Seoul – Dunia penerbangan Korea Selatan kembali dirundung duka setelah kecelakaan tragis yang melibatkan Jeju Air Flight 2216. Pesawat Boeing 737-800 yang mengangkut 181 orang ini jatuh saat mencoba mendarat di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, pada Minggu pagi (29/12/2024). Dari total penumpang, hanya dua orang yang berhasil diselamatkan, sementara 179 lainnya dinyatakan tewas.
Kecelakaan yang terjadi sekitar pukul 9 pagi waktu setempat ini memulai perjalanan dari Bangkok, Thailand, pada pukul 01.30 dini hari. Menurut laporan awal, penyebab insiden diduga terkait serangan burung yang mengakibatkan kegagalan mesin dan kerusakan roda pendaratan.
Peringatan dan Mayday
Pihak Kementerian Pertanahan Korea Selatan mengungkapkan, menara pengawas telah memberikan peringatan adanya burung di sekitar area bandara pada pukul 8.54 pagi. Selang lima menit kemudian, pilot mengumumkan keadaan darurat (mayday) sebelum mencoba mendaratkan pesawat tanpa roda pendaratan. Pesawat tergelincir di landasan pacu, menabrak dinding pembatas, dan akhirnya meledak.
Petugas penyelamat di lokasi menggambarkan pemandangan yang mengerikan. Bangkai pesawat terbakar hebat, dan pemadaman baru selesai sekitar 43 menit setelah insiden terjadi.
Korban dan Penyelidikan Lanjutan
Sebagian besar korban adalah warga Korea Selatan yang baru pulang dari liburan di Thailand, serta dua warga negara Thailand. Dua orang yang selamat, pramugari pesawat, saat ini dirawat intensif di rumah sakit setempat.
Proses identifikasi korban terus dilakukan, sementara penyelidikan penyebab kecelakaan juga masih berlangsung. Para ahli tengah memeriksa perekam data penerbangan (FDR) dan perekam suara kokpit (CVR) yang ditemukan di lokasi, meski terdapat kerusakan pada bagian luar perangkat tersebut.
Langkah Pemerintah
Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, memimpin langsung upaya penanganan insiden ini. Choi memerintahkan inspeksi keselamatan darurat terhadap seluruh sistem operasional maskapai penerbangan nasional. “Transparansi dalam investigasi dan dukungan penuh untuk keluarga korban menjadi prioritas kami,” ujar Choi dalam konferensi pers di Seoul.
Selain itu, Kementerian Perhubungan sedang mempertimbangkan inspeksi khusus terhadap 101 pesawat Boeing 737-800 yang beroperasi di negara tersebut. Investigasi ini juga melibatkan Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) dari Amerika Serikat, tempat pesawat tersebut dirancang dan diproduksi.
Pesan Terakhir Penumpang
Salah satu kisah yang menyentuh adalah pesan terakhir seorang penumpang kepada keluarganya melalui aplikasi KakaoTalk. “Seekor burung menabrak sayap, dan kami tidak bisa mendarat,” tulis penumpang tersebut. Pesan itu diikuti dengan kalimat, “Haruskah saya membuat surat wasiat?” sebelum komunikasi terputus selamanya.
Dampak dan Harapan
Insiden ini menjadi kecelakaan penerbangan paling mematikan di sejarah Korea Selatan. Saham Jeju Air anjlok hingga 15,7 persen sehari setelah kejadian. Bandara Muan ditutup sementara hingga Rabu, sementara bandara lainnya di Korea Selatan tetap beroperasi seperti biasa.
Tragedi ini mengingatkan kita akan pentingnya keselamatan dalam dunia penerbangan. Harapan besar disematkan pada pemerintah dan pihak terkait untuk mengungkap kebenaran di balik insiden ini dan memastikan tragedi serupa tidak terulang.