Jakarta — Letusan terakhir terjadi pada Minggu (24/4) pukul 20.20 WIB, tinggi kolom abu tercatat 3.000 meter di atas puncak. Erupsi 2 hari belakangan ini memunculkan kilauan lava yang terekam jelas dalam CCTV milik Badan Geologi.
“Minggu, 24 April 2022, pukul 20:20 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 3.000 m di atas puncak (± 3157 m di atas permukaan laut),” tulis laporan Badan Geologi.
Erupsi ini terekam dalam seismograf milik Badan Geologi, Kementerian ESDM dengan amplitudo maksimum 55 mm dan durasi 0 detik.
“Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah tenggara dan selatan. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 55 mm dan durasi 0 detik,” tulisnya.
Dwikorita mengingatkan aktivitas Gunung Anak Krakatau pernah menimbulkan tsunami. Karena itu, dia memastikan pihaknya bersama PVMBG, Badan Geologi, hingga BPBD setempat akan memantau kondisi gelombang air laut di sekitar Gunung Anak Krakatau.
“Untuk antisipasi potensi terjadi tsunami akibat aktivitas Gunung Anak Krakatau, BMKG bersama PVMBG-Badan Geologi di bawah Kementerian ESDM, terus memonitor perkembangan Gunung Anak Krakatau dan muka air laut di Selat Sunda,” ucapnya.
Lebih lanjut Dwikorita menjelaskan mengapa masyarakat diminta lebih mewaspadai potensi tsunami di malam hari. Sebab, sebut dia, peningkatan gelombang air laut lebih sulit terlihat di malam hari.
“Karena di malam hari sulit untuk bisa melihat secara visual adanya gelombang tinggi yang mendekati pantai. Kalau siang, cukup terlihat hal tersebut. Artinya, aktivitas masih bsa terus berjalan,” ujarnya.
“Jadi saya ulangi, dengan meningkatnya level Gunung Anak Krakatau dari level II menjadi level III, yang disampaikan PVMBG, Badan Geologi, maka masyarakat diminta waspada terhadap potensi gelombang tinggi atau tsunami, terutama di malam hari saat kita tak bisa lihat berbagai kemungkinan, dan tentu waspada sesuai informasi yang disampaikan BMKG,” sambungnya.
Dia juga berpesan agar masyarakat tak terpancing isu yang tak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Unduh Buku Siaga Bencana BNPB.
“Terakhir masyarakat diminta untuk tidak terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab, mohon pastikan info hanya bersumber dari PVMBG, Badan Geologi dan BMKG, serta BPBD setempat,” tuturnya.
Untuk diketahui, Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda naik status dari level II (waspada) menjadi level III (siaga). Erupsi Gunung Anak Krakatau terjadi terus menerus sejak awal April 2022.