Jumat, 9 Mei 2025
  • beranda
  • kontak
  • layanan
  • beriklan
  • privasi
  • perihal
WartakitaID
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • #CEKFAKTA
    • HIBURAN
    • HUKUM
    • OLAHRAGA
    • KESEHATAN
    • KEUANGAN
    • KULINER
    • NUSANTARA
    • PENDIDIKAN
    • GLOBAL
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • SEPAK BOLA
  • TEKNOLOGI
  • OTOMOTIF
  • KONTAK
No Result
View All Result
WartakitaID
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • #CEKFAKTA
    • HIBURAN
    • HUKUM
    • OLAHRAGA
    • KESEHATAN
    • KEUANGAN
    • KULINER
    • NUSANTARA
    • PENDIDIKAN
    • GLOBAL
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • SEPAK BOLA
  • TEKNOLOGI
  • OTOMOTIF
  • KONTAK
No Result
View All Result
WartakitaID
No Result
View All Result
Home Alam dan Lingkungan Hidup

Mengejar minus 2 derajat celcius

by Ahsan Burhany
14/12/2015
in Alam dan Lingkungan Hidup
Reading Time: 3 mins read
A A

Pada konferensi perubahan iklim global di Paris barusan (1/12), para negara peserta (COP21) konferensi internasional termasuk Indonesia, sepakat kenaikan suhu permukaan bumi tahun depan (2016) dipertahankan maksimal 2 derajat celcius. Beberapa negara bahkan ingin agar lebih rendah, kenaikan suhu permukaan bumi yang dibolehkan hanya 1,5 derajat celcius.

Indonesia mengambil 1.5 sebagai daerah “hati-hati” dan 2 derajat sebagai “bahaya”. Agar pembangunan fisik tetap berlangsung. Sesuai hukum fisika, setiap gerakan, aksi, dan konversi hampir selalu diikuti dengan pelepasan panas. Upaya mengerem pemanasan suhu permukaan bumi yang disepakati di Paris amat realistis. Bila belum bisa menurunkan suhunya, setidaknya perlambat.

BMKG: Perubahan Iklim Global Bukan Hoaks

Paramore Bubar? OMG! No!

COP 28 Dubai: PT Vale Tegaskan Komitmen Perusahaan Rendah Karbon Terdepan Dunia

Resmi, Members Blackpink Kini MBE, “Member of the Order of the British Empire”

Kita Bisa Lebih
Lebih dari sekedar perlambat kenaikan suhu permukaan bumi, sampai menurunkan. Di konferensi resmi lazim bila hanya membicarakan hal-hal formal, bila tidak bisa disebut basa-basi. Maklum, amat panjang rantai proses antara komitmen yang disepakati dengan aksi nyata, banyak kepentingan di sana. Dari kepentingan industri, pelaku bisnis, NGO sampai pertumbuhan ekonomi nasional.

Berbeda bila aksinya bersifat individu, orang-per-orang melakukan hal yang sama. Apa yang tidak terjangkau oleh kesepakatan COP21, apa yang butuh waktu dan proses panjang untuk diwujudkan COP21, ambil alih. Masih banyak penyumbang kenaikan suhu permukaan bumi yang belum terjangkau oleh COP21.

Mestinya begitu sesama penghuni bumi dalam menjaga huniannnya. Lakukan apa yang masih bisa dilakukan. Tidak pasif menunggu aksi heroik COP21, jadilah pahlawan itu sendiri. “Heroes, We Could Be.”

Keserakahan, kebencian, amarah dan dendam tidak dimasukkan karena sulit mencari bentuk konkritnya. Bagaimana semua hal tersebut menyumbang panas, bagaimana mengukurnya.

Sebenarnya mudah, dalam setiap peperangan keserakahan, kebencian, amarah dan dendam memiliki andil besar. Bisa diukur berapa derajat celcius andil setiap letupan mesiu, ledakan granat dan hantaman bom terhadap kenaikan suhu permukaan bumi.

Menghentikan peperangan yang berkecamuk di beberapa belahan bumi, COP21 belum tentu mau dan mampu, namun setiap manusia di bumi bisa mencegah dan menghentikan. Rangkul kemarahan, kebencian dan dendam di sekitar, sejukkan dengan cinta. Utopis? Tidak.

Secara personal setiap saat manusia melakukannya, bagaimana kendalikan keserakahan, amarah, kebencian, dan dendam dengan skala yang berbeda-beda tiap orang. Mereka yang bisa menahan diri tidak meletupkan amarah sebesar gunung, berbagi pengalaman pada yang sedang berjuang agar tidak membunuh semut yang menggigit pipinya.

Sambil memberi waktu pada diri sendiri memahami bagaimana keserakahan, kebencian, amarah dan dendam punya andil yang tidak kalah besar dengan deforest-sasi, emisi gas buang, dan hal nyata lain pada kenaikan suhu permukaan bumi, bisa dimulai sekarang lakukan hal-hal kecil keseharian. Kurangi penggunaan kantong plastik, lebih banyak gunakan angkutan umum, mulai gunakan sumber energi listrik yang ramah lingkungan. Dan masih banyak hal lain dari ujung kepala sampai ujung kaki yang sebenarnya menyumbang kenaikan suhu permukaan bumi.

Untuk Indonesia misalnya yang memiliki hutan hujan terbesar di dunia, sekaligus penyumbang emisi karbon terbesar musiman, saat musim membuka lahan dengan membakar hutan. Siapkan satu bibit pohon di pos pelaporan sebelum mendaki, satu orang pendaki membawa satu bibit pohon ke atas gunung yang didakinya.

Sebagai contoh, gunung Bawakaraeng di kabupaten Gowa Sulawesi Selatan pada tahun 1998 truk pengangkut hasil hutan sudah masuk sampai pos III, kabar terakhir kini masuk sampai pos V menuju pos VI. Baru sebagian kecil pendaki yang berhasil menaikkan kadar kecintaannya pada gunung, dari eksistensi sebagai pendaki, kemudian penikmat, lalu ikut menjaga.

Bila di setiap gunung disiapkan satu bibit pohon untuk satu pendaki. Atau lebih baik lagi jadi syarat, setiap pendaki harus membawa satu bibit pohon dan menanamnya di wilayah gunung yang telah dipetakan sebelumnya, sebagai syarat untuk bisa mendaki, proses kesadaran bagaimana menjaga alam akan dipercepat. (AB)

Tags: Musikpemanasan globalSemesta Alam
Share5Tweet3Send
Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger

ARTIKEL TERKAIT

Data Pangdam: Korban Gempa Aceh Meninggal 92 dan 213 Orang Luka-luka

Mendikbud: Prioritaskan Revitalisasi Sekolah Rusak Akibat Gempa Aceh

09/12/2016
Fenomena Langit Berwarna Hijau: Keajaiban Alam yang Viral di Media Sosial

Fenomena Langit Berwarna Hijau: Keajaiban Alam yang Viral di Media Sosial

27/10/2023
Potensi Ancaman Awan Panas Gunung Merapi Setelah 26 Kali Gempa Guguran

Breaking News! Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Majene

03/02/2021
Pantai Batu Karapu Objek Wisata Pilihan

Air laut di Kabupaten Kepulauan Selayar Menghijau, Berbau Tak Sedap

18/01/2023
Next Post
warga kanada sambut imigran suriah dengan shalawat badar

Warga Kanada Sambut Imigran Suriah dengan Shalawat Badar

Kotak Suara dari Pulau Liukang Dijaga Ketat

warga kanada sambut imigran suriah dengan shalawat badar

Kisah dibalik Viralnya Video Shalawat Badar Menyambut Imigran Suriah di Sosial Media

makassarku tangkasa’

Makassarku Tangkasa'

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

I agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.

TERPOPULER-SEPEKAN

  • 10 Model Rambut Pria yang Cocok Untuk Menutupi Pipi Chubby 💈✂️

    10 Model Rambut Pria yang Cocok Untuk Menutupi Pipi Chubby 💈✂️

    1840 shares
    Share 736 Tweet 460
  • Spesifikasi Rekomendasi PC untuk Main Minecraft Java Edition

    1225 shares
    Share 490 Tweet 306
  • 10 Parfum Pria Terbaik 2024: Aroma Elegan untuk Pria Percaya Diri

    1004 shares
    Share 402 Tweet 251
  • Trend Model Rambut Pria 2023

    1951 shares
    Share 780 Tweet 488
  • Smoothing dan Coloring Bersamaan Bisa Merusak Rambut?

    3097 shares
    Share 1239 Tweet 774
  • Tips Praktis Mengatasi Android TV Lemot: Bikin Nonton Makin Lancar

    656 shares
    Share 262 Tweet 164
  • 5 Rekomendasi Potongan Rambut Pria saat Melamar Kerja, Rapi, Simpel dan Stylish

    293 shares
    Share 117 Tweet 73
  • Tren Model Rambut Pria Terbaru 2024

    917 shares
    Share 367 Tweet 229
  • Mengenali Jenis Rambut Dan Cara Merawatnya

    449 shares
    Share 180 Tweet 112
  • Eropa Gelap Gulita: Misteri Blackout Terbesar di Era Modern

    70 shares
    Share 28 Tweet 18

WARTA-TERKINI

Bill Gates Kunjungi Indonesia: Dorong Transformasi Kesehatan dan Digitalisasi Nasional
Viral

Bill Gates Kunjungi Indonesia: Dorong Transformasi Kesehatan dan Digitalisasi Nasional

08/05/2025

Bill Gates bertemu Presiden Prabowo di Jakarta, membahas kolaborasi dalam pengembangan vaksin TB, nutrisi ibu hamil, dan transformasi digital Indonesia.

Read moreDetails

#MayDay Bagaimana Digitalisasi Mengubah Nasib Buruh Indonesia: Antara Peluang dan Ancaman

Eropa Gelap Gulita: Misteri Blackout Terbesar di Era Modern

Liverpool Juara Premier League 2025: Era Baru Dimulai di Anfield

Indonesia Maju: Hukum sebagai Panglima, Pendidikan sebagai Fondasi

Paus Fransiskus, “World’s Parish Priest”, Wafat

Menelisik Kesalehan Tanpa Pondasi, Ketika Iman Jadi Ilusi Moral

Anniversary ke-12, Gereja YHS TJB Rayakan Paskah Penuh Suka Cita

Asyik, Long Weekend Paskah 18-20 April 2025! Ini Jadwal Libur Nasionalnya

Forum Walikota Senior Resmi Dibentuk, Buah Dari Temu Alumni Dewan APEKSI di Bandung

Fore Coffee Catatkan Sejarah: IPO Perdana di BEI, Oversubscribe 200 Kali

LINGKUNGAN-HIDUP

Ketika Istanbul Berguncang 6,2 SR saat perayaan Hari Anak
Alam dan Lingkungan Hidup

Ketika Istanbul Berguncang 6,2 SR saat perayaan Hari Anak

24/04/2025

Gempa magnitudo 6,2 mengguncang Istanbul saat Hari Anak Nasional. Lebih dari 150 orang terluka, namun tidak ada WNI yang menjadi...

Read moreDetails

Gempa M 5,6 Guncang Sukabumi, Getaran Terasa Hingga Jakarta Utara, Bandung dan Purwokerto

Siklon Tropis Errol Menggila di Selatan NTT, Tapi Bukan yang Terkuat di 2025!

Gempa M 5,3 Guncang Bayah Banten, Getaran Terasa Hingga Jakarta

Pulau Doi Diguncang Gempa M6,0 pada Dini Hari BMKG: Tidak Ada Ancaman Tsunami, Warga Diminta Tetap Waspada

Gempa Dahsyat Guncang Asia Tenggara: Ribuan Korban dan Infrastruktur Hancur

Gempa bermagnitudo 7,1 mengguncang Tonga dan magnitudo 3,6 di Karo, Sumatera Utara

  • beranda
  • kontak
  • layanan
  • beriklan
  • privasi
  • perihal

©2021 wartakita media

  • Login
No Result
View All Result
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • #CEKFAKTA
    • HIBURAN
    • HUKUM
    • OLAHRAGA
    • KESEHATAN
    • KEUANGAN
    • KULINER
    • NUSANTARA
    • PENDIDIKAN
    • GLOBAL
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • SEPAK BOLA
  • TEKNOLOGI
  • OTOMOTIF
  • KONTAK

©2021 wartakita media

wartakita.id menggunakan cookies tanpa mengorbankan privasi pengunjung.