Wartakita.id, BULUKUMBA – Ratusan lembar surat ditulis anak-anak dengan berbagai bahasa dan ungkapan. Ada yang bercerita tentang kondisi sekolah, menulis cita-cita, ungkapan kepedulian terhadap teman – temannya, ada yang meminta buku, ada juga yang bercerita tentang kondisi orang tuanya pada Gerakan #ayomenulis di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan dimulai sejak satu pekan terakhir, mengawali kegiatan di Kecamatan Kajang, Pulau Liukang Loe Kecamatan Bonto Bahari, Kahaya Kecamatan Kindang, dan hari ini (25/10) kegiatan diselenggarakan di Kecamatan Rilau Ale.
Syifa Aulia siswa kelas 4 SDN 90 Bulukumba, Sulawesi Selatan bersama ratusan anak mengikuti Gerakan #AyoMenulis yang diinisiasi oleh perusahaan alat tulis Indonesia, PT Standardpen Industries bersama para pegiat literasi Indonesia. Bertempat di SD 279 Talle Talle, Syifa menyampaikan harapannya agar Presiden RI Joko Widodo datang ke sekolahnya.
”Saya ingin Bapak Presiden datang melihat sekolah kami, melihat anak-anak yang kurang mampu juga untuk melihat anak-anak yang berprestasi,” demikian surat yang ditulis Syifa. Lain lagi surat yang ditulis oleh Dian Fadillah siswi kelas 5 SDN 279 Talle-Talle yang menyampaikan keinginannya agar Presiden Joko Widodo menghajikan neneknya.
“Saya ingin meminta tiket haji untuk nenek saya, karena saya ingin membahagiakan nenek saya dan orang tua saya.”
“Melalui surat ini saya sampaikan tentang keluarga saya yang tidak utuh atau tidak harmonis. Saya tidak memiliki Bapak, KK juga akta kelahiran. Saya butuh akta kelahiran dan kartu KIP karena orang tua saya tidak bisa membiayai semuanya. Saya juga ingin memiliki keluarga seperti Bapak yang harmonis,” tulis Fatin dalam suratnya.
Dengan adanya kegiatan belajar menulis surat ini, diharapkan anak-anak kembali giat menulis baik di sekolah maupun di rumah. Selain itu anak-anak diharapkan bisa bercerita tentang daerah atau tentang kearifan lokal setempat. “Ada banyak cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk memupuk semangat dalam pengenalan literasi pada anak. Dari ajakan membaca 15 menit, menulis 15 menit hingga gerakan #seninmenulis 15 menit di seluruh
sekolah,” kata Nury Sybli, pegiat literasi yang mengawal kegiatan Gerakan #AyoMenulis di seluruh Indonesia.
Dia menjelaskan, kegiatan menulis surat untuk Presiden RI ini diharapkan menjadi pengalaman yang bernilai dan menjadi tradisi bagi anak-anak dalam menulis tangan. “Akar dari pengetahuan itu Baca Tulis, jadi butuh kerjasama yang baik antara guru dan orang tua untuk mengenalkan literasi sejak dini,” papar Nury.
Nury mengaku prihatin melihat mentalitas anak-anak di Bulukumba yang masih terbiasa dengan mencontek atau menulis dengan kelebihan huruf G. “Masih banyak anak-anak yang menulis dengan salah. Mislanya, menyebut Presiden dengan Presideng (NG), kesehatan dengan kesehatang (NG). Ini tugas kita untuk mengenalkan bahasa Indonesia yang baik sekaligus kapan kita menggunakan bahasa daerah, ”paparnya.
Ingin Memberi Ikan ke Presiden Seperti surat Nira Sania, siswi kelas 3 SD Pulau Liukang Loe, Desa Bira, Kecamatan Bonto Bahari, dalam suratnya dia bercerita tentang Pulau Liukang yang banyak ikan. “Pulau Liukang itu pasirnya putih, banyak ikan, lobster, ikan kodo-kodo dan sunu. Saya ingin kasih Bapak Presiden ikan yang bermacam-macam karena Bapak saya nelayan yang mencari ikan. Tapi saya hanya makan lobster, tidak makan ikan, supaya ikannya dijual jadi uang untuk bayar sekolah saya,” tulis Nira.
Selain bercerita tentang keindahan Pulau Liukang, Nira juga menyampaikan harapannya agar Presiden Joko Widodo mengirimkan buku sekaligus berkunjung ke Liukang. “Saya ingin Pak Presiden Joko Widodo berkunjung membawakan buku cerita untuk kami semua.”
Ungkapan tulus dan jujur anak-anak yang mengikuti Gerakan #AyoMenulis ini diharapkan dapat membantu anak berani bertutur. “Kami percaya, dengan menulis, anak-anak akan terbiasa daya berfikirnya semakin kreatif,” Satu Juta Bolpoin untuk Anak Indonesia Bulukumba adalah kota pertama di Sulawesi Selatan yang dikunjungi Standardpen. Bulan sebelumnya (September) Standardpen mengunjungi anak-anak di Bima, Tambora, Sumbawa Nusa Tenggara Barat (NTB) dan bulan Agustus untuk anak-anak Flores NTT.
“Kami ingin anak-anak di timur Indonesia mendapat kesempatan menggunakan bolpoin dalam negeri melalui program Satu Juta Bolpoin untuk anak Indonesia. Ini bentuk kepedulian kami pada pendidikan di nusantara,” kata Shara Christanti, Public Relation Standardpen.
Kegiatan sosial ini sejatinya sudah berlangsung sejak 2015 dengan mengawali kegiatan di Indonesia Barat yakni Sinabung, Sumatera Barat, lalu ke Banten, Pulau Jawa, Lampung dan sekarang di bagian timur Indonesia.