JAKARTA – Komisi Disiplin PSSI mendenda Persiraja Banda Aceh. Imbas suporter yang mengibarkan bendera Palestina saat Persiraja melawan Semen Padang di Stadion Harapan Bangsa 21 Oktober lalu.
Kejadian ini sempat memicu kontroversi seolah ada pelarangan pengibaran bendera Palestina. Meskipun memang ada pelarangan mencapuradukkan politik dengan olah raga dan sepak bola, apa yang terjadi di Aceh sebenarnya bukan bentuk politisasi fans sepak bola, tetapi bentuk dukungan dan keprihatinan atas masalah kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza, dan itu boleh-boleh saja.
Persiraja Banda Aceh dihukum denda, karena pendukungnya memasuki daerah tepi lapangan untuk berlari sambil membawa bendera Palestina, yang termasuk daerah terlarang bagi penonton.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir telah berkoordinasi dengan Fédération Internationale de Football Association (FIFA) agar bendera Palestina diperbolehkan dikibarkan dalam kompetisi di bawah naungan asosiasi sepak bola dunia tersebut.
“FIFA menghargai kebebasan berekspresi, apalagi pada perlindungan HAM dan kemanusiaan. Ini terutama dalam konteks pengibaran bendera Palestina. Jadi PSSI dalam hal ini menegaskan tidak ada pelarangan apalagi sanksi,” kata Erick dikutip dari Antara.
Erick mengomentari isu yang berkembang bahwa Komite Disiplin (Komdis) menjatuhi sanksi pada Persiraja akibat berkibarnya bendera Palestina. Menurut Erick, hal itu adalah sebuah disinformasi yang disebarkan oleh oknum tak bertanggung jawab.
Sebab yang menjadi sorotan dalam kasus itu bukanlah bendera Palestina melainkan soal suporter melakukan pitch invasion (menerobos ke lapangan).
“Jadi tegas yang terjadi di Persiraja bukan karena ada suporter mengibarkan bendera Palestina tapi soal suporter yang melakukan pitch invasion yang hal itu tidak diperkenankan. Apalagi kita sangat ketat menerapkan standar keamanan di lapangan usai peristiwa Kanjuruhan,” ujar Erick.
Senada dengan Erick, Ketua Komite Hukum PSSI Ahmad Riyadh menegaskan pengibaran bendera Palestina bukanlah hal yang dilarang. Oleh karena itu PSSI tidak memberi sanksi melainkan aspirasi.
Riyadh mempersilakan suporter untuk menyemarakkan solidaritasnya itu di bangku dan tribune stadion. Layaknya apa yang terjadi di sejumlah liga dunia yang mana suporter sepak bola membentangkan bendera dan spanduk dukungan pada nasib Palestina.
“Perlu digarisbawahi bahwa setiap bentuk pitch invasion itu dilarang. Apalagi saat ini kita sedang melakukan transformasi pascatragedi Kanjuruhan yang mana disiplin soal kode keamanan dan keselamatan adalah hal yang mutlak. Karena itu penonton menyerbu masuk ke lapangan tidak diperkenankan,” terang Riyadh.