Rabu, 30 Juli 2025
  • beranda
  • kontak
  • layanan
  • beriklan
  • privasi
  • perihal
WartakitaID
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • #CEKFAKTA
    • HIBURAN
    • HUKUM
    • OLAHRAGA
    • KESEHATAN
    • KEUANGAN
    • KULINER
    • NUSANTARA
    • PENDIDIKAN
    • GLOBAL
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • SEPAK BOLA
  • TEKNOLOGI
  • OTOMOTIF
  • KONTAK
No Result
View All Result
WartakitaID
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • #CEKFAKTA
    • HIBURAN
    • HUKUM
    • OLAHRAGA
    • KESEHATAN
    • KEUANGAN
    • KULINER
    • NUSANTARA
    • PENDIDIKAN
    • GLOBAL
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • SEPAK BOLA
  • TEKNOLOGI
  • OTOMOTIF
  • KONTAK
No Result
View All Result
WartakitaID
No Result
View All Result
Home Esai

REMEDIAL: Tidak Ada Catatan Kemerdekaan Baru

by Ahsan Burhany
17/08/2024
in Esai
Reading Time: 6 mins read
A A
Makassar, 17 Agustus 2024

Makassar, 17 Agustus 2024 (AB)

Memahami (Lagi) Maksud WS. Rendra dalam ‘Rakyat Belum Merdeka’, Sebuah Paradigma Budaya**

Bulan Agustus tahun 2000 silam, mendiang WS. Rendra diundang mahasiswa ITB berdiskusi tentang buku kecilnya di Bandung.

Buku “Rakyat Belum Merdeka” kecil dan tipis, berisi kurang dari seratus lima puluh halaman, terakhir terlihat di Makassar. Semoga sudah hilang, kemudian ikut mengayakan cakrawala berpikir dan berempati siapapun yang sedang menyimpannya.

Qurban dan Keberanian Melepaskan yang Kita Cintai

#MayDay Bagaimana Digitalisasi Mengubah Nasib Buruh Indonesia: Antara Peluang dan Ancaman

Eropa Gelap Gulita: Misteri Blackout Terbesar di Era Modern

Indonesia Maju: Hukum sebagai Panglima, Pendidikan sebagai Fondasi

Sebagai budayawan, istilah yang tidak dikenal dalam bahasa lain di dunia kecuali bahasa Indonesia, sepertinya kosa kata baru ciptaan wartawan menggambarkan dan mengapresiasi seniman yang mampu memandang dan memahami banyak hal dalam cakrawala kesenimannya, tetapi belum ingin merasa paripurna atau tidak mau merasa sempurna dengan menyebut diri sebagai ‘Begawan’ atau ‘Empu’. WS. Rendra memaparkan sembilan agenda untuk menjawab dan meringkas kenyataan temuannya, bahwa “Rakyat belum Merdeka”.

Agenda pertama WS. Rendra untuk memerdekakan rakyat yang belum merdeka

Sembilan agenda tersebut menurut kami, setelah mengingat-ingat kembali, memaparkan kegagapan–yang berujung kegagalan–komponen bangsa Indonesia mengejawantahkan sila “Kemanusiaan yang adil dan beradab”, akibat ketidakmandirian kita sebagai bangsa dan negara.

Sehingga berdampak pada pencapaian sila-sila berikutnya. Persatuan, kerakyatan, permusyawaratan dan permufakatan yang bukan persekongkolan, pendidikan, keadilan sosial dan hukum, hingga kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila pertama, pondasi utama empat sila lain, mungkin sengaja tidak menjadi pokok bahasan mendiang. Bisa karena WS. Rendra dalam beberapa kesempatan menyebut dirinya seseorang yang fakir pengetahuan agama, atau bisa juga karena mendiang menyadari adanya faktor hidayah, faktor suka-suka Tuhan, sebelum manusia Indonesia mampu memahami dan menerjemahkan sila pertama Pancasila menjadi perilaku dan karakter.

Membaca buku ini pertama kali, kami memahami kemandirian yang dimaksud WS. Rendra sebagai kondisi ideal yang dibutuhkan agar rakyat merdeka, termaknai sebagai swasembada.

Berswasembada apapun itu. Tetapi, setelah membaca ulang, rasa-rasanya kemandirian yang mendiang maksud adalah ‘integritas’. Apalagi di era sekarang, negara-negara kini nyaris tanpa batas, kampung-kampung global yang rumpi.

Mustahil Indonesia atau negara mana pun bisa mandiri, dalam arti semuanya dikerjakan sendiri untuk kemudian dinikmati sendiri, secara sukarela atau dipaksa keadaan. Boikot dan embargo terbukti tidak mampu memboikot manusia dari naluri alami sebagai mahluk sosial yang harus bersosialisasi, dengan persistensi naluri bertahan hidup.

Mandiri bukan lagi mengasingkan diri, hidup sendiri di atas kaki sendiri, tetapi bekerja sama tanpa kehilangan integritas.

Dalam agenda ketujuh gamblang WS. Rendra memaknai kemandirian sebagai integritas.

“Empat tahun masa jabatan–kata jabatan ini kemudian Ia coret lalu diganti ‘kerja’– (dalam lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif) bila tidak mampu menghasilkan undang-undang (kebijakan) yang lebih adil untuk mengangkat daulat rakyat, jelas sudah kalau mereka itu sekadar bakul-bakul nasi berjalan, yang sibuk dengan intrik perjuangan daulat partai, dan tidak berguna untuk reformasi.”

Kutipan tulisan mendiang WS. Rendra di atas, mau diakui atau tidak, masih relevan dengan kondisi saat ini.

Kemerdekaan yang diproklamasikan 74 tahun lalu, telah memerdekakan rakyat dari kondisi bangsa jongos. Tetapi belum memerdekakan sebagian besar dari kita, sebagai apapun posisi dan fungsinya dalam NKRI, karena tidak punya integritas.

Masih setia bermental kacung-jongos, yang tunduk dan patuh kalau bukan karena ancaman, mesti karena bayaran dan atau manfaat lain.

Pragmatisme tanpa idealisme, keserakahan belaka. Tanpa kejujuran, mustahil tercipta keadilan. Tanpa keadilan tidak akan tercipta kesejahteraan.

Angka statistik bisa menunjukkan indikator kesejahteraan sekaligus menyembunyikan fakta kemiskinan. Bonus demografi kelas ekonomi menengah dan usia produktif saat ini, sewaktu-waktu siap menjelma menjadi bencana demografi.

Hanya dengan integritas, seorang manusia Indonesia (baik sebagai rakyat, pejabat, wakil rakyat, dan aparat) bisa merdeka dari serba rupa kepentingan, imbalan, dan godaan, sebelum mampu mengambil dan menjalankan keputusan yang adil.

Memang, proklamasi kemerdekaan saja tidak akan cukup untuk menjadi dasar membangun integritas individu maupun lembaga. Namun tanpa integritas, bagaimana lagi cara kita berterima kasih, sebagai generasi yang tidak harus mengalami perjuangan fisik dan psikis merebut kemerdekaan.

Mari malu dengan para pejuang kemerdekaan yang integritasnya tertuang jelas dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, segala bentuk penjajahan harus dihapuskan dari muka bumi.

Mari malu, karena tanpa integritas, seseorang akan terjajah syahwat, ambisi, baik yang datang dari sendiri, golongan, maupun orang lain. Tanpa integritas, pantaskah pekik “Merdeka!” melantang dari mulut kita.

Kalau lupa bagaimana caranya malu, catatan perjalanan kami di BEC kota Bandung 18 September 2013 mungkin bisa membantu:

“Veteran”

Jari-jarinya keriput dan besar-besar bukti kerja keras di masa muda, mulai menyobek plastik pembungkus telepon selular. Agak gemetaran, satu persatu dirangkainya, baterai, kartu SIM, lalu dinyalakan. Gambar robot hijau tersenyum dari layar telepon memantul di lensa kacamatanya.

Dibetulkannya peci veteran, gagah menatap layar telepon barunya, lalu menoleh kepadaku. Dia tahu aku mengamatinya sedari tadi.

Senyumnya berbisik, “Aku bisa gaya di jaman kalian, tapi kalian belum tentu keren di jamanku.”

Tidak bisa kujawab. Jaman mudanya, jaman perang kemerdekaan, generasi angkatanku bisa apa biar sekeren dia?

Seolah ingin menunjukkan tambahan bukti adaptasi. Dikeluarkannya satu dus kecil lagi, masih terbungkus plastik juga. Speaker mungil untuk ponsel. Tidak perlu lama, suara keypad ponsel android meriah pindah ke sana.

Tanganku gatal ingin keluarkan kamera dari dalam tas, terlalu gagah untuk tidak diabadikan. Dia kuhormati, batal kubekukan hanya untuk jadi koleksi gambar. Dialog sunyi kami benar-benar hening.

Veteran tua dan ponsel barunya

Aku sedang “menonton” happening art kata-kata mendiang Rendra, “Gagah dalam Kemiskinan”. Kaum yang tidak akan menukar “nilai” dengan “harga”. Kaum yang tak terbeli suara dan idealismenya.

Entah berapa besar tunjangan veteran sekarang. Kalau nilainya antara 500 ribu sampai sejuta rupiah, berarti beliau paling tidak sudah menabung 2 bulan tunjangannya untuk sebuah ponsel baru.

Masih banyak dialog-dialog sunyi lainnya dengan beliau, sayang hanya interpretasiku belaka, pada senyum, pada sinar mata, dan pada kepulan asap rokoknya.

**sudah tayang 17 Agustus 2019 lalu. Tulisan yang dikutip dan berwarna hijau, ditambahkan 17 Agustus 2024.

Tags: IndonesianaRedaksianawartakita
Share10Tweet7Send
Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger

ARTIKEL TERKAIT

nikola tesla di malam penutupan miwf 2016

Nikola Tesla di Malam Penutupan MIWF 2016

23/05/2016
Vaatu dan Raava

Vaatu dan Raava

30/03/2021
Seakan Kau Tidak Pernah Ingin Mengakhiri Setiap Pertemuan

Seakan Kau Tidak Pernah Ingin Mengakhiri Setiap Pertemuan

06/03/2024
Setangkai Mawar dan Gadis Kecil

Setangkai Mawar dan Gadis Kecil

12/05/2018
Next Post
Mengapa Laptop Lawas, Macbook Pro 2014 13 inch Masih Banyak Dicari

Mengapa Laptop Lawas, Macbook Pro 2014 13 inch Masih Banyak Dicari

Meriahkan HUT RI, Warga Jalan Barukang Gelar Festival Bakar Ikan

Meriahkan HUT RI, Warga Jalan Barukang Gelar Festival Bakar Ikan

Cara Merawat Rambut Sehabis Diwarnai Agar Tetap Sehat dan Berkilau

Cara Merawat Rambut Sehabis Diwarnai Agar Tetap Sehat dan Berkilau

Nikon Z6III: Kinerja Tinggi dalam Kamera Full-Frame Kelas Menengah

Nikon Z6III: Kinerja Tinggi dalam Kamera Full-Frame Kelas Menengah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

I agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.

TERPOPULER-SEPEKAN

  • 10 Model Rambut Pria yang Cocok Untuk Menutupi Pipi Chubby 💈✂️

    10 Model Rambut Pria yang Cocok Untuk Menutupi Pipi Chubby 💈✂️

    3120 shares
    Share 1248 Tweet 780
  • Cara Mendapatkan YouTube Music Premium Tanpa Berlangganan

    1041 shares
    Share 416 Tweet 260
  • Mengenali Jenis Rambut Dan Cara Merawatnya

    570 shares
    Share 228 Tweet 143
  • 10 Parfum Pria Terbaik 2024: Aroma Elegan untuk Pria Percaya Diri

    1198 shares
    Share 479 Tweet 300
  • Kode CMD Untuk Mempercepat Kinerja Laptop

    197 shares
    Share 79 Tweet 49
  • Legislator Gowa Cerita tentang Irjen Pol Muhammad Fadil Imran, Kakaknya yang Kini Jabat Kapolda Metro Jaya

    154 shares
    Share 62 Tweet 39
  • Tips Praktis Mengatasi Android TV Lemot: Bikin Nonton Makin Lancar

    795 shares
    Share 318 Tweet 199
  • Spesifikasi Rekomendasi PC untuk Main Minecraft Java Edition

    1608 shares
    Share 643 Tweet 402
  • Smoothing dan Coloring Bersamaan Bisa Merusak Rambut?

    3287 shares
    Share 1315 Tweet 822
  • Destinasi Kuliner Lorong Wisata, Mampu Berdayakan Warga Sekitar

    19 shares
    Share 8 Tweet 5

WARTA-TERKINI

Tahapan Proses Hukum yang Wajib Diketahui Masyarakat
Hukum & Keadilan

Tahapan Proses Hukum yang Wajib Diketahui Masyarakat

30/07/2025

Tahapan Proses Hukum yang Wajib Diketahui Masyarakat Proses hukum seringkali terasa rumit dan menakutkan bagi sebagian besar masyarakat. Padahal, memahami...

Read moreDetails

Cara Mengatasi Bruntusan dengan Skincare yang Tepat

Rekomendasi Buku Bacaan untuk Semua Usia

Cara Mengatasi Rambut Kusut dan Sulit Diatur

Hak-Hak Tersangka dan Terdakwa dalam Proses Hukum

Cara Mengedukasi Anak tentang Tubuh dan Privasi

Perawatan Rambut Berwarna Agar Tetap Cerah dan Tidak Kering

Cara Melaporkan Tindak Kejahatan Secara Aman dan Benar

Mitos dan Fakta Pendidikan Seksual di Indonesia

TPN XII Maros: Ribuan Guru Bahas Peran Pendidikan Hadapi Krisis Iklim dan Tingkatkan Kompetensi Lewat Cerdas Cermat Guru!

Kebiasaan yang Menjaga Otak tetap Fit dan Sehat

LINGKUNGAN-HIDUP

Upaya Masyarakat Melawan Perubahan Iklim
Alam dan Lingkungan Hidup

Upaya Masyarakat Melawan Perubahan Iklim

27/07/2025

Upaya Masyarakat Indonesia: Bergerak Bersama Melawan Perubahan Iklim Perubahan iklim bukan lagi isu masa depan, melainkan realitas yang kita rasakan...

Read moreDetails

Ancaman Deforestasi dan Cara Mengatasinya

Kisah Sukses Reboisasi di Daerah

Inovasi Pengelolaan Sampah di Indonesia

Bagaimana Perubahan Iklim Mempengaruhi Kehidupan Kita?

Longsor Gunung Kuda: Luka Lama yang Tak Pernah Sembuh

Cara Mengurangi Sampah Plastik di Kehidupan Sehari-hari

  • beranda
  • kontak
  • layanan
  • beriklan
  • privasi
  • perihal

©2021 wartakita media

WartakitaID
  • Login
No Result
View All Result
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • #CEKFAKTA
    • HIBURAN
    • HUKUM
    • OLAHRAGA
    • KESEHATAN
    • KEUANGAN
    • KULINER
    • NUSANTARA
    • PENDIDIKAN
    • GLOBAL
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • SEPAK BOLA
  • TEKNOLOGI
  • OTOMOTIF
  • KONTAK

©2021 wartakita media

wartakita.id menggunakan cookies tanpa mengorbankan privasi pengunjung.