Erupsi pagi tadi merupakan ketiga kalinya dalam sehari. Erupsi Gunung Ruang terjadi pukul 08.35 Wita, berdasarkan informasi dari PVMBG menyebutkan terjadi dengan tinggi kolom abu teramati kira-kira 5.000 m di atas puncak (± 5725 m di atas permukaan laut).
“Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah timur dan selatan. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung,” tulis laporan dari PVMBG.
Dampak letusan tersebut, Bandara Internasional Sam Ratulangi kembali ditutup sementara.
Sementara, info yang diterima dari warganet Tagulandang, ada bangunan yang terbakar saat erupsi terjadi. Salah satunya adnaya bangunan Rumah Dinas Guru SMP Negeri 1 Tagulandang. Bangunan itu terbakar habis.
Belum dikonfirmasi penyebab dari kebakaran bangunan tersebut. Isu berkembang, jika kebakaran rumah disebabkan lava pijar. Namun, ada juga yang menyebutkan jika bangunan itu terbakar karena korsleting listrik, di mana saat terjadi erupsi, listrik memang tidak stabil.
Anggota Pos Pengamatan Gunung Api Ruang di Desa Tulusan, Julius Rampolii, mengatakan jika saat ini rekomendasi larangan aktivitas di 6 kilometer kembali dilakukan. Selain itu, masyarakat di Pulau Tagulandang, khususnya yang bermukim di dekat pantai, agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar dan luruhan awan panas (surge).
Selain itu, warga juga diminta waspada potensi tsunami akibat material erupsi yang masuk ke laut/runtuhnya tubuh gunung api ke dalam laut. Warga juga terus diimbau agar selalu menggunakan masker untuk menghindari paparan abu vulkanik.
“Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Ruang, Desa Tulusan, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung,” bunyi laporan PVMBG.