Sukabumi, Jawa Barat – Pada Minggu, 15 September 2024, pukul 16.54 WIB, gempa bumi berkekuatan Magnitudo (M) 5,3 mengguncang wilayah selatan Kabupaten Sukabumi. Getaran gempa ini juga dirasakan hingga Bandung, Cimahi, dan sekitarnya. Berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di laut dengan kedalaman 10 km, pada titik koordinat 7.81 Lintang Selatan dan 106.55 Bujur Timur, sekitar 91 km dari selatan Kabupaten Sukabumi. Meski kekuatannya cukup signifikan, BMKG menegaskan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Getaran Gempa Terasa di Berbagai Daerah
Beberapa daerah yang merasakan getaran cukup kuat antara lain Sukabumi, Cireungas, Ujung Genteng, dan Nagrak dengan intensitas Modified Mercalli Intensity (MMI) skala III. Di wilayah ini, getaran terasa cukup nyata, seolah-olah ada truk besar yang lewat. Sementara di wilayah Cimahi, Lembang, Banjaran, dan Kabupaten Bandung, gempa terasa lebih ringan dengan intensitas skala MMI II, di mana hanya beberapa orang yang merasakan getarannya, dan benda-benda ringan yang digantung terlihat bergoyang.
Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa ini merupakan gempa bumi menengah yang disebabkan oleh deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia. “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust),” jelas Daryono.
Tidak Ada Potensi Tsunami
Meski gempa terasa di beberapa wilayah, BMKG memastikan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami. “Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” tegas Daryono. Hingga pukul 17.20 WIB, BMKG juga belum mencatat adanya gempa susulan (aftershock).
Meski demikian, BMKG menghimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Masyarakat juga diingatkan untuk memeriksa kondisi bangunan tempat tinggal mereka, terutama memastikan tidak ada kerusakan yang membahayakan kestabilan bangunan. “Pastikan bangunan tempat tinggal Anda tahan gempa, atau setidaknya tidak ada kerusakan yang membahayakan sebelum kembali masuk ke rumah,” tambah Daryono.
Waspada di Daerah Rawan Gempa
Selain Sukabumi dan sekitarnya, wilayah selatan Jawa Barat memang dikenal sebagai salah satu daerah rawan gempa bumi. Hal ini disebabkan oleh aktivitas lempeng Indo-Australia yang bertumbukan dengan lempeng Eurasia di sepanjang selatan Pulau Jawa. Kondisi geologi ini membuat wilayah tersebut rentan terhadap gempa bumi tektonik, baik yang bersifat dangkal maupun menengah seperti yang terjadi pada 15 September 2024.
Meski gempa kali ini tidak menimbulkan kerusakan besar, masyarakat di daerah rawan gempa perlu tetap waspada dan mempersiapkan diri menghadapi potensi gempa di masa mendatang. Edukasi mengenai prosedur evakuasi, pemantauan kondisi bangunan, serta persiapan logistik darurat menjadi langkah penting dalam mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh gempa bumi.
Himbauan BMKG untuk Warga Sukabumi dan Sekitarnya
BMKG menghimbau masyarakat agar tidak mendekati bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Bagi warga yang tinggal di wilayah yang terdampak, pemeriksaan terhadap bangunan tempat tinggal menjadi prioritas utama sebelum kembali ke dalam rumah. Masyarakat juga diingatkan untuk selalu mengikuti informasi dari sumber resmi seperti BMKG dan menghindari penyebaran isu-isu yang tidak jelas kebenarannya.
Sebagai daerah yang sering dilanda gempa, Sukabumi dan sekitarnya perlu memperhatikan peringatan dini yang dikeluarkan oleh pihak berwenang, termasuk memantau pergerakan lempeng bumi yang bisa memicu gempa lebih besar di masa depan. Dengan pengetahuan dan kesiapsiagaan, diharapkan masyarakat dapat mengantisipasi dampak gempa bumi secara lebih efektif.