Padang pasir yang biasanya tandus di wilayah Al-Jawf, Arab Saudi, mengalami pemandangan tak biasa pekan ini. Gurun yang terkenal dengan suhu panasnya ini diliputi oleh lapisan salju, fenomena langka yang tercatat pertama kalinya dalam sejarah wilayah tersebut. Hujan salju ini sontak menjadi perhatian dunia, dengan foto-foto dan video viral di media sosial yang memperlihatkan bukit-bukit pasir tertutup putih salju, menciptakan kontras visual menawan antara warna putih salju dan emas gurun.
Menurut laporan dari CNBCTV18 dan Pusat Meteorologi Nasional (NCM) Uni Emirat Arab, fenomena ini terjadi setelah badai hujan deras dan hujan es yang melanda Arab Saudi. Peristiwa ini disebabkan oleh sistem tekanan rendah yang berkembang di Laut Arab, yang membawa massa udara lembap menuju gurun. Ketika massa udara tersebut bertemu suhu panas yang khas di gurun, terciptalah kombinasi cuaca ekstrem berupa hujan, es, dan akhirnya, salju.
Namun, apakah fenomena ini dapat dikaitkan dengan perubahan iklim global? Dalam beberapa tahun terakhir, cuaca ekstrem yang tak lazim semakin sering terjadi, termasuk di kawasan gurun. Meski hujan adalah fenomena alamiah yang sesekali terjadi di gurun, penurunan suhu drastis yang menyebabkan salju adalah hal yang luar biasa dan jarang sekali tercatat di gurun Arab. Sejumlah ilmuwan memandang bahwa perubahan iklim bisa menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya kejadian cuaca ekstrem, termasuk hujan salju di wilayah gurun ini.
Peristiwa Serupa dan Korelasi dengan Perubahan Iklim
Sebenarnya, ini bukan pertama kali kawasan gurun di Arab Saudi mengalami cuaca tak biasa. Pada tahun 2013, wilayah Tabuk yang juga berada di Saudi bagian utara sempat diliputi salju tipis selama beberapa hari.
Namun, peristiwa kali ini menjadi unik karena melibatkan Al-Jawf, wilayah yang umumnya lebih panas dan kering dibandingkan Tabuk. Munculnya fenomena salju di kedua wilayah dalam rentang waktu dekat menunjukkan adanya perubahan pola cuaca.
Para ilmuwan menyebut bahwa pemanasan global mungkin berperan dalam meningkatkan frekuensi dan intensitas kejadian cuaca ekstrem seperti ini. Ketika atmosfer bumi menghangat, suhu yang lebih tinggi memengaruhi aliran udara di seluruh dunia, sehingga pola cuaca menjadi lebih tak terduga. Cuaca ekstrem, dari badai salju di gurun hingga gelombang panas ekstrem, adalah beberapa contoh nyata dari ketidakteraturan iklim yang kini lebih sering terjadi di berbagai belahan dunia.
Menurut data dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), perubahan pola cuaca dan intensitas hujan ekstrem dapat terjadi lebih sering akibat pemanasan global. Peningkatan suhu bumi menyebabkan penguapan lebih tinggi di lautan, yang mengakibatkan peningkatan uap air di atmosfer. Akibatnya, saat terjadi penurunan suhu ekstrem di wilayah yang biasanya panas seperti gurun, uap air ini dapat berubah menjadi hujan atau bahkan salju ketika bertemu massa udara dingin. Fenomena ini semakin mengukuhkan dampak perubahan iklim dalam memperburuk ketidakpastian cuaca global.
Warga Menyambut dengan Hati-Hati
Meski fenomena ini membawa keindahan dan menjadi tontonan yang mengagumkan, pemerintah Arab Saudi meminta masyarakat untuk tetap waspada. Lembaga cuaca setempat mengingatkan kemungkinan akan terjadinya badai petir, hujan es, dan angin kencang dalam beberapa hari ke depan. Perubahan cuaca ekstrem ini berpotensi mengganggu jarak pandang dan menyebabkan kendala transportasi.
“Siapa yang menyangka bisa menikmati pemandangan salju di gurun?” ujar seorang pengguna media sosial. Ungkapan ini mewakili kekaguman dan keterkejutan warga yang menikmati pemandangan langka yang menyerupai Pegunungan Alpen, namun di tengah padang pasir.
Saat ini, Al-Jawf tengah menikmati suasana “musim dingin” dadakan yang mengubah wajah gurun sejenak. Fenomena ini bukan hanya pemandangan indah, tetapi juga pengingat bahwa perubahan iklim nyata adanya dan bisa berdampak di mana saja, bahkan di tempat-tempat yang tampaknya mustahil sekalipun.