Wartakita, JAKARTA – Puncak peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) 2016 akan dilaksanakan di Kota Palu. Puncak acara yang bertepatan pada tanggal 20 Oktober 2016 akan dirangkaikan dengan beberapa agenda acara, diataranya Festival Budaya Baca, dan kegiatan lokakarya atau “Bengkel Literasi” yang mengundang komunitas literasi dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM).
Seperti yang dikutip dari laman kemdikbud.go.id, puncak peringatan HAI 2016 di Kota Palu, Sulawesi Tengah, akan dihadiri para kepala dinas pendidikan provinsi dan beberapa kepala dinas kabupaten terpilih, dan kepala unit pelaksana teknis (UPT) pusat Ditjen PAUD Dikmas. Selain itu sebagai bentuk pelibatan publik, puncak acara HAI 2016 juga akan dihadiri lembaga/organisasi mitra penyelenggara program keaksaraan, pegiat program pendidikan keaksaraan, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) berprestasi, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) kreatif, penerima penghargaan bidang PAUD dan Dikmas, serta warga belajar pascaprogram pendidikan keaksaraan dasar dan warga masyarakat lainnya.
“Pada puncak acara HAI tanggal 20 Oktober 2016 di Palu, kita akan merayakannya bersama seluruh pegiat dan juga para pimpinan daerah dan masyarakat. Ini kampanye nasional pemberantasan buta aksara di seluruh Indonesia,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD Dikmas) Kemendikbud, Harris Iskandar, beberapa waktu lalu di Jakarta.
Ia mengatakan, angka tuna aksara di Indonesia telah menurun secara signifikan. Pada tahun 2005, persentase penduduk tuna aksara di Indonesia masih di angka 9,55 persen, atau sekitar 14,89 juta orang. Namun, angka tersebut menurun pada tahun 2014 menjadi 3,7 persen atau sekitar 5,94 juta orang.
“Hari Aksara International ini untuk memberikan semangat kita lebih lanjut dalam pemberantasan buta aksara yang masih tersisa 3,7% di Indonesia. Mudah-mudahan dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) dalam lima tahun ini kita bisa dapat mengurangi secara signifikan buta aksara,” kata Harris.
Ia berharap, melalui gerakan penuntasan tuna aksara, seluruh komponen masyarakat dapat terlibat, dan bukan hanya pemerintah pusat atau pemerintah daerah. Seluruh komponen masyarakat yang bisa membaca dan terdidik dapat merasa terpanggil untuk menunaikan kewajiban moralnya bersama-sama dalam penuntasan tuna aksara.