Vietnam mengalami gelombang panas yang luar biasa pada bulan Mei 2023, dengan suhu tertinggi yang pernah tercatat di negara itu mencapai 44,1 derajat Celcius di provinsi Ha Tinh pada tanggal 9 Mei. Suhu ini melebihi rekor sebelumnya yang terjadi pada tahun 2019, yaitu 43,4 derajat Celcius di provinsi Ninh Thuan.
Gelombang panas ini tidak hanya melanda Vietnam, tetapi juga daerah-daerah lain di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Menurut Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), suhu di Thailand, Kamboja, Laos, Myanmar, India, Pakistan, dan Bangladesh juga mencapai tingkat yang sangat tinggi dan berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Penyebab utama gelombang panas ini adalah fenomena El Nino yang mempengaruhi pola cuaca di kawasan Pasifik. El Nino adalah kondisi anomali di mana suhu permukaan air laut di Pasifik Timur meningkat secara signifikan, sehingga mengubah arah angin dan tekanan udara. Akibatnya, curah hujan berkurang dan suhu udara meningkat di sebagian besar wilayah Asia.
Selain itu, faktor lain yang berkontribusi terhadap gelombang panas ini adalah perubahan iklim global yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca. Menurut laporan IPCC (Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim), suhu rata-rata global telah meningkat sekitar 1,1 derajat Celcius sejak era pra-industri. Hal ini menyebabkan frekuensi dan intensitas gelombang panas meningkat di seluruh dunia.
Prakiraan cuaca menunjukkan bahwa gelombang panas ini akan berlangsung hingga akhir bulan Mei atau awal Juni. WMO mengimbau masyarakat untuk mengambil tindakan pencegahan dan perlindungan diri dari dampak negatif gelombang panas, seperti dehidrasi, kelelahan panas, dan sengatan matahari. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah minum air yang cukup, menghindari aktivitas fisik di luar ruangan pada siang hari, memakai pakaian yang longgar dan berwarna terang, serta menggunakan tabir surya atau payung. (*)