Wartakita.id, MAKASSAR – Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Makassar, menggandeng awak Media dan kemitraan komunitas (suara mahasiswa) membahas informasi dan komunikasi publik.
Kegiatan ini berlangsung di Hotel Aston Makassar, Senin (13/6/2022). Menghadirkan dua narasumber yakni kepala Bappeda Makassar, Helmi Budiman dan Nosakros Arya, S. Sos., M. I. Kom (Akademisi Departemen Ilmu Komunikasi Fisip Unhas).
Kepala Bappeda Makassar, Helmi Budiman menjelaskan dari perspespektif pemerintahan. Dimana kata dia,
Pemerintah kota hadir dalam memperkenalkan Metaverse kepada masyarakat khususnya anak muda mahasiswa.
“Karena mereka nanti yang mengembang tugas di masa depan kita harapkan masyarakat dapat terus beradaptasi mengembangkan keilmuan dan pengetahuan untuk terus memberikan kalobrasi kepada masyarakat,” jelasnya.
Dikatakan, masyarakat itu bukan hanya mahasiswa tapi ada juga pekerja orang tua juga harus diperkenalkan tetapi yang cepat dalam beradaptasi adalah anak muda.
Apalagi berkaitan dengan teknologi anak muda harus diperkenalkan terlebih dahulu dengan adanya kegiatan ini nantinya memperkenalkan edukasi kepada orang lain.
“Harapannya di tahun 2023 begitu Makassar sudah siap aplikasi nya sudah bisa digunakan semua masyarakat,” harap dia.
Ditambahkan, mahasiswa nantinya yang akan memperkenalkan kepada masyarakat memberikan edukasi kepada masyarakat, mahasiswa membantu memberikan pemahaman,
Meskipun masih ada Sejumlah pihak yang menolak.
“Mahasiswa yang cepat beradaptasi tasi tentu harapkan menjadi edukator, masyarakat bawah yang lambat edukasi ini kita terus menggaungkan di rakorsus kemarin, seluruh SKPD memperkenalkan Metaverse,” pungkasnya.
Pada kesempatan ini, Nosakros Arya menyampaikan jika Metaverse adalah sesuatu yang akan di ikuti, dalam segi akademisi kembali ke literasi. Karena memang harus digiatkan dan merupakan tugas utama dari intitusi pendidikan.
“Ada namanya literasi digital bagaimana kemampuan manusia dalam kemampuan mengakses dan menganalisis konten, yang ada dalam ruang digital,” katanya.
Menurutnya, ini merupakan hal mutlak yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk menghasilkan era metaverse nantinya, supaya tidak hanya sekedar menggunakan tetapi bagaimana bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan di ruang digital.
“Sebagian besar masyarakat sudah punya handphone itu refrentasi bahwa mereka berinteraksi didunia digital,” jelasnya.
Akademisi Unhas itu berpandangan jika. Mereka masyarakat umum menggunakan teknologi tanpa ada bekal yang terima lebih dulu, ini adalah kerja keras nanti pendidikan bahwa bagaimana kemudian mencoba untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan literasi.
“Nah, ini harus diberi eduksi bagaimana fungsi perguran tinggi menjalankan fungsi penelitian dan pengabdian supaya nanti betul-betul di terapkan. Harus kerjasama dari berbagai pihak,” pungkaanya. (*)