Wartakita.id PADANG – Tradisi Serak Gulo (menjatuhkan, menghambur gula) tahun ini kembali dilakukan di Masjid Muhammadan di Jalan Pasar Batipuh, Padang Selatan, Kota Padang, sore ini sesudah waktu Ashar.
Serak Gulo adalah tradisi yang turun temurun dilakukan warga keturunan India di kota Padang, dilakukan setiap tanggal 1 Jumadil Akhir. Tradisi serak gulo telah dilakukan sejak 300 tahun lalu oleh keturunan India, yang dipertahankan secara turun temurun.
Bagi warga muslim keturunan India tradisi Serak Gulo dilakukan untuk memperingati kelahiran ulama India Souhul Hamid yang jatuh pada hari ini, bertepatan dengan tanggal 1 Jumadil Akhir.

Di seluruh dunia hanya da tiga tempat yang melakukan tradisi Serak Gulo, di Padangm Singapura dan di India sendiri. Tradisi Serak Gulo merupakan simbol dari manisnya ilmu agama yang disebarkan oleh Souhul Hamid.
Dari tradisi sebelumny sekitar 3 ton gula akan dibagikan. Gula dibungkus dengan kain perca warna-warni masing-masing dalam kemasan 100 gram, dan warga masyarakat akan menunggu gula dijatuhkan dari atap Masjid Muhammadan.
Tradisi pada awal Jumadil Akhir ini tidak hanya berupa Serak Gula. Hingga 10 hari ke depan, Masjid Muhammadan masih akan menggelar pengajian. Pada hari terakhir, mereka mengarak cendana di sepanjang Jalan Batipuah.