Wartakita.id – Gempa bumi bermagnitudo 4,9 mengguncang Kabupaten Luwu Timur pada Minggu pagi, 21 Desember 2025. Kejadian ini menimbulkan getaran ringan di sekitar episentrum, memicu kewaspadaan warga di tengah musim hujan yang rentan bencana.
Getaran gempa yang terasa ringan di wilayah Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, pada Minggu pagi (21/12/2025) pukul 06:59 WITA, tak luput dari perhatian warga. BMKG mencatat pusat gempa berjarak 34 kilometer barat Bungku, dengan kedalaman hanya 10 kilometer. Meski tak dilaporkan kerusakan berarti, peristiwa ini kembali mengingatkan akan kerentanan wilayah Sulawesi Selatan terhadap aktivitas seismik.
Gempa Dangkal, Aktivitas Lempeng Jadi Biang Keladi
Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa dengan magnitudo 4,9 ini dikategorikan sebagai gempa bumi dangkal. Kedalamannya yang hanya 10 kilometer di bawah permukaan bumi mengindikasikan adanya pergerakan di lapisan kerak bumi.
Pusat gempa berada di koordinat 2.59° Lintang Selatan dan 121.67° Bujur Timur. Lokasi ini sangat strategis dalam peta geologi Indonesia, yang dikenal sebagai wilayah rawan gempa akibat pertemuan dan pergerakan lempeng-lempeng tektonik.
- Aktivitas lempeng tektonik Pasifik, Eurasia, dan Indo-Australia merupakan penyebab utama gempa di Indonesia.
- Gempa dangkal cenderung lebih terasa getarannya di permukaan karena energi yang dilepaskan tidak banyak teredam.
Kejadian ini juga menambah kekhawatiran publik, mengingat Sulawesi Selatan baru saja dilanda banjir dan longsor di beberapa wilayah, termasuk di Sumatra yang dampaknya turut dirasakan hingga ke Sulawesi. Situasi ini mempertegas pentingnya kesiapsiagaan bencana di segala lini.
Dampak Terasa Ringan, Namun Kewaspadaan Tetap Tinggi
Getaran gempa dilaporkan terasa ringan di area dekat episentrum. Di Bungku, yang memiliki populasi sekitar 25.500 jiwa, warga merasakan getaran lemah. BMKG melalui pemantauan satelit menegaskan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Meskipun tidak ada laporan kerusakan signifikan, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun waspada. Kewaspadaan ini sangat penting, terutama mengingat musim hujan yang kerap dibarengi dengan potensi bencana alam lain seperti banjir dan tanah longsor.
Berita gempa ini dengan cepat menjadi topik hangat di Sulawesi Selatan, menduduki peringkat teratas pembicaraan di media sosial. Warga saling berbagi pengalaman dan informasi, meningkatkan kesadaran kolektif tentang pentingnya mitigasi bencana.
Mengapa Gempa Luwu Timur Menjadi Sorotan?
- Risiko Bencana Alam Tinggi: Sulawesi Selatan, khususnya wilayah Luwu Timur, berada di zona rawan bencana alam, termasuk gempa, banjir, dan longsor.
- Konteks Musim Hujan: Terjadi di musim hujan yang sudah memunculkan bencana lain, sehingga kewaspadaan berlipat ganda.
- Peran Citizen Journalism: Warga aktif berbagi informasi dan pengalaman di media sosial, mendorong diskusi publik tentang kesiapsiagaan.
Pemerintah Provinsi menekankan pentingnya kesiapsiagaan bencana secara menyeluruh, termasuk penyediaan jalur evakuasi dan edukasi mitigasi. Berita ini menjadi pengingat pentingnya persiapan, terutama bagi daerah yang kerap dilanda bencana.
Tips Mitigasi Gempa untuk Warga Luwu Timur dan Sekitarnya
Menghadapi potensi gempa susulan atau bencana alam lainnya, berikut adalah langkah-langkah mitigasi yang bisa dilakukan:
- Siapkan Tas Siaga Bencana: Berisi dokumen penting, obat-obatan pribadi, senter, baterai, air minum, dan makanan ringan.
- Identifikasi Titik Aman: Ketahui tempat teraman di rumah Anda saat terjadi gempa, seperti di bawah meja atau dekat dinding struktural.
- Sosialisasikan kepada Keluarga: Pastikan seluruh anggota keluarga mengetahui cara berlindung saat gempa dan titik kumpul darurat di luar rumah.
- Periksa Kesiapan Bangunan: Jika memungkinkan, periksa kondisi bangunan Anda, pastikan kokoh dan aman dari risiko roboh.
- Ikuti Informasi BMKG: Pantau terus informasi resmi dari BMKG terkait aktivitas seismik dan peringatan dini.
Mengantisipasi kejadian serupa, Pemprov Sulawesi Selatan terus mendorong program kesiapsiagaan dan edukasi kebencanaan kepada masyarakat. Partisipasi aktif warga dalam berbagi informasi di media sosial juga menjadi salah satu pilar penting dalam membangun kesadaran kolektif akan pentingnya mitigasi bencana.
Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)
Apa yang harus dilakukan saat gempa bumi terjadi?
Saat gempa terjadi, segera berlindung di bawah meja atau perabot kokoh lainnya, menjauhi jendela dan benda yang bisa jatuh. Jika berada di luar ruangan, cari tempat terbuka yang jauh dari bangunan, pohon, atau tiang listrik.
Bagaimana cara mempersiapkan diri menghadapi gempa susulan?
Siapkan tas siaga bencana, identifikasi titik aman di rumah dan lingkungan sekitar, serta pastikan seluruh anggota keluarga memahami rencana darurat dan titik kumpul.
Apakah gempa di Luwu Timur berpotensi menyebabkan tsunami?
Berdasarkan analisis BMKG, gempa dengan magnitudo 4,9 dan kedalaman 10 km ini tidak berpotensi tsunami.
Siapa yang harus dihubungi jika terjadi keadaan darurat pasca-gempa?
Segera hubungi nomor darurat setempat seperti pemadam kebakaran, polisi, atau rumah sakit terdekat, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Bagaimana peran media sosial dalam penyebaran informasi gempa?
Media sosial berperan penting dalam menyebarkan informasi secara cepat dan luas, namun penting untuk memverifikasi informasi dari sumber resmi seperti BMKG sebelum mempercayainya.
Apa yang dimaksud dengan gempa dangkal?
Gempa dangkal adalah gempa yang pusatnya berada di kedalaman kurang dari 70 kilometer dari permukaan bumi. Gempa jenis ini cenderung memiliki dampak getaran yang lebih kuat di permukaan dibandingkan gempa dalam.























