Wartakita.id, BANDUNG – Tim Cabang Olahraga Sepakbola Sulawesi Selatan gagal meraih medali emas di partai final. Tim tersebut dikalahkan oleh tuan rumah Jawa Barat (Jabar) dengan Skor 4-5 lewat adu Penalti di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Rabu (28/9/16).
Diketahui, pada saat adegan penalti terdapat cahaya laser menyenter mata penendang keempat dan kelima dari Sulsel. Sehingga tim kebanggaan Sulsel gagal meraih Medali Emas di tanah legenda.
Padahal kans Sulsel terbuka lebar, karena penjaga gawang Sulsel, Syaiful yang juga merupakan penjaga gawang utama PSM Makassar berhasil menepis tendangan pemain Jawa Barat.
Pelatih Tim sepakbola Sulsel, Syamsuddin Umar menyebut pertandingan sudah selesai, ini adalah olahraga resmi yang diselenggarakan oleh Negara, dan di laksanakan untuk mencari bibit, serta membangun sepakbola untuk kedepan lebih bagus, jelasnya.
Menurutnya, pertandingan 2X45 menit berjalan dengan baik di tamba lagi perpanjangan waktu 2X15, kedua tim memberikan penanpilan yang terbaiknya sehingga ribuan penontong dan pendung di buat tengan, namun tetapi insiden pada saat adu tos-tossan (penalti) tidak terpuji dengan adanya laser yang tertuju kepada mata kedua penendang penentu kami,
“Dengan kejadian itu puluhan sms masuk ke HP saya, bahwa penendang keempat dan kelima terlihat ada laser. Buktinya jangan ada seperti ini lagi. Seusai pertandingan, kapten Sulsel tidak mau tanda tangani pertandingan itu. Lagi – lagi sportivitas harus dijunjung tinggi, dan PON Papua nanti jangan ada lagi kejadian seperti ini,” katanya.
Syamsuddin Umar menambahkan, tim Sepakbola Sulsel memang kalah. Namun ia melihat tuan rumah menghalalkan segala cara untuk mengalakan Sulsel termasuk dengan menggunakan laser,
“Boleh menang tapi jangan main curang, saya hormat Jabar juara. Akan tetapi gaya seperti tidak baik, jangan ada pakai laser, ini mengganggu betul, dan kenyatana di televisi ada laser,” tegasnya.
Selain itu, ada lagi beberapa bukti yang ia pegang dan tidak boleh terjadi pada pertandingan resmi ini.
“Seharus ajang seperti PON yang membangun dan mendidik untuk melahirkan atlet hebat, kalau menang dengan cara cara seperti ini adalah banci, jangan ada lagi,”kesalnya.
Terpisah, Pelatih Jawa Barat, Lukas Tumbuan mengatakan bahwa jelas ini perjuangan anak-anak (pemain) bukan dirinya. Sehingga ia bangga pada pemainnya yang terlihat tampil lepas tanpa terbebani.
“Mentalnya luar biasa. Itu saja dan militan. Sementara, saya sulit ngomong pada perpanjangan waktu, betapa permainan kita dihambat oleh keputusan yang engga jelas,” akunya
Menurutnya Tim Jawa Barat berterima kasih pada yang kuasa dengan bisa mengalahkan lawan (Sulsel).namun tapi pada pertandingan yang sangat menguras tenaga ini, dirinya merasa di kerjain di lapangan, kesalnya.
“Tuhan tahu mana yang benar. Kita susah setengah mati bekerja, tapi
saya curiga sama mereka. Karena banyak menambah pemain. Penjaga gawang bukan seperti itu. Coba nanti saya cek dulu seperti apa. Karena awalnya 17, sekarang 20 pemain,” sebutnya.