Jumat, 26 Desember 2025
  • beranda
  • kontak
  • layanan
  • beriklan
  • privasi
  • perihal
WartakitaID
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • PEMBELAJARAN
    • HUKUM
    • NUSANTARA
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SEPAK BOLA
    • #CEKFAKTA
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • TEKNOLOGI
  • KONTAK
    • Mari Bermitra
    • Tentang Wartakita
    • Tim Redaksi
    • Kebijakan Privasi
    • TRAKTIR KOPI
No Result
View All Result
WartakitaID
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • PEMBELAJARAN
    • HUKUM
    • NUSANTARA
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SEPAK BOLA
    • #CEKFAKTA
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • TEKNOLOGI
  • KONTAK
    • Mari Bermitra
    • Tentang Wartakita
    • Tim Redaksi
    • Kebijakan Privasi
    • TRAKTIR KOPI
No Result
View All Result
WartakitaID
No Result
View All Result
Home Berita Terkini

Memahami “Pasal Karet” UU ITE Terbaru dan Batas Kebebasan Berpendapat di Era Digital

by Redaktur
25/12/2025
in Berita Terkini, Hukum & Keadilan
Reading Time: 6 mins read
A A
Memahami “Pasal Karet” UU ITE Terbaru dan Batas Kebebasan Berpendapat di Era Digital - Utama

WARTAKITA.ID — Di era digital, jempolmu adalah harimaumu. Pepatah lama ini menemukan relevansi brutalnya dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Kasus yang menimpa Laras Faizati—yang dituntut penjara karena Instagram Story—hanyalah satu dari ribuan contoh bagaimana ketidaktahuan akan batasan hukum digital bisa berujung di balik jeruji besi.

Namun, benarkah kita tidak boleh mengkritik? Di mana batas antara kebebasan berpendapat dan tindak pidana?

Artikel ini akan membedah secara mendalam perubahan terbaru dalam UU Nomor 1 Tahun 2024 (Perubahan Kedua atas UU ITE), mengidentifikasi pasal-pasal yang masih dianggap “karet”, dan memberikan panduan agar Anda tetap aman bersuara.

Evolusi Hukum: Dari 2008 hingga Revisi 2024

Sejak disahkan pada 2008, UU ITE telah mengalami dua kali revisi (2016 dan 2024) untuk menjawab kritik publik. Revisi terbaru melalui UU No. 1 Tahun 2024 membawa angin segar sekaligus tantangan baru.

Poin krusial dalam revisi 2024 adalah upaya memperjelas tafsir pasal-pasal bermasalah agar tidak sembarangan dipakai untuk membungkam kritik. Namun, bagi banyak pakar hukum, potensi over-kriminalisasi masih mengintai jika masyarakat tidak jeli memahami frasa demi frasa dalam undang-undang ini.

Bedah Anatomi “Pasal Karet” Terbaru

Memahami "Pasal Karet" UU ITE Terbaru dan Batas Kebebasan Berpendapat di Era Digital - ilustrasi 1

Istilah “Pasal Karet” merujuk pada pasal yang penafsirannya lentur dan subjektif. Berikut adalah tiga pasal utama dalam UU ITE terbaru yang wajib Anda waspadai:

1. Pasal 27A: Wajah Baru Pencemaran Nama Baik

Pasal ini menggantikan Pasal 27 ayat (3) yang legendaris. Jika dulu bunyinya sekadar “muatan penghinaan”, kini rumuannya lebih spesifik mengadopsi Pasal 310 KUHP.

Bunyi Pasal 27A:

“Setiap Orang dengan sengaja menyerang kehormatan atau nama baik orang lain dengan cara menuduhkan suatu hal, dengan maksud supaya hal tersebut diketahui umum dalam bentuk Informasi Elektronik…”

Apa yang Berubah?

  • Delik Aduan Absolut: Pasal ini tidak bisa diproses tanpa laporan langsung dari korban. Polisi tidak bisa menangkap Anda hanya karena viral, kecuali korban (individu) melapor.
  • Pengecualian: Tidak pidana jika dilakukan untuk kepentingan umum atau membela diri.

2. Pasal 28 ayat (2): Ranjau Ujaran Kebencian

Ini adalah pasal yang paling sering menjerat aktivis atau komentator politik.

Inti Pasal: Melarang penyebaran informasi yang menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu/kelompok masyarakat tertentu berdasarkan SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan).

Dalam revisi terbaru, definisi “antargolongan” dipersempit, namun interpretasi aparat di lapangan sering kali masih luas. Kritik keras terhadap kebijakan pemerintah seharusnya tidak masuk kategori ini, namun narasi yang memprovokasi kemarahan massa bisa menjadi celah masuk.

3. Pasal 29: Ancaman Kekerasan

Pasal ini kini lebih fokus pada ancaman kekerasan yang ditujukan secara pribadi.

Contoh Kasus: Mengirim Direct Message (DM) berisi ancaman “Awas kau, kutunggu di depan rumah!” kini memiliki landasan hukum yang lebih tegas untuk dipidana.

Garis Tipis: Kritik vs. Penghinaan

Memahami "Pasal Karet" UU ITE Terbaru dan Batas Kebebasan Berpendapat di Era Digital - ilustrasi 2

Di sinilah kebingungan sering terjadi. Bagaimana cara mengkritik pejabat atau institusi tanpa diciduk?

Pedoman utamanya adalah SKB 3 Menteri (Surat Keputusan Bersama Menkominfo, Jaksa Agung, Kapolri) yang menjadi panduan interpretasi. Meski UU telah direvisi, prinsip SKB ini masih relevan sebagai acuan penegakan hukum.

  • Kritik: Adalah penyampaian pendapat, ketidaksetujuan, atau penilaian terhadap kebijakan/kinerja. Kritik berbasis fakta dan data tidak dapat dipidana. Contoh Aman: “Kinerja Dinas X sangat lambat, data menunjukkan serapan anggaran 0%.”
  • Penghinaan: Adalah serangan terhadap fisik, cacat tubuh, atau hal pribadi yang tidak relevan dengan kinerja, seringkali menggunakan kata kasar. Contoh Bahaya: “Kepala Dinas X itu bodoh dan mukanya seperti [nama hewan].”

Baca Juga:

  • Kasus Laras Faizati: Pelajaran Mahal dari Sebuah Instagram Story
  • Daftar Pejabat Publik yang Anti-Kritik: Sebuah Analisis Data

Tips Aman Berpendapat (Survival Guide Netizen)

Agar tetap kritis namun tidak krisis hukum, terapkan prinsip berikut:

  1. Serang Argumennya, Bukan Orangnya (Ad Hominem): Fokus pada substansi kebijakan, bukan fisik atau privasi pejabat.
  2. Verifikasi Sebelum Repost: Menyebarkan hoaks yang memicu kerusuhan (Pasal 28 ayat 3) ancamannya 6 tahun penjara.
  3. Gunakan Kata “Dugaan” atau “Menurut Pendapat Saya”: Ini mempertegas bahwa pernyataan Anda adalah opini subjektif, bukan klaim fakta mutlak.
  4. Pahami Konteks “Kepentingan Umum”: Jika Anda memviralkan kasus penipuan untuk memperingatkan orang lain, Anda memiliki payung hukum pembelaan diri di Pasal 27A.

Kesimpulan: Cerdas Hukum, Lantang Bersuara

Revisi UU ITE 2024 memang memperbaiki beberapa cacat logika di masa lalu, seperti penegasan delik aduan. Namun, “karet” itu belum sepenuhnya hilang. Sebagai warga negara digital, literasi hukum adalah tameng terbaik kita. Jangan takut bersuara, tapi pastikan suara itu berlandaskan data, bukan sekadar emosi.

(Disclaimer: Artikel ini bertujuan untuk edukasi dan tidak menggantikan nasihat hukum profesional. Jika Anda menghadapi masalah hukum, segera hubungi pengacara atau LBH terdekat.)

BACA JUGA:

“Pejabat Anti-Kritik” dalam Data: Membedah Garis Batas Antara Masukan, Hinaan, dan Ancaman Pidana

Kasus “Story” Bakar Mabes Polri: Laras Faizati Dituntut 1 Tahun Penjara

Tags: Batasan Kebebasan BerpendapatDelik Aduan AbsolutDemo Agustus 2025Pasal 161 KUHPPasal 27APasal Karet UU ITEPencemaran Nama BaikPenghasutan MedsosSKB 3 MenteriUjaran KebencianUU ITEUU ITE Terbaru 2024
Share6Tweet4Send
Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger

ARTIKEL TERKAIT

Memahami “Pasal Karet” UU ITE Terbaru dan Batas Kebebasan Berpendapat di Era Digital - Utama

“Pejabat Anti-Kritik” dalam Data: Membedah Garis Batas Antara Masukan, Hinaan, dan Ancaman Pidana

25/12/2025
Kasus “Story” Bakar Mabes Polri: Laras Faizati Dituntut 1 Tahun Penjara - Utama

Kasus “Story” Bakar Mabes Polri: Laras Faizati Dituntut 1 Tahun Penjara

25/12/2025
Surat Tanah Tak Berlaku 2026: Kenali Jenis yang Wajib Diurus - Utama

Surat Tanah Tak Berlaku 2026: Kenali Jenis yang Wajib Diurus

25/12/2025
RUU Perampasan Aset 2025: Masuk Prolegnas (Lagi), Taktik “Buying Time” atau Harapan Palsu? - Utama

RUU Perampasan Aset 2025: Masuk Prolegnas (Lagi), Taktik “Buying Time” atau Harapan Palsu?

25/12/2025
Tagar yang Mengguncang Istana: Evolusi Oposisi Digital Sepanjang 2025 - Utama

Tagar yang Mengguncang Istana: Evolusi Oposisi Digital Sepanjang 2025

25/12/2025
Bangkitnya “Raja-Raja Kecil” Baru: Wajah Pemerintahan Daerah Pasca-Pilkada Serentak - Utama

Bangkitnya “Raja-Raja Kecil” Baru: Wajah Pemerintahan Daerah Pasca-Pilkada Serentak

25/12/2025
UU Transformasi Digital 2025 Disahkan: Kedaulatan Data atau Ancaman Privasi? - Utama

UU Transformasi Digital 2025 Disahkan: Kedaulatan Data atau Ancaman Privasi?

25/12/2025
Natuna Memanas Lagi di 2025: Ujian Nyali Diplomasi “Bebas Aktif” Indonesia - Utama

Natuna Memanas Lagi di 2025: Ujian Nyali Diplomasi “Bebas Aktif” Indonesia

25/12/2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

I agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.

TERPOPULER-SEPEKAN

  • BMKG Pantau Bibit Siklon 93S di Selatan Indonesia, Potensi Menguat Menjadi Badai Kategori 1 - Utama

    BMKG Pantau Bibit Siklon 93S di Selatan Indonesia, Potensi Menguat Menjadi Badai Kategori 1

    44 shares
    Share 18 Tweet 11
  • 10 Model Rambut Pria yang Cocok Untuk Menutupi Pipi Chubby 💈✂️

    3761 shares
    Share 1504 Tweet 940
  • UPDATE Banjir Bandang dan Longsor Sumatra: 995 Tewas, 226 Hilang Saat Evakuasi Berlanjut

    95 shares
    Share 38 Tweet 24
  • Gratis Tarik Tunai GoPay & Galaxy A17: Inovasi Digital Heboh

    25 shares
    Share 10 Tweet 6
  • Bangkitnya “Raja-Raja Kecil” Baru: Wajah Pemerintahan Daerah Pasca-Pilkada Serentak

    24 shares
    Share 10 Tweet 6
  • BMKG: 2026 Kering, Hujan Menipis, La Nina Melemah

    24 shares
    Share 10 Tweet 6
  • Tragedi Bus Jateng: 16 Tewas, Misteri Dibalik Musibah Akhir Tahun

    24 shares
    Share 10 Tweet 6
  • “Serakahnomics” dan Preman Bayaran: Prabowo Sindir Sepinya Influencer di Medan Perang Hutan

    23 shares
    Share 9 Tweet 6
  • BMKG: Ancaman Hujan Lebat & Angin Kencang 24-25 Des 2025

    23 shares
    Share 9 Tweet 6
  • AI Gusur Ribuan Pekerja: 55.000 PHK di Teknologi AS 2025

    23 shares
    Share 9 Tweet 6
Unduh Buku Saku “SIAGA BENCANA” dari BNPB - Utama

Unduh Buku Saku “SIAGA BENCANA” dari BNPB

02/11/2023

Buku saku siaga bencana ini tidak menjamin keselamatan Anda. Namun, memberikan pedoman secara umum untuk kesiapsiagaan.

Read moreDetails

WARTAKITA

Jeda di Tengah Badai: Tiga Kompas Batin untuk Mengarungi Gelombang Hidup - Utama
Gaya Hidup

Jeda di Tengah Badai: Tiga Kompas Batin untuk Mengarungi Gelombang Hidup

20/11/2025
Tren Hijab 2025-2026: 25+ Gaya Fashion Muslim Kekinian - Utama
Fashion & Kecantikan

Tren Hijab 2025-2026: 25+ Gaya Fashion Muslim Kekinian

14/11/2025
Rambut Rontok Parah? Kenali Penyebab dan Solusi Alami - Utama
Gaya Hidup

Rambut Rontok Parah? Kenali Penyebab dan Solusi Alami

24/11/2025
Seni Merawat Vespa Matic: Bebaskan Gredek, Nikmati Perjalanan Halus - Utama
Otomotif

Seni Merawat Vespa Matic: Bebaskan Gredek, Nikmati Perjalanan Halus

06/12/2025
Modifikasi Vespa Matic: 10 Aksesoris ‘Proper’ Budget Pelajar-Sultan - Utama
Otomotif

Modifikasi Vespa Matic: 10 Aksesoris ‘Proper’ Budget Pelajar-Sultan

04/12/2025
Smoothing vs Rebonding vs Keratin: Mana yang Terbaik untuk Rambutmu? - Utama
Fashion & Kecantikan

Smoothing vs Rebonding vs Keratin: Mana yang Terbaik untuk Rambutmu?

16/11/2025
Jisoo BLACKPINK dan Dyson: Rahasia Rambut Sehat Berkilau - Utama
Gadget

Jisoo BLACKPINK dan Dyson: Rahasia Rambut Sehat Berkilau

21/11/2025
Cara agar Hidup Anak Kost Lebih Tenang di Dapur dan Rumah - Utama
Gaya Hidup

Cara agar Hidup Anak Kost Lebih Tenang di Dapur dan Rumah

22/11/2025
Ingin Dihormati di Kantor? Ini 4 “Power Scent” Pria & Wanita yang Bikin Aura Anda Seperti CEO - Utama
Fashion & Kecantikan

Ingin Dihormati di Kantor? Ini 4 “Power Scent” Pria & Wanita yang Bikin Aura Anda Seperti CEO

29/11/2025
img 1764471350 26f1c112a772ad44.jpg
Fashion & Kecantikan

Azzaro The Most Wanted: Parfum Pria yang Memikat dengan Aroma Melenakan

14/12/2025
Ingin Rambut ‘Badai’ ala Jisoo Tapi Budget Terbatas? Ini 3 Alternatif Hair Styler Canggih Mulai 300 Ribuan! - Utama
Fashion & Kecantikan

Ingin Rambut ‘Badai’ ala Jisoo Tapi Budget Terbatas? Ini 3 Alternatif Hair Styler Canggih Mulai 300 Ribuan!

29/11/2025
skincare kulit kering 2 e1766181785188.jpg
Fashion & Kecantikan

7 Jurus Pilih Pelembap Bikin Glowing Sehat

20/12/2025
tips keselamatan saat gempa bumi
Alam dan Lingkungan Hidup

Tips Keselamatan Saat Gempa Bumi

23/12/2015

Gempa bumi tidak seperti kejadian alam lainnya yang masih bisa diprediksi jauh-jauh hari dengan lebih akurat.

Read moreDetails
  • beranda
  • kontak
  • layanan
  • beriklan
  • privasi
  • perihal

©2021 wartakita media

  • Login
No Result
View All Result
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • PEMBELAJARAN
    • HUKUM
    • NUSANTARA
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SEPAK BOLA
    • #CEKFAKTA
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • TEKNOLOGI
  • KONTAK
    • Mari Bermitra
    • Tentang Wartakita
    • Tim Redaksi
    • Kebijakan Privasi
    • TRAKTIR KOPI

©2021 wartakita media

wartakita.id menggunakan cookies tanpa mengorbankan privasi pengunjung.