Bencana asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Indonesia, khususnya di Pulau Sumatera dan Kalimantan telah mengakibatkan tiga perempat wilayah Nusantara tertutup kabut asap, baik tipis hingga tebal. Saat ini hanya tujuh daerah yang tidak terkenda bencana kabut asap.
Hal itu disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam rilisnya yang diterima Radio Republik Indonesia, Minggu (25/10/2015).
“Berdasarkan pantauan satelit Himawari BMKG pada Minggu (25/10/2015) diketahui pada Pukul 08:30 WIB lebih dari tiga perempat wilayah Indonesia tertutup asap tipis hingga tebal,” ujarnya.
Dalam rilis itu disebutkan, hanya wilayah Jawa Tengah, DIY, sebagian Jawa Timur, Maluku Utara, NTT, Sulawesi Utara, dan bagian Utara Papua saja yang tidak tertutup asap. Selain itu, pasokan asap dari hotspot juga masih besar. Berdasarkan pantauan satelit Terra dan Aqua pada Minggu pagi ada 1.187 hotpsot. Kualitas udara (PM10) di wilayah Sumatera dan Kalimantan juga terpantau di level tidak sehat hingga bahaya.
“Pekanbaru 570 di level Berbahaya, Jambi 518 Berbahaya, Palembang 325 Sangat Tidak Sehat, Pontianak 169 Tidak Sehat, Banjarbaru 73 Sedang, Samarinda 147 Sedang, dan Palangkaraya 1.511 Berbahaya. Hampir dua bulan lamanya warga di Riau, Jambi dan Palangkaraya terkepung asap level Berbahaya,” jelas Sutopo.
Sedangkan untuk jarak pandang hari ini pukul 09.00 WIB tercatat di Padang 200 meter, Pekanbaru 1.000 meter, Jambi 900 meter, Palembang 200 meter, Pontianak 800 meter, Ketapang 200 meter, Palangkaraya 100 meter, dan Banjarmasin 400 meter.