Wartakita.id, JAKARTA — Tragedi kemanusiaan akibat banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Pulau Sumatera terus memburuk. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam keterangan persnya, Rabu (3/12/2025) pukul 08:20 WIB, mengonfirmasi lonjakan jumlah korban jiwa yang kini mencapai 753 orang, naik 15% dari data sebelumnya.
Di tengah situasi yang semakin kritis, Komisi VIII DPR RI mendesak pemerintah pusat untuk segera meningkatkan status kejadian ini menjadi Bencana Nasional. Langkah ini dinilai krusial untuk membuka akses dana siap pakai APBN sebesar Rp1 triliun dan mempercepat mobilisasi sumber daya nasional, guna menghindari keterlambatan penanganan seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Peta Sebaran Korban dan Kerusakan
Data terbaru BNPB mengungkapkan bahwa Sumatera Utara menjadi wilayah dengan dampak terparah, mencatatkan 301 korban jiwa, terutama di kawasan Sibolga dan Tapanuli. Sementara itu, Sumatera Barat mencatat 225 korban meninggal (fokus di Agam dan Padang Panjang), dan Aceh mencatat 218 korban meninggal (terparah di Bener Meriah dan Pidie Jaya).
Selain angka kematian yang memilukan, data lapangan menunjukkan skala kerusakan masif:
650 orang masih dinyatakan hilang.
2.600 orang mengalami luka-luka.
1,1 juta jiwa terpaksa mengungsi di tenda darurat dan fasilitas umum.
3.600 rumah rusak berat, bahkan beberapa kampung di Pidie Jaya dilaporkan hilang tersapu air bah.
Infrastruktur vital lumpuh dengan 39% jembatan putus dan 42% fasilitas pendidikan rusak.
Desakan Politik dan Isu Integritas
Dalam rapat darurat yang digelar siang ini, Komisi VIII DPR RI menyoroti lambatnya respons struktural dan birokrasi yang menghambat distribusi logistik ke area terisolir. DPR juga menyinggung laporan media internasional yang menyoroti dugaan korupsi infrastruktur sebagai salah satu faktor yang memperparah dampak bencana.
“Kita tidak bisa membiarkan sejarah berulang seperti tahun 2023, di mana bantuan tersendat dan dana hilang. Penetapan status Bencana Nasional bukan sekadar label, ini adalah kunci pembuka pintu darurat APBN dan komando terpusat,” ujar salah satu pimpinan Komisi VIII dalam keterangannya.
Respons Lapangan dan Kisah Pilu
TNI dan Polri telah mengerahkan 500 personel gabungan untuk operasi SAR. Helikopter Polda Sumut juga terpantau mulai mendistribusikan 2.000 paket sembako ke wilayah Tapanuli Tengah dan Sibolga yang akses daratnya terputus total. Sementara itu, Panitia Natal Nasional turut bergerak menyalurkan bantuan ke titik-titik pengungsian di Sumbar dan Aceh.
Di tengah data statistik, kisah kemanusiaan menyeruak di media sosial. Sebuah video viral di platform X (sebelumnya Twitter) memperlihatkan seorang ayah di Sibolga yang menangis histeris mencari putrinya yang hilang selama tiga hari. Video tersebut memicu gelombang solidaritas warganet dengan tagar #PrayForSumatera yang kini memuncaki trending topic dengan lebih dari 100.000 unggahan, serta penggalangan dana online yang telah menembus angka Rp200 miliar.
Peringatan BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa curah hujan ekstrem (150-200 mm/hari) yang dipicu oleh fenomena La Nina lemah masih berpotensi terjadi hingga akhir Desember 2025. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan.
Rekomendasi Produk Siaga Bencana (Affiliate): Mengingat cuaca ekstrem yang masih mengancam, pastikan Anda memiliki perlengkapan darurat yang memadai di rumah.
Power bank surya portabel dengan kapasitas besar untuk penyimpanan energi darurat: Penting untuk menjaga alat komunikasi tetap aktif saat listrik padam.
ONEMED – Kotak P3K Mobil (Emergency Kit Lengkap): Berisi P3K, dan perlengkapan survival dasar.
(Catatan Editorial: Artikel ini mengandung tautan afiliasi untuk mendukung operasional WartaKita.id)























