Wartakita.id, Dari The Da Vinci Code sampai yang terbaru Inferno, novel-novel Dan Brown kental akan kode misteri dan agama Kristen. The Da Vinci Code terang-terangan membahas perjamuan terakhir dan pencarian cawan suci, sementara Angels & Demons menampilkan keuskupan.
Meski begitu, Brown rupanya sosok yang peduli pada toleransi beragama. Melalui akun Facebook resminya sang penulis menyampaikan dukungan kepada umat Muslim yang menyambut bulan Ramadan. Di Indonesia, puasa dimulai hari ini, Senin (6/6).
“Bulan Ramadan dimulai malam ini ketika matahari terbenam,” demikian Brown menulis, Minggu (5/6). Ia melanjutkan, “Itu adalah perayaan ketika Muhammad menerima wahyu Tuhan pertama, dan itu ditandai dengan berpuasa sepanjang hari, salat, dan refleksi diri. Itu sekaligus merupakan ibadah massa terbesar dalam sejarah manusia.”
Brown pun menutup unggahannya yang disertai sebuah foto deretan hiasan kertas berbentuk segitiga di sebuah gang kecil dengan, “Selamat Ramadan untuk semua yang merayakan.” Unggahan Brown langsung diberi reaksi oleh lebih dari tujuh ribu orang dan dibagikan oleh lebih dari 870 penggemarnya.
Salah satu komentar yang menarik dari sekitar 344 yang ada menyebut, “Melihat unggahan semacam ini mengindikasikan bahwa Dan Brown mungkin sebenarnya seorang Muslim yang tersembunyi?” Komentar itu dibalas dengan perdebatan tapi berujung pada kesepakatan bahwa Brown seorang toleran.
Akun lain mengapresiasi unggahan Brown, “Sangat indah membaca sesuatu dari seseorang yang beragama lain tapi menunjukkan penerimaan yang begitu besar, dan berusaha memahami apa yang kami lakukan dan mengapa kami melakukannya.”
Ini bukan kali pertama Brown ikut menyambut Ramadan. Tahun lalu ia juga menulis unggahan di Facebook untuk memberi dukungan kepada umat Muslim yang menunaikan ibadah puasa.
Brown dilahirkan dari orang tua yang sama-sama melayani gereja. Ia dibesarkan sebagai penganut Episcopal, bagian dari Komuni Anglica yang berbasis di AS. Namun di masa kecil, Brown lebih tertarik memainkan puzzle, mengungkap rahasia, dan mengerjakan teka-teki silang ketimbang harus beragama.
Kecintaannya pada teka-teki tak lepas dari pengaruh ayahnya yang seorang guru Matematika. Sang ayah sering menghadiahi Brown dan saudara-saudaranya dengan peta pencarian harta karun saat ulang tahun.
Tapi baru pada 1993 penulis berusia 51 tahun itu terinspirasi membuat novel misteri. Itu diawali dari liburannya ke Tahiti, saat ia membaca novel Sidney Sheldon yang berjudul The Doomsday Conspiracy. Ia kemudian mulai menulis Digital Fortress, tapi namanya baru melambung setelah The Da Vinci Code (2003).
Tema sejarah dan agama Kristen yang dipilihnya, sempat menimbulkan kontroversi. Tapi Brown menegaskan, ia bukan anti-Kristen. Ia hanya “penempuh perjalanan spiritual yang konstan.” The Da Vinci Code yang memicu perdebatan, disebutnya sebagai cerita menyenangkan untuk instrospeksi dan mengeksplorasi yang selama ini diimani.
Novel-novel Brown laris, telah diterjemahkan ke dalam 52 bahasa dan terjual lebih dari 200 juta eksemplar. Novelnya Inferno yang dirilis 2013, akan segera difilmkan. Film itu masih dibintangi Tom Hanks sebagai Robert Langdon.