Wartakita.ID, Jakarta – Ketika kerabat, keluarga, dan seluruh komponen bangsa ini sedang berduka dan memanjatkan do’a, untuk dua musibah beruntun dalam tiga puluh hari. Pertama gempa dan tsunami di Palu, Sigi dan Donggala, kemudian jatuhnya pesawat Boeing 737 Max Lion Air JT-610 di perairan Tanjung Karwang, para ‘buzzer‘ politik juga sibuk memanfaatkan keadaan.
Mereka seolah makin bersemangat menjadikan kabar duka sebagai alat menyerang lawan politik tanpa empati terhadap kerabat dan keluarga korban, memaksakan hubungan antara satu kejadian dengan agenda politik mereka
Di tempat terpisah, Nahdlatul Ulama menyatakan turut berbelasungkawa untuk para korban musibah pesawat Lion Air JT610 yang dilaporkan jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, pada Senin pagi, 29 Oktober 2018.
NU mengimbau masyarakat memercayakan sepenuhnya penanganan musibah itu, termasuk evakuasi para korban, kepada aparat. Begitu juga penyelidikan tentang penyebab kecelakaan nahas itu, sebaiknya dipercayakan kepada otoritas yang berwenang.
“Kita percayakan kepada otoritas yang ada untuk melakukan penyelidikan menyeluruh sebab-sebab jatuhnya pesawat,” kata Robikin Emhas, Ketua Pengurus Besar NU, melalui keterangan tertulisnya.
Robikin juga mewanti-wanti kepada masyarakat agar tidak mudah menyebarkan informasi yang belum dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sebab itu akan menjadi spekulasi atau rumor semata, malahan berpotensi menjadi kabar bohong atau hoax.
“Jangan pula jadikan musibah sebagai instrumen kampanye, baik pilpres (pemilu presiden) maupun pileg (pemilu legislatif),” ujarnya.