Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai, penanganan terhadap korban bencana gempa Pidie Jaya, Aceh, sudah sangat baik, dan evakuasi korban sudah mencapai 99 persen. Penilaian ini disampaikan Presiden setelah menjenguk korban bencana gempa Pidie Jaya di Rumah Sakit dr. Zainoel Abidin di Banda Aceh, Kamis (8/12) malam.
Adapun korban bencana yang mendapatkan perawatan di RS dr. Zainoel Abidin berjumlah 23 orang yang sebagian besar mengalami patah tulang. “Ada 19 tapi tadi masuk lagi 4 orang, yang sudah ditangani operasi ada 8 orang,” kata Presiden.
Sejak Kamis (8/12) petang, Presiden Jokowi didampingi sejumlah menteri sudah berada di Aceh untuk memantau secara langsung penanganan terhadap korban bencana gempa Pidie Jaya, setelah sebelumnya berada di Bali untuk kunjungan kerja.
Pagi ini (9/12), Presiden direncanakan akan berkunjung ke Pidie Jaya, daerah yang paling parah terkena gampa bumi tektonik, Rabu (7/12) pagi, untuk melihat penanganan di lapangan termasuk bantuan-bantuan yang akan diberikan.
“Terutama untuk merekonstruksi kembali setelah nanti kita lihat lapangan seperti apa. Yang penting evakuasi penanganan korban di RS sudah ditangani dengan baik,” ucap Presiden.
Sebelumnya dalam rapat koordinasi penanganan bencana gempa bumi di Pidie Jaya dan sekitarnya, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki melaporkan tentang dampak gempa di Pidie Jaya dan sekitarnya. “Korban meninggal 102 tewas dan 1 hilang, 136 luka berat, 616 luka ringan, dan 10.029 mengungsi tersebar di 28 penampungan di tiga kabupaten,” ucap Presiden.
Bencana yang terjadi, lanjut Teten, memberikan dampak di tiga kabupaten yakni Pidie Jaya, Bireuen, dan Pidie. Di Pidie Jaya kerugian material sebanyak 105 unit ruko roboh, 12.560 unit rumah rusak ringan hingga berat, 49 unit masjid roboh, 1 RSUD Pidie rusak berat, beberapa ruas jalan rusak, dan tiang listrik roboh.
Sementara di Kabupaten Bireuen sebanyak 41 rumah rusak ringan hingga berat, satu masjid rusak berat, satu bangunan sekolah rusak, dan satu kilang padi rusak berat.
“Di Kabupaten Pidie sebanyak 40 rumah juga rusak berat,” kata Teten.
Gubernur Aceh sendiri telah menetapkan status tanggap darurat bencana selama 14 hari (7-20 Desember 2016) melalui surat Nomor 39/PER/2016. Masa tanggap darurat ini berlaku untuk tiga kabupaten yaitu Kabupaten Pidie Jaya, Pidie dan Bireuen. Penetapan tanggap darurat diperlukan untuk memudahkan penanganan darurat dan kemudahan akses.
Turut menyertai Presiden saat menjenguk korban di RS dr. Zainoel Abidin, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Plt Gubernur Aceh Soedarmo. (BPMI/ES)