Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan perjuangan seorang bidan mengantar pasien dari sebuah pulau dengan menumpangi perahu cepat menuju rumah sakit. Dalam video itu tampak perahu menerjang ombak di tengah cuaca buruk karena badai.
Dia merupakan bidan di Puskesmas Tupabbiring di Pulau Balang Lompo, Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel).Dewi Yanti bertugas sebagai honorer tenaga kesehatan di Puskesmas Liukang Tubbaring sejak 2011.
Selama 13 tahun mengabdi, Dewi mengaku selesai kuliah langsung masuk honor di kampung sendiri.
Bupati Pangkep Muhammad Yusran Lalogau memberikan penghargaan atas pengabdian Bidan Dewiyanti dan Arfawati dalam menjalankan tugasnya di Puskesmas Pulau Balang Lompo, Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkep.
Sebelumnya, video kedua pahlawan kesehatan itu viral di media sosial yang bertaruh nyawa menerjang ombak lautan saat mengantar pasien ibu hamil ke rumah sakit dengan mengendarai perahu kecil jenis jolloro.
“Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Pangkep mengapresiasi yang setinggi-tingginya kepada bidan Dewiyanti dan Arfawati yang bertugas di wilayah kepulauan. Di mana mereka rela pertaruhkan nyawanya untuk menolong ibu hamil,” ucap MYL pada saat menyerahkan penghargaan ke bidan tersebut, di Desa Bodie, Kecamatan Mandalle, Kabupaten Pangkep, Rabu (17/3).
Sementara itu, Dewiyanti mengatakan, dirinya tak pernah menyangka bahwa video yang dibuatnya itu viral di media sosial.
“Saya tidak pernah menyangka video yang saya bikin itu viral, pak. Memang saya biasanya edit dan bikin video di tiktok, pada saat itu ombak tidak terlalu besar, makanya saya bikin video, pak. Dan saya tidak pernah menyangka kalau video saya itu viral. Saya selalu bekerja dengan ikhlas, pak,” ungkap Dewiyanti.
Lanjut Dewiyanti menyampaikan ungkapan terima kasih kepada pemerintah daerah kabupaten Pangkep, atas apresiasi yang diberikan kepada dirinya sebagai bidan yang bertugas di wilayah kepulauan.
“Terima kasih bayak kepada pemerintah dan pak Bupati Pangkep H Muhammad Yusran Lalogau, dan terima kasih kepada teman-teman yang bikin video saya viral. Saya tidak pernah menyangka hal ini,” pungkasnya.
Dalam pemberian penghargaan dan uang tunai dari Bupati Pangkep, Bidan Dewiyanti dan Arfawati tampak didampingi Plt Kepala Dinas Kesehatan, dr Hj Nurliah Sanusi, Kepala Puskesmas Balang Lompo dr H Muhammad Ishaq.
Viralnya video pasien yang hendak melahirkan
Lihat postingan ini di Instagram
Dewi menerangkan, video viral tersebut direkammnya pada 16 April 2024. Saat itu, seorang ibu warga Pulau Balang Lompo hendak melahirkan namun tidak memungkinkan untuk menjalani persalinan di Puskesmas.
”Pasiennya HB (hemoglobin) rendah dan panggul sempit. Terlalu berisiko kalau harus melahirkan di puskesmas,” kata Dewi.
Saat mengantar ibu itu, Dewi bersama satu orang bidan lainnya serta 3 orang keluarga pasien serta pengemudi kapal.
“Awal berangkat memang cuaca sudah mulai mendung, jadi keluarga pasien minta untuk menggunakan kendaraan (perahu) pribadinya untuk ke Makassar,” Dewi menambahkan.
Tenaga kesehatan di Pulau Balang Lompo bertanggung jawab mendampingi pasien-pasien yang perlu dirujuk ke rumah sakit di kota yang memiliki fasilitas lebih lengkap. Waktu tempuh dari pulau itu ke Kota Makassar, kata Dewi, sekitar 1 jam 30 menit dengan menggunakan perahu kayu cepat, sejenis Jollorok.
Meski Pulau Balang Lompo secara administratif berada di Kabupaten Pangkep, namun jarak ke Kota Makassar lebih dekat. Karena itu, Dewi menjelaskan, petugas kesehatan lebih memilih merujuk pasien ke rumah sakit di Makassar agar pasien cepat ditangani.
Sebagai tenaga kesehatan, Dewi mengaku harus selalu siap menangani pasien, termasuk mengantar pasien ke rumah sakit tanpa mengenal waktu. Kekhawatiran kerap muncul dalam hatinya, apalagi jika cuaca sedang tidak mendukung.
Pemerintah, kata Dewi, memang telah menyediakan perahu cepat khusus untuk pelayanan kesehatan, namun ketika ombak sedang tinggi, perahu itu tidak aman untuk digunakan.
”Sering sekali mendampingi pasien, bahkan pernah tengah malam. Sisa pasrah kalau sudah tengah perjalanan tiba-tiba angin kencang,” ungkap Dewi.