Wartakita.id, MAKASSAR – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji merupakan salah satu rumah sakit tertua yang saat ini dikelolah oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Tak heran jika beberapa bangunan di rumah sakit yang beralamat di Jl Sam Ratulangi sudah berumur puluhan tahun.
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo melakukan inspeksi mendadak ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji, Makassar, Selasa (7/3). Peninjauan ini dilakukan untuk persiapan pembangunan yang akan dilakukan di rumah sakit milik pemprov ini.
SYL didampingi Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Rachmat Latief kelilling rumah sakit meninjau beberapa fasilitas yang ada. Mulai dari ruang perawatan, loket pelayanan, parkiran dan beberapa tempat lain.
Di beberapa titik yang dikunjungi sesekali Syahrul memberikan saran dan arahan kepada direktur RSUD Labuang Baji agar dilakukan perbaikan. Seperti penataan tempat parkir yang tidak teratur, serta akses masuk dan keluar rumah sakit yang semraut.
Usai melakukan peninjauan, Syahrul menjelaskan langkah pemprov untuk melakukan renovasi besar-besaran di RSUD Labuang Baji. Di mana pemprov akan membangun tiga unit tower untuk menggantikan beberapa bangunan yang ada.
“Hari ini (kemarin) saya coba lihat rumah sakit kita yang tertua, seperti apa kondisi dan sistem pelayanan yang ada. Rumah sakit ini walaupun banyak RS modern, tetap menjadi penampunan bagi masyarakat di kawasan selatan,” kata Syahrul.
Syahrul memastikan proses pembangunan akan dimulai tahun ini. Dengan melakukan pembongkaran gedung lama secara bertahap. Hanya saja terkait masalah anggaran, Syahrul belum bisa menjelaskan dengan rinci.
“Anggaran yang akan digunakan bersumber dari tiga, yaitu APBD, DAK dan obligasi daerah dari perbankkan. Biar rumah sakit ini betul betul memiliki standar internasional.
RS ini sudah terkenal, sayang gedungnya juga sudah tua,” jelasnya.
Terkait penambahan fasilitas, mantan bupati Gowa ini mengungkapkan juga akan dilengkapi. Terutama di bagian pelayanan medis, administrasi dan layanan penunjang lainnya.
Pelaksana tugas Direktur RSUD Labuang Baji, Mappatoba menambahkan pihaknya terus melakukan pembenahan. Selain masalah pelayanan, pembenahan ruangan dan gedung perhatian utama.

“Tingkat akupansi atau hunian kamar di rumah sakit ini mencapai 70 persen. Kita sudah memiliki master plan pembangunan rumah sakit ini, tinggal menunggu anggarannya,” tambahnya.
RSUD Labuang Baji Makassar didirikan pada tahun 1938 oleh Zending Gereja Genoformaf Surabaya, Malang dan Semarang sebagai rumah sakit Zending. RSUD Labuang Baji diresmikan pada tanggal 12 Juni 1938. Pada masa perang dunia ke II, rumah sakit ini digunakan oleh pemerintah Kotapraja Makassar untuk menampung penderita korban perang.
Pada tahun 1960, oleh Zending RSUD Labuang Baji diserahkan kepada pemerintah daerah tingkat I Sulawesi Selatan dan dikelola olehDinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dengan akreditasi rumah sakit tipe C. Terhitung mulai tanggal 16 januari 1996, melalui Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan No. 2 Tahun 1996, kelas rumah sakit ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas B. (Jen)