Wartakita.id, JAKARTA – Setelah gunung Anak Krakatau mengalami erupsi sebanyak sembilan kali pada Jumat, 4 Februari 2022. Siang tadi, 24 Maret 2022 pukul 11.00 WIB kembali erupsi.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan erupsi Gunung Anak Krakatau yang terjadi hari ini, Kamis, 24 Maret 2022, pukul 11.00 WIB.
“Telah terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau dan terpantau melalui kamera CCTV di Pulau Sertung dengan tinggi kolom erupsi sekitar 1.000 meter dari atas puncak,” ujar Badan Geologi dalam keterangan tertulis, Kamis, 24 Maret 2022.
Kolom erupsi Gunung Anak Krakatau teramati berwarna putih-kelabu tebal dan mengarah ke selatan. Erupsi tersebut dilaporkan masih berlangsung saat rilis ini diterima Kamis malam.
“Hingga saat ini erupsi menerus masih berlangsung dengan tinggi kolom erupsi bervariasi antar 500-1.000 meter dari puncak. Namun demikian, dari rekanan getaran kegempaan menerus (tremor) gunung api, amplitudo getaran berfluktuasi dengan kecenderungan mengecil,” ujar Badan Geologi.
Menurut Badan Geologi, teramati peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau yang tercatat melalui alat seismik dengan membesarkan amplitudo getaran tremor. Peningkatan aktivitas tersebut teramati mulai 23 Maret 2022 pukul 20.33 WIB.
“Pada 24 Maret 2022 mulai pukul 08:54 WIB amplitudo maksimum mengecil tetapi kemudian meningkat kembali sejak pukul 08:55 WIB hingga melebihi skala alat,” dikutip dari keterangannya.
Badan Geologi menerangkan, aktivitas kegempaan Gunung Anak Krakatau yang teramati peralatan seismik sepanjang Maret 2022 berupa gempa-gempa vulkanik dan gempa permukaan. Aktivitas kegempaan yang teramati tersebut berasosiasi dengan pergerakan fluida magma dan gas.
“Kenaikan energi aktivitas vulkanik menunjukkan pola fluktuasi dengan kecenderungan relatif meningkat sejak membesarnya amplitudo maksimum Tremor pada tanggal 23 Maret 2022,” ujar Badan Geologi.
Badan Geologi menerangkan, dari pemantauan visual dan instrumental mengindikasikan Gunung Anak Krakatau masih berpotensi erupsi. Potensi bahayanya di antaranya dapat berupa lontaran lava pijar, material piroklastik, serta aliran lava.
Hujan abu lebat juga berpotensi terjadi di sekitar kawah dalam radius 2 kilometer dari kawah aktif. Hujan abu yang lebih tipis dapat menjangkau daerah yang lebih luas bergantung pada arah dan kecepatan angin.
“Saat ini tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau ditetapkan pada Level II atau Waspada, dengan rekomendasi agar masyarakat tidak mendekati dan beraktivitas di dalam radius 2 kilometer dari kawah aktif Gunung Anak Krakatau,” demikian keterangan resminya.