Jumat, 26 Desember 2025
  • beranda
  • kontak
  • layanan
  • beriklan
  • privasi
  • perihal
WartakitaID
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • PEMBELAJARAN
    • HUKUM
    • NUSANTARA
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SEPAK BOLA
    • #CEKFAKTA
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • TEKNOLOGI
  • KONTAK
    • Mari Bermitra
    • Tentang Wartakita
    • Tim Redaksi
    • Kebijakan Privasi
    • TRAKTIR KOPI
No Result
View All Result
WartakitaID
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • PEMBELAJARAN
    • HUKUM
    • NUSANTARA
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SEPAK BOLA
    • #CEKFAKTA
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • TEKNOLOGI
  • KONTAK
    • Mari Bermitra
    • Tentang Wartakita
    • Tim Redaksi
    • Kebijakan Privasi
    • TRAKTIR KOPI
No Result
View All Result
WartakitaID
No Result
View All Result
Home Opini

TAJUK RENCANA: Melampaui Teks Buku, Menjawab Dunia dengan Contoh Nyata

by A. Burhany
26/12/2025
in Opini
Reading Time: 4 mins read
A A
TAJUK RENCANA: Melampaui Teks Buku, Menjawab Dunia dengan Contoh Nyata - Utama

Sebuah kabar menyeruak dari Washington D.C., membawa serta wacana yang menggelitik rasa kebangsaan sekaligus nalar kemanusiaan kita. Yehuda Kaploun, sosok yang baru dikonfirmasi sebagai Utusan Khusus AS untuk Memantau dan Memerangi Antisemitisme, menyuarakan keinginannya untuk “mengubah” buku ajar di Indonesia. Alasannya klasik: menekan bibit kebencian.

Redaksi mencatat, wacana ini muncul dengan premis data yang goyah—menyebut Indonesia memiliki 350 juta Muslim, sebuah angka yang secara statistik meleset jauh dari fakta demografi kita. Namun, marilah kita kesampingkan sejenak kekeliruan data tersebut. Ada persoalan yang jauh lebih mendasar, lebih filosofis, dan lebih krusial untuk didiskusikan daripada sekadar angka: yakni tentang ilusi social engineering (rekayasa sosial) di era keterbukaan dan makna sejati dari memanusiakan manusia.

Kampung Global yang “Rumpi”

Dunia hari ini bukan lagi dunia tahun 1940-an di mana propaganda bisa disuntikkan secara tunggal melalui corong radio atau dikte buku sekolah. Kita hidup di tengah 8 miliar manusia yang terkoneksi dalam sebuah “kampung global yang rumpi”.

Gagasan bahwa mengubah satu paragraf dalam buku teks di sekolah dasar di pelosok Jawa akan serta-merta mengubah cara pandang generasi muda terhadap geopolitik global adalah sebuah kenaifan di era digital. Anak-anak hari ini belajar dari realitas yang mereka lihat, bukan hanya dari teks yang mereka baca.

Dinding-dinding kelas telah runtuh digantikan oleh layar gawai. Ketika sebuah narasi dipaksakan—namun bertabrakan dengan fakta visual yang viral di media sosial secara real-time—maka narasi itu akan “mati angin”. Propaganda, sehalus apa pun, akan luruh ketika dihadapkan pada kenyataan telanjang tentang ketidakadilan yang terekam kamera netizen. Upaya membersihkan nama baik atau menanamkan simpati tidak bisa lagi dilakukan lewat revisi kurikulum, melainkan lewat konsistensi perilaku di panggung dunia.

Monopoli Trauma dan Standar Ganda

Poin kedua yang menjadi catatan kritis Redaksi adalah tentang cara kita memandang tragedi. Istilah “antisemitisme” dan trauma sejarah yang melekat padanya, seringkali didengungkan sedemikian rupa seolah menjadi satu-satunya standar penderitaan yang harus diakui dunia.

Di sini letak kerancuan logikanya. Menolak kebencian adalah kewajiban moral setiap manusia beradab. Namun, menjadikan satu jenis tragedi sebagai “kiblat” penderitaan, sembari menutup mata pada tragedi kemanusiaan (holokaus dalam bentuk lain) yang terjadi hari ini di belahan bumi lain, adalah bentuk standar ganda yang mencederai rasa keadilan.

Holokaus adalah tragedi kemanusiaan, titik. Genosida di Gaza adalah tragedi kemanusiaan, titik. Pembantaian etnis di manapun adalah tragedi kemanusiaan. Tidak boleh ada hierarki dalam penderitaan. Masalah sesungguhnya bukanlah pada label etnisnya—Yahudi, Arab, Asia, atau Eropa—melainkan pada ketidakmampuan mendasar manusia untuk saling memanusiakan. Kebencian tidak lahir dari buku ajar; ia lahir dari hilangnya empati dan pengingkaran terhadap hak hidup orang lain yang berbeda.

Jalan Keluar: Keteladanan, Bukan Intervensi

Maka, jika tujuannya adalah menghapus kebencian dan menumbuhkan penerimaan, intervensi kurikulum asing bukanlah jawabannya. Itu adalah langkah top-down yang justru berpotensi memicu resistensi dan sentimen anti-asing yang kontraproduktif.

Cara paling efektif—dan mungkin satu-satunya cara yang tersisa di abad ini—adalah dengan memberi contoh (lead by example).

Jika dunia ingin melihat wajah yang ramah, tunjukkanlah wajah yang ramah itu dalam kebijakan, dalam perlakuan terhadap warga sipil, dan dalam penghormatan terhadap nyawa manusia tanpa pandang bulu. Buktikan bahwa etnis Yahudi, sebagaimana etnis lainnya di muka bumi ini, berdiri setara dalam menjunjung tinggi nilai kemanusiaan universal.

Ketika laku lampah memanusiakan sesama itu terwujud nyata, buku ajar tak perlu diubah paksa. Rasa hormat dan simpati akan tumbuh secara organik di hati para siswa, melampaui apa yang tertulis dalam tinta kurikulum manapun.

Dunia sedang menonton, dan dunia tidak butuh editor buku. Dunia butuh teladan kemanusiaan.

BACA JUGA:

Sulawesi Selatan 2025: Mengokohkan Gerbang Timur, Menjahit Tradisi dan Modernitas

RUU Perampasan Aset 2025: Masuk Prolegnas (Lagi), Taktik “Buying Time” atau Harapan Palsu?

Kaleidoskop Politik 2025: Ujian Pertama Transisi dan Seni “Menari” di Antara Dua Karang

Arab Saudi Memutih: Antara Anomali Iklim dan Nubuat ‘Tanah Arab Kembali Hijau’

AI Gusur Ribuan Pekerja: 55.000 PHK di Teknologi AS 2025

Tags: esaiIsu GlobalKemanusiaanOpini RedaksiPendidikanRedaksianawartakitaYehuda Kaploun
Share6Tweet4Send
Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger

ARTIKEL TERKAIT

di balik curah hujan 400mm

Di Balik Curah Hujan 400mm: Menguji Logika “Sawit Tak Bisa Disalahkan” dalam Banjir Sumatera

08/12/2025
menyewa hutan 3

Membajak “Senjata” Korporasi: Mengapa Pandawara Harus Berhenti Ingin ‘Membeli’ dan Mulai ‘Menyewa’ Hutan

08/12/2025
preventif atau reaktif antisipatif

Rp 51,8 Triliun untuk Pemulihan: Sebuah Kalkulasi Jujur Andai Dana Bencana Sumatera untuk Pencegahan

08/12/2025
inisiatif pandawara group patungan beli hutan wartakita.id

Patungan Beli Hutan: Mimpi Liar Pandawara Group Jadi Gerakan Nasional

07/12/2025
Status Bencana Nasional dan Ironi Izin Konsesi: Ketika Alam Menagih Tunai Segala Risiko Pada Rakyat Setempat - Utama

Status Bencana Nasional dan Ironi Izin Konsesi: Ketika Alam Menagih Tunai Segala Risiko Pada Rakyat Setempat

04/12/2025
Tragedi Siklon Senyar: Birokrasi Gagap, Relawan Tumbang, Pejabat dan Wakil Rakyatnya Sibuk Ngonten - Utama

Tragedi Siklon Senyar: Birokrasi Gagap, Relawan Tumbang, Pejabat dan Wakil Rakyatnya Sibuk Ngonten

03/12/2025
Mendidik ‘Manusia Renaissance’ di Era AI: Insinyur Masa Depan Wajib Belajar Filsafat dan Sastra - Utama

Mendidik ‘Manusia Renaissance’ di Era AI: Insinyur Masa Depan Wajib Belajar Filsafat dan Sastra

26/11/2025
Wabah ‘Gila Gelar’: Ketika Ijazah Menjadi Berhala dan Matinya Tradisi Intelektual di Kampus - Utama

Wabah ‘Gila Gelar’: Ketika Ijazah Menjadi Berhala dan Matinya Tradisi Intelektual di Kampus

26/11/2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

I agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.

TERPOPULER-SEPEKAN

  • BMKG Pantau Bibit Siklon 93S di Selatan Indonesia, Potensi Menguat Menjadi Badai Kategori 1 - Utama

    BMKG Pantau Bibit Siklon 93S di Selatan Indonesia, Potensi Menguat Menjadi Badai Kategori 1

    44 shares
    Share 18 Tweet 11
  • 10 Model Rambut Pria yang Cocok Untuk Menutupi Pipi Chubby 💈✂️

    3761 shares
    Share 1504 Tweet 940
  • UPDATE Banjir Bandang dan Longsor Sumatra: 995 Tewas, 226 Hilang Saat Evakuasi Berlanjut

    95 shares
    Share 38 Tweet 24
  • Bangkitnya “Raja-Raja Kecil” Baru: Wajah Pemerintahan Daerah Pasca-Pilkada Serentak

    25 shares
    Share 10 Tweet 6
  • Gempa Luwu Timur: Waspada Ancaman Lempeng Tektonik

    25 shares
    Share 10 Tweet 6
  • Gratis Tarik Tunai GoPay & Galaxy A17: Inovasi Digital Heboh

    25 shares
    Share 10 Tweet 6
  • BMKG: 2026 Kering, Hujan Menipis, La Nina Melemah

    24 shares
    Share 10 Tweet 6
  • Tragedi Bus Jateng: 16 Tewas, Misteri Dibalik Musibah Akhir Tahun

    24 shares
    Share 10 Tweet 6
  • “Serakahnomics” dan Preman Bayaran: Prabowo Sindir Sepinya Influencer di Medan Perang Hutan

    23 shares
    Share 9 Tweet 6
  • BMKG: Ancaman Hujan Lebat & Angin Kencang 24-25 Des 2025

    23 shares
    Share 9 Tweet 6
Unduh Buku Saku “SIAGA BENCANA” dari BNPB - Utama

Unduh Buku Saku “SIAGA BENCANA” dari BNPB

02/11/2023

Buku saku siaga bencana ini tidak menjamin keselamatan Anda. Namun, memberikan pedoman secara umum untuk kesiapsiagaan.

Read moreDetails

WARTAKITA

Jisoo BLACKPINK dan Dyson: Rahasia Rambut Sehat Berkilau - Utama
Gadget

Jisoo BLACKPINK dan Dyson: Rahasia Rambut Sehat Berkilau

21/11/2025
Bukan Sekadar Skuter: Panduan Memilih Vespa Impian Anda di Tahun 2026 - Utama
Otomotif

Bukan Sekadar Skuter: Panduan Memilih Vespa Impian Anda di Tahun 2026

23/11/2025
menari bersama misteri nara saluna
Gaya Hidup

Merasa Tertinggal dari Teman Seusiamu? Mari Berdamai dengan “Garis Waktu” Hidup yang Tak Terduga

29/11/2025
Seni Merawat Vespa Matic: Bebaskan Gredek, Nikmati Perjalanan Halus - Utama
Otomotif

Seni Merawat Vespa Matic: Bebaskan Gredek, Nikmati Perjalanan Halus

06/12/2025
Bukan Sekadar Skuter: Panduan Memilih Vespa Impian Anda di Tahun 2026 - Utama
Otomotif

Update Harga OTR & Simulasi Kredit Vespa Matic 2025: Dari LX 125 hingga GTS 300 Super Tech

29/11/2025
Kenapa Parfum Anda Tidak Meninggalkan Kesan? (Dan Cara Mengatasinya) - Utama
Fashion & Kecantikan

Kenapa Parfum Anda Tidak Meninggalkan Kesan? (Dan Cara Mengatasinya)

16/11/2025
Cara agar Hidup Anak Kost Lebih Tenang di Dapur dan Rumah - Utama
Gaya Hidup

Cara agar Hidup Anak Kost Lebih Tenang di Dapur dan Rumah

22/11/2025
Jeda di Tengah Badai: Tiga Kompas Batin untuk Mengarungi Gelombang Hidup - Utama
Gaya Hidup

Jeda di Tengah Badai: Tiga Kompas Batin untuk Mengarungi Gelombang Hidup

20/11/2025
Smoothing vs Rebonding vs Keratin: Mana yang Terbaik untuk Rambutmu? - Utama
Fashion & Kecantikan

Smoothing vs Rebonding vs Keratin: Mana yang Terbaik untuk Rambutmu?

16/11/2025
Ingin Rambut ‘Badai’ ala Jisoo Tapi Budget Terbatas? Ini 3 Alternatif Hair Styler Canggih Mulai 300 Ribuan! - Utama
Fashion & Kecantikan

Ingin Rambut ‘Badai’ ala Jisoo Tapi Budget Terbatas? Ini 3 Alternatif Hair Styler Canggih Mulai 300 Ribuan!

29/11/2025
Rahasia Kilau Rambut Jisoo Bukan Cuma Alat Mahal! 4 “Serum Ajaib” Wajib Punya untuk Lindungi Rambut dari Panas - Utama
Fashion & Kecantikan

Rahasia Kilau Rambut Jisoo Bukan Cuma Alat Mahal! 4 “Serum Ajaib” Wajib Punya untuk Lindungi Rambut dari Panas

29/11/2025
Aroma Kopi Pagi Anda, Tetap Hangat Sempurna Hingga Siang - Utama
Gaya Hidup

Aroma Kopi Pagi Anda, Tetap Hangat Sempurna Hingga Siang

06/12/2025
tips keselamatan saat gempa bumi
Alam dan Lingkungan Hidup

Tips Keselamatan Saat Gempa Bumi

23/12/2015

Gempa bumi tidak seperti kejadian alam lainnya yang masih bisa diprediksi jauh-jauh hari dengan lebih akurat.

Read moreDetails
  • beranda
  • kontak
  • layanan
  • beriklan
  • privasi
  • perihal

©2021 wartakita media

  • Login
No Result
View All Result
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • PEMBELAJARAN
    • HUKUM
    • NUSANTARA
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SEPAK BOLA
    • #CEKFAKTA
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • TEKNOLOGI
  • KONTAK
    • Mari Bermitra
    • Tentang Wartakita
    • Tim Redaksi
    • Kebijakan Privasi
    • TRAKTIR KOPI

©2021 wartakita media

wartakita.id menggunakan cookies tanpa mengorbankan privasi pengunjung.