WASHINGTON D.C. – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuai kritik tajam setelah keputusannya memangkas tarif impor untuk produk-produk dari Swiss dilaporkan terjadi tak lama setelah ia menerima hadiah berupa jam tangan Rolex mewah dan batangan emas dari para pimpinan industri Swiss.
Insiden ini menimbulkan pertanyaan mengenai etika dan potensi konflik kepentingan dalam pengambilan kebijakan perdagangan luar negeri Amerika Serikat, sebagaimana dilaporkan oleh The Daily Beast.
Latar Belakang Negosiasi yang Tertunda
Sebelumnya, Presiden Swiss Karin Keller-Sutter telah berupaya membujuk Presiden Trump untuk mempertimbangkan kembali pendiriannya terkait bea masuk yang dikenakan pada produk-produk asal Swiss. Namun, upaya tersebut tampaknya tidak membuahkan hasil signifikan.
Sebuah panggilan telepon yang terjadi pada bulan Agustus antara Keller-Sutter dan Presiden Trump justru berujung pada penundaan negosiasi perdagangan antara kedua negara. Situasi ini menunjukkan adanya kebuntuan diplomatik yang cukup lama.
Kunjungan Miliarder Swiss dan Hadiah Mewah
Perubahan dalam dinamika hubungan perdagangan ini dilaporkan terjadi setelah sekelompok miliarder Swiss berkunjung ke Gedung Putih pada pekan lalu dengan membawa hadiah. Pada tanggal 4 November, tiga tokoh penting dari industri mewah Swiss terlihat bertemu dengan Presiden Trump di Gedung Putih.
Mereka adalah Jean Frédéric Dufour, CEO dari produsen jam tangan mewah Rolex; Johann Rupert dari perusahaan barang mewah Richemont; dan Marwan Shakarchi, perwakilan dari perusahaan penyulingan emas MKS. Pertemuan ini menarik perhatian publik dan media.
Konfirmasi dan Pernyataan Rolex
Setelah kunjungan para pimpinan industri Swiss tersebut, sebuah jam emas dan batangan emas secara misterius muncul di meja kerja Presiden Trump di Ruang Oval. Hodinkee, sebuah situs e-commerce yang fokus pada dunia jam tangan, kemudian menerima surat konfirmasi dari Jean Frédéric Dufour.
Dalam suratnya, Dufour, yang berusia 57 tahun, membenarkan bahwa jam tangan baru tersebut adalah hadiah dari Rolex. Ia menggambarkan hadiah-hadiah itu sebagai “salah satu dari beberapa isyarat simbolis penghargaan yang mencerminkan semangat persahabatan dan ikatan abadi antara kedua negara.” Pernyataan ini mencoba meredakan kontroversi dengan menonjolkan aspek hubungan bilateral.
Reaksi dan Implikasi
Meski demikian, laporan mengenai pemberian hadiah mewah yang diikuti dengan keputusan pengurangan tarif impor telah memicu gelombang kritik terhadap Presiden Trump. Para pengamat dan politisi menyerukan transparansi lebih lanjut dan mempertanyakan apakah keputusan kebijakan tersebut dipengaruhi oleh gratifikasi pribadi. Kontroversi ini menambah daftar panjang isu etika yang kerap menyertai masa kepemimpinan Donald Trump.
—
Artikel unik dan SEO friendly ini dibuat dengan Article Bank + AI kami yang canggih, untuk pembaca wartakita.id. Hubungi redaktur kami untuk artikel unik pada web/blog Anda atau info lebih lanjut.























