Wartakita.id JAKARTA – Kurangnya pelatihan teknologi, pendanaan, dan kurikulum yang belum terintegrasi dengan teknologi merupakan tantangan terbesar yang dihadapi para guru se-Asia Pasifik berdasarkan survei perdana yang melibatkan hampir 200 tenaga pengajar dalam Microsoft Asia EduTech Survey 2016.
Survei ini dilakukan dalam acara Bett Asia Leadership Summit 2015, sebuah konferensi untuk para pendidik se-Asia yang memiliki terobosan teknologi dalam bidang edukasi. Sebanyak 53% guru menganggap kurangnya pelatihan merupakan tantangan utama untuk memaksimalkan teknologi. Diikuti dengan kurangnya pendanaan (51%) dan kurikulum yang belum terintegrasi dengan perkembangan teknologi (46%).
“Pelatihan dasar teknologi untuk guru-guru di Indonesia masih sangat minim, dan karenanya mereka sangat antusias terhadap setiap kesempatan untuk mengembangkan diri dalam bidang teknologi. Hal ini terlihat dalam pernyelenggaraan Partners in Learning yang diadakan di Makassar pada awal Februari 2016, dimana 400 guru berlomba-lomba untuk mendapatkan tempat dalam pelatihan yang hanya dibuka untuk 100 peserta,” ujar Andri Wahyu Pradhana, guru TIK SMPN 6 Ponorogo yang juga seorang Master Trainer dalam Partners in Learning Microsoft Indonesia.
Microsoft sangat mendukung optimalisasi penggunaan teknologi dalam pendidikan. Dukungan ini diberikan Microsoft dengan menyediakan pelatihan teknologi bagi para guru untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman mereka melalui program Partners in Learning.
“Dalam 5 tahun terakhir, Microsoft Indonesia telah membantu memberikan pelatihan kepada lebih dari 150,000 guru di Indonesia,” ujar Benny Kusuma, Education Lead Microsoft Indonesia. “Tahun ini pun Microsoft akan mengirimkan 5 guru Indonesia yang memiliki inovasi dalam bidang pendidikan untuk bertukar pikiran dan berbagi pengalaman dalam konferensi guru internasional Educator Exchange di Budapest, Hungaria,” tambahnya.
Di balik tantangan-tantangan yang bermunculan, kesadaran para guru untuk melakukan pendekatan secara menyeluruh antara teknologi dan pendidikan terus meningkat. Keduanya memegang peran penting untuk menyampaikan visi guru dalam proses belajar-mengajar di kelas dan komunikasi yang lebih baik dengan para murid. Melalui kesadaran ini, diharapkan sistem pembelajaran berbasis digital di Indonesia dapat semakin meningkat.