Wartakita.id, BONE – Baru-baru ini sebuah Objek wisata air terjun ditemukan oleh warga Dusun Lawerre, Desa Ureng, Kecamatan Palakka, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, seakan tidak ada habisnya jika ingin digali satu persatu.
Lokasi objek wisata yeng berjarak sekitar 20 kilometer dari Ibukota Watampone dan dinamai oleh warga setempat Salo Merung’E atau Sungai Berbunyi ini, dapat ditempuh dari kota Watampone selama kurang lebih 30 menit.
Untuk mencapai lokasi objek wisata ini, pengunjung bisa menggunakan kendaraan roda dua maupun empat. Namun sebelum tiba di lokasi yang dituju, pengunjung wajib berjalan kaki menyusuri areal pepohonan dan selama kurang lebih 10 menit atau sepanjang 30 kilometer.
Setibanya di lokasi, bagi pengunjung yang ingin mandi ataupun mengabadikan gambar alias berselfie, harus turun menyusuri tebing yang curam setinggi kurang lebih 5 meter dengan menggunakan tangga bambu yang telah dibuat oleh warga setempat.
Setelah berada di lokasi permandian, rasa lelah pengunjung setelah berjalan kaki selama kurang lebih 10 menit akan terobati dengan indahnya pemandangan pepohonan, suara gemuruh air terjun dan sejuknya udara serta menikmati keindahan stalastik gua yang ada di lokasi objek wisata ini.
“Alhamdulillah akhirnya tiba juga di lokasi permandian ini. Suasananya yang masih alami, sejuk dan pemandangannya indah ditambah gemuruh suara air terjun membuat lelah jadi hilang seketika,” ungkap Arni salah satu pengunjung Salo Merung’E.
Hal senada diungkapkan oleh Wati, dimana saking penasarannya dengan sejumlah foto keindahan objek wisata tersebut di media sosial Facebook, dirinya tertarik untuk datang langsung ke tempat primadona baru warga Bone itu, meski harus datang jauh-jauh dari Kecamatan Kahu.
“Tidak sia-sia naik motor jauh-jauh dari Kahu, rasa lelah setelah menempuh perjalanan jauh hilang setelah tiba di lokasi ini, tempatnya sangat menakjubkan dan masih perawan hutannya. Tidak salah itu taglinenya Ayo ke Bone,” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang warga setempat, Sultan menuturkan, bahwa saat ini tempat yang dulunya tidak pernah terjamah oleh tangan manusia itu sekarang sudah mulai ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal.
“Sudah dua bulan tempat ini ramai dikunjungi wisatawan lokal, setiap harinya tidak pernah sunyi. Hanya saja akses jalan untuk turun ke sungai ini masih sulit untuk dilalui. Pengunjung harus rela antri untuk turun satu persatu melewati tangga yang disiapkan warga,” jelasnya.
Dia berharap, dengan adanya destinasi wisata baru di Bone itu, pemerintah bisa dengan cepat melakukan pemeliharaan, salah satunya adalah memperbaiki akses jalan masuk, karena ini bisa menjadi aset wisata alam untuk menambah pemasukan daerah. (Bp)