Melamar Kerja, Rapi, Simpel dan Stylish

    307 shares
    Share 123 Tweet 77
  • Tips Praktis Mengatasi Android TV Lemot: Bikin Nonton Makin Lancar

    670 shares
    Share 268 Tweet 168
  • 10 Gadget Tercanggih 2024 dan Prediksi Seru untuk 2025

    1506 shares
    Share 602 Tweet 377

WARTA-TERKINI

Bill Gates Kunjungi Indonesia: Dorong Transformasi Kesehatan dan Digitalisasi Nasional
Viral

Bill Gates Kunjungi Indonesia: Dorong Transformasi Kesehatan dan Digitalisasi Nasional

08/05/2025

Bill Gates bertemu Presiden Prabowo di Jakarta, membahas kolaborasi dalam pengembangan vaksin TB, nutrisi ibu hamil, dan transformasi digital Indonesia.

Read moreDetails

#MayDay Bagaimana Digitalisasi Mengubah Nasib Buruh Indonesia: Antara Peluang dan Ancaman

Eropa Gelap Gulita: Misteri Blackout Terbesar di Era Modern

Liverpool Juara Premier League 2025: Era Baru Dimulai di Anfield

Indonesia Maju: Hukum sebagai Panglima, Pendidikan sebagai Fondasi

Paus Fransiskus, “World’s Parish Priest”, Wafat

Menelisik Kesalehan Tanpa Pondasi, Ketika Iman Jadi Ilusi Moral

Anniversary ke-12, Gereja YHS TJB Rayakan Paskah Penuh Suka Cita

Asyik, Long Weekend Paskah 18-20 April 2025! Ini Jadwal Libur Nasionalnya

Forum Walikota Senior Resmi Dibentuk, Buah Dari Temu Alumni Dewan APEKSI di Bandung

Fore Coffee Catatkan Sejarah: IPO Perdana di BEI, Oversubscribe 200 Kali

LINGKUNGAN-HIDUP

Ketika Istanbul Berguncang 6,2 SR saat perayaan Hari Anak
Alam dan Lingkungan Hidup

Ketika Istanbul Berguncang 6,2 SR saat perayaan Hari Anak

24/04/2025

Gempa magnitudo 6,2 mengguncang Istanbul saat Hari Anak Nasional. Lebih dari 150 orang terluka, namun tidak ada WNI yang menjadi...

Read moreDetails

Gempa M 5,6 Guncang Sukabumi, Getaran Terasa Hingga Jakarta Utara, Bandung dan Purwokerto

Siklon Tropis Errol Menggila di Selatan NTT, Tapi Bukan yang Terkuat di 2025!

Gempa M 5,3 Guncang Bayah Banten, Getaran Terasa Hingga Jakarta

Pulau Doi Diguncang Gempa M6,0 pada Dini Hari BMKG: Tidak Ada Ancaman Tsunami, Warga Diminta Tetap Waspada

Gempa Dahsyat Guncang Asia Tenggara: Ribuan Korban dan Infrastruktur Hancur

Gempa bermagnitudo 7,1 mengguncang Tonga dan magnitudo 3,6 di Karo, Sumatera Utara

  • beranda
  • kontak
  • layanan
  • beriklan
  • privasi
  • perihal

©2021 wartakita media

  • Login
No Result
View All Result
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • #CEKFAKTA
    • HIBURAN
    • HUKUM
    • OLAHRAGA
    • KESEHATAN
    • KEUANGAN
    • KULINER
    • NUSANTARA
    • PENDIDIKAN
    • GLOBAL
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • SEPAK BOLA
  • TEKNOLOGI
  • OTOMOTIF
  • KONTAK

©2021 wartakita media

wartakita.id menggunakan cookies tanpa mengorbankan privasi pengunjung.