Wartakita.id – Makassar, Plt Wali Kota Makassar Dr Syamsu Rizal MI menginginkan pekerjaan pembangunan jalan tol layang Makassar menjadi percontohan nasional.
Harapan itu disampaikannya saat re – launching pembangunan jalan tol layang Makassar di Jalan Barawaja, Rabu, 16 Mei 2018 yang dihadiri Direktur Utama PT Bosowa Marga Nusantara (PT BMN) Anwar Toha, camat, dan pimpinan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) lingkup Pemkot (Pemerintah kota) Makassar.
“Jalan tol layang Makassar diharapkan menjadi ikon nasional. Bukan sekedar jalan tol tapi merupakan simbol kesiapan Makassar, Sulawesi Selatan dan Indonesia mengadopsi berbagai kemajuan teknologi untuk mewujudkan NKRI yang aman, nyaman, damai, dan sejahtera,” tegas Deng Ical sapaan Dr Syamsu Rizal.
Selama ini, pekerjaan besar seperti pembangunan jalan tol layang akan menimbulkan ekses ke berbagai aspek kehidupan seperti isu lingkungan hidup, ekonomi, kemacetan jalan, hingga berbagai persoalan sosial lainnya.
Di Makassar, seluruh ekses itu berupaya ditekan seminimal mungkin dengan memaksimalkan kordinasi lintas sektoral. PT BMN dan PT Wijaya Karya selaku kontraktor pelaksana telah berkordinasi dengan pihak kepolisian, pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan Pemkot Makassar melalui SKPD seperti Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Lingkungan Hidup Daerah, Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu, Bappeda, Kecamatan Panakkukang, dan Rappocini serta stake holder terkait lainnya.
“Pekerjaan jalan tol layang Makassar diharapkan bisa menjadi ikon nasional yang memberikan gambaran kepada kita bahwa pekerjaan sebesar ini tidak merugikan banyak orang. Dampak sosial dapat ditekan seminimal mungkin, mata pencaharian warga di sekitar lokasi pembangunan tidak terganggu, dan daya dukung alam juga tetap menjadi perhatian pemerintah, dan kontraktor pelaksana,” beber Deng Ical.
Jalan tol layang Makassar akan dibangun sepanjang 4.3 km yang menelan biaya hingga Rp 2.2 Triliun dengan skema pembiayaan Proyek Infrastruktur Non Anggaran (PINA). Diperkirakan masa konstruksi berjalan selama 22 bulan. Jalurnya dibuat melayang (elevated) sepanjang jalan nasional Andi Pangerang Petta Rani.
Dirut PT BMN Anwar Toha menyampaikan, konsekuensi dari pembangunan jalan tol ini akan mengurangi jumlah RTH (Ruang Terbuka Hijau) Makassar karena adanya penebangan pohon di sepanjang jalan Andi Pangerang Petta Rani.
“Solusinya, kami menciptakan RTH baru di Makassar dengan menanam 6.000 pohon di titik yang telah disepakati bersama pemerintah kota,” terang Dirut Anwar Toha.
Salah satu pilihan lokasi itu berada di taman Mangrove Kelurahan Untia, Kecamatan Biringkanayya. “Penanaman 6.000 pohon Mangrove oleh Jalan Tol Layang Makassar bisa menambah RTH Makassar yang tidak hanya berdampak pada lingkungan hidup tetapi juga berkontribusi pada peningkatan ekonomi dan sebagai sarana pendidikan,” jelas Deng Ical.
Dari jadwal pembangunan jalan tol ujung pandang seksi 3, jalan layang tol A P Petta Rani Makassar di bulan Mei 2018 hingga Januari 2019 memasuki masa pekerjaan persiapan.
Di bulan Juni 2018 hingga Januari 2019 dijadwalkan pekerjaan tanah. Juli 2018 hingga Juni 2019 adalah pekerjaan struktur bawah, sementara September 2018 hingga Januari 2020 memasuki pekerjaan struktur atas.
Desember 2018 memulai pekerjaan struktur oprit on ramp/off ramp hingga November 2019. Pekerjaan drainase, lapis perkerasan, dan pekerjaan pelengkap dijadwalkan di bulan April 2019 sampai Februari 2020. Untuk pekerjaan penerangan jalan, dan penanganan utilitas dijadwalkan berjalan pada Mei hingga Agustus 2018.
“Insya Allah, tiga bulan ke depan kita bisa melihat tiang – tiang mulai terpancang. Akan ada harapan baru bagi Makassar untuk sejajar dengan kota lainnya,” harap Deng Ical.