Status Tanggap Darurat Gunung Lewotobi Berlaku 58 Hari, Pemerintah Terus Berkoordinasi
Flores – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menetapkan status tanggap darurat selama 58 hari ke depan menyusul erupsi besar Gunung Lewotobi di Flores Timur. Penjabat (Pj) Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto, menyampaikan bahwa penetapan ini dimulai sejak 4 November dan berlaku hingga 31 Desember 2024.
Status darurat ini memberikan landasan bagi kolaborasi pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten dalam menangani dampak bencana, dengan dukungan pendanaan dari APBN hingga APBD provinsi serta kabupaten.
“Jika diperlukan, status tanggap darurat ini bisa diperpanjang agar upaya penanganan berjalan maksimal,” kata Andriko dalam pertemuan pers di Kupang pada Senin (5/11/2024). Ia menjelaskan, penetapan ini memungkinkan koordinasi yang lebih terpadu, termasuk mobilisasi bantuan yang lebih cepat di lokasi terdampak.
Korban dan Kerusakan Akibat Erupsi
Menurut data terbaru yang diterima Andriko, tiga kecamatan terdampak paling parah adalah Kecamatan Wulanggitang, Ile Bura, dan Titehena. Desa-desa seperti Dulipali, Klatanlo, dan Hokeng Jaya mengalami kerusakan signifikan, dengan total 10 korban meninggal—4 laki-laki dan 6 perempuan—akibat reruntuhan bangunan rumah.
Selain itu, sekitar 53 warga mengalami luka-luka dan kini dirawat di Puskesmas Boru dan Lewolaga, sementara satu orang dirujuk ke RSUD Hendrikus Fernandez di Larantuka.
Imbauan Waspada untuk Warga Sekitar
Andriko mengimbau warga agar tidak beraktivitas dalam radius tujuh kilometer dari pusat erupsi demi menghindari bahaya lanjutan. Selain itu, warga yang berada di daerah rawan banjir lahar diminta waspada, terutama jika terjadi hujan deras yang bisa memicu aliran lahar dingin.
Ia juga menyarankan warga menggunakan masker untuk melindungi diri dari abu vulkanik yang bisa berdampak pada kesehatan pernapasan.
Sebagai bentuk dukungan tambahan, esok hari tim dari BNPB pusat, Kementerian Sosial, dan Kementerian Kesehatan akan datang ke lokasi untuk membantu penanganan bencana. “Mereka akan bersama-sama berkolaborasi di lapangan, mempercepat upaya pemulihan dan penanganan dampak dari erupsi,” ujar Andriko.
Hingga kini, status Gunung Lewotobi Laki-Laki masih berada di level IV atau Awas. Pemerintah terus memantau aktivitas vulkanik untuk memberikan informasi terbaru dan memastikan keselamatan masyarakat sekitar gunung.