Hari ini 71 tahun silam, 9 Agustus 1945 Amerika menjatuhkan bom atom kedua di kota Nagasaki Jepang, tidak kurang 75.000 orang menjadi korban. Tiga hari sebelumnya, pada tanggal 6 Agustus 1945 kota Hiroshima lebih dulu dibom atom. Lebih dari 70.000 korban jatuh.
Pemimpin angkatan perang Jepang, Kaisar Hirohito, mengambil keputusan demi menghindari rakyat Jepang dari kehancuran pada tanggal 14 Agustus 1945 Kaisar Hirohito memerintahkan untuk menghentikan perang dan mengakui kekalahan Jepang.
Berita tentang kekalahan tentara Jepang masih sangat dirahasiakan. Semua stasiun radio telah disegel oleh Pemerintah Jepang. Namun salah satu tokoh nasional, Sutan Syahrir telah mengetahui peristiwa tersebut.
Sutan Syahrir segera menemui Bung Hatta yang baru kembali dari Dalat (Saingon, Vietnam). Sutan Syahrir mendesak agar kemerdekaan Indonesia segera di proklamirkan. Bung Hatta beserta Sutan Syahrir menuju rumah kediaman Bung Karno di jalan Pegangsaan Timur no.56 jakarta. Sutan Syahrir kembali mendesak Bung Karno dan Bung Hatta agar segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Bung Karno dan Bung Hatta sepakat menolak mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia tanpa bertemu dan bermusyawarah terlebih dahulu dengan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) lainnya. Kemerdekaan Indonesia harus dicapai tanpa pertumpahan darah, dan saat itu kekuatan militer Jepang di Indonesia masih cukup kuat.