Jutaan umat Islam di Indonesia bersiap menyambut kedatangan bulan Rajab 1447 Hijriah. Berdasarkan perhitungan hisab atau astronomis, awal bulan mulia ini diperkirakan akan jatuh pada bulan Januari 2026. Penetapan ini menjadi penanda dimulainya periode penting untuk memperbanyak ibadah sunnah menjelang Ramadan.
Antisipasi terhadap tanggal pasti 1 Rajab 1447 H menjadi krusial. Meski kalender hisab memberikan proyeksi awal, Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) akan tetap menjadi penentu resmi melalui Sidang Isbat. Proses ini menggabungkan data hisab dengan hasil rukyatul hilal (pengamatan bulan sabit) untuk memastikan keakuratan kalender Hijriah.
Rajab: Salah Satu Bulan Haram yang Dimuliakan
Bulan Rajab memiliki kedudukan istimewa dalam ajaran Islam. Ia termasuk dalam empat bulan yang dimuliakan atau yang dikenal sebagai Asyhurul Hurum. Tiga bulan lainnya adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Dalam periode ini, umat Islam dianjurkan untuk lebih menjaga diri dari perbuatan dosa dan meningkatkan amal kebaikan.
Kemandirian spiritual di bulan-bulan haram ini ditekankan. Rajab, khususnya, sering disebut sebagai “bulan menanam”. Analogi ini merujuk pada upaya umat Islam untuk menabur benih-benih kebaikan melalui ibadah dan introspeksi. Setelah Rajab, datanglah Syaban sebagai “bulan menyiram” yang menandakan penguatan ibadah, sebelum akhirnya mencapai Ramadan sebagai “bulan memanen” pahala.
Meningkatkan Kualitas Ibadah di Bulan Rajab
Para ulama menganjurkan berbagai amalan ibadah di bulan Rajab. Salah satu yang paling ditekankan adalah puasa sunnah. Meskipun tidak ada ketentuan puasa wajib khusus di bulan ini, memperbanyak puasa sunnah, seperti puasa Senin-Kamis atau puasa Daud, sangat dianjurkan sebagai bentuk persiapan fisik dan spiritual.
Selain puasa, amalan lain yang dapat diperbanyak adalah istighfar (memohon ampunan), zikir (mengingat Allah), dan introspeksi diri. Momen ini menjadi kesempatan berharga untuk muhasabah, mengevaluasi kembali perjalanan hidup, serta memperbarui niat dan komitmen dalam menjalankan ajaran agama. Fokus pada pembersihan hati dan peningkatan kedekatan dengan Sang Pencipta menjadi inti dari amalan-amalan tersebut.
Seorang ulama terkemuka pernah mengatakan, “Rajab adalah saatnya untuk membersihkan hati, Syaban untuk mempersiapkan jiwa, dan Ramadan untuk meraih berkah tak terhingga.” Kalimat ini menggarisbawahi urgensi Rajab sebagai titik tolak spiritual umat Muslim menuju puncak ibadah di bulan Ramadan.
Dengan demikian, meskipun penetapan resmi 1 Rajab 1447 H masih menunggu Sidang Isbat Kemenag, perhitungan hisab telah memberikan panduan awal. Umat Islam dapat mulai mempersiapkan diri, baik secara fisik maupun mental, untuk memanfaatkan setiap detik di bulan yang mulia ini demi meraih keutamaan dan keberkahan.























