Aktivitas Gunung Ibu Meningkat, Radius Bahaya Erupsi Kini Diperluas
Peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara, memaksa Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperluas zona bahaya erupsi. Radius yang sebelumnya ditetapkan 4 km dari puncak kini diperluas menjadi 4,5 km, dan sektoral dari 5,5 km menjadi 6 km ke arah bukaan kawah di bagian utara.
Menurut Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, perubahan ini berlaku efektif sejak 11 Januari 2025 pukul 23.00 WIT. Hal ini dilakukan berdasarkan pengamatan intensif terhadap aktivitas vulkanik Gunung Ibu selama periode 1–10 Januari 2025.
Erupsi dan Data Aktivitas Vulkanik
Wafid menjelaskan bahwa erupsi signifikan terjadi pada 11 Januari 2025 pukul 19.35 WIT, menghasilkan kolom abu setinggi 4.000 meter di atas puncak (5.325 meter di atas permukaan laut). Kolom abu tebal ini condong ke arah barat, diiringi gempa vulkanik dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi sekitar 3 menit.
Pengamatan visual menunjukkan asap kawah berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang yang membubung setinggi 100–400 meter. Kegempaan vulkanik tercatat meningkat signifikan, termasuk 4.289 gempa vulkanik dangkal, 221 gempa vulkanik dalam, dan 49 gempa tektonik lokal.
Data deformasi melalui EDM stasiun Tolisaor menunjukkan perubahan jarak yang memendek, sementara grafik tiltmeter mengindikasikan inflasi tubuh gunung, yang menjadi indikasi peningkatan tekanan magma.
Imbauan kepada Masyarakat
Badan Geologi mengimbau masyarakat, wisatawan, dan pendaki untuk tidak beraktivitas dalam radius 4,5 km dan sektoral 6 km dari bukaan kawah Gunung Ibu. Selain itu, masyarakat diminta waspada terhadap potensi lahar di sungai-sungai yang berhulu di puncak, terutama saat hujan lebat.
Jika terjadi hujan abu, masyarakat disarankan menggunakan pelindung hidung, mulut, dan mata untuk mengurangi dampak kesehatan. Mereka juga diharapkan tetap tenang, tidak mudah terpancing isu-isu yang tidak valid, serta mengikuti informasi resmi dari BPBD Maluku Utara dan Halmahera Barat.
Langkah pencegahan dini dan kepatuhan terhadap arahan ini menjadi kunci untuk meminimalkan risiko akibat erupsi Gunung Ibu.