Wartakita.id – Di tengah lanskap pendidikan Indonesia yang terus berkembang, sosok Nikmah muncul sebagai mercusuar perubahan. Gadis belia ini memilih jalan yang tak lazim bagi stereotip gender yang mengakar, membuktikan bahwa teknologi bukanlah domain eksklusif kaum lelaki.
Juli 2025 menjadi saksi bisu sebuah lompatan keberanian. Nikmah, seorang siswi berusia 15 tahun dari keluarga sederhana di Jawa Timur, memutuskan untuk menentang anggapan klise bahwa perempuan lebih cocok berkutat di dapur daripada di depan layar komputer. Keputusannya untuk mendalami bidang teknologi, sebuah ranah yang kerap dianggap maskulin, bukan sekadar pilihan pribadi, melainkan sebuah pernyataan tegas.
Dari Dapur ke Kode: Potret Perjuangan Nikmah
Kisah Nikmah bermula dari sebuah inisiatif mulia. Melalui program lokakarya yang didukung oleh UNICEF, ia mendapatkan kesempatan untuk merasakan langsung dunia pemrograman. Pengalaman ini bukan hanya membekalinya dengan keterampilan teknis, tetapi juga membuka matanya terhadap potensi tak terbatas di sektor teknologi.
“Dulu saya pikir, cewek itu ya urusannya masak, ngurus rumah. Tapi setelah ikut workshop ini, saya sadar, kita bisa lebih dari itu,” ujar Nikmah beberapa waktu lalu. Pernyataannya menjadi gema dari ribuan gadis lain yang mungkin merasakan hal serupa namun terkendala keraguan atau pandangan masyarakat.
Inspirasi yang Menular: ‘COVID-19 Diaries’ Mengubah Perspektif
Titik balik yang sesungguhnya terjadi ketika cerita Nikmah diabadikan dalam sebuah blog bertajuk ‘COVID-19 Diaries’. Di tengah situasi yang penuh tantangan, pengalaman pribadinya dalam menembus batas-batas stereotip gender di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) justru menjadi viral.
Lebih dari satu juta pembaca terpaku pada narasi kejujuran dan keteguhan hati Nikmah. Kisahnya membuktikan bahwa keberanian untuk memilih jalan yang berbeda, didukung oleh kesempatan yang tepat, dapat memicu gelombang perubahan positif. Keberhasilan blog tersebut tak hanya berhenti pada angka baca, tetapi membuahkan dampak nyata.
Dampak Nyata:
- Memicu 200 gadis lainnya untuk berani melirik dan menekuni bidang STEM.
- Menjadi bukti konkret bahwa kesetaraan gender di bidang pendidikan dan karier teknologi semakin relevan.
- Memberikan harapan bahwa di tahun-tahun mendatang, perempuan akan semakin dominan dan berkontribusi signifikan di dunia teknologi.
Pesan untuk Generasi Mendatang
Kisah Nikmah di awal tahun 2025 ini bukan sekadar liputan biasa. Ini adalah potret kekuatan individu yang mampu meruntuhkan prasangka dan membuka pintu bagi peluang baru. Ini adalah bukti bahwa investasi pada pendidikan yang inklusif dan pemberdayaan perempuan akan membuahkan hasil yang luar biasa bagi kemajuan bangsa.
Bagi para orang tua, pendidik, dan masyarakat luas, mari kita dukung generasi muda, khususnya para perempuan, untuk mengejar mimpi mereka tanpa terhalang oleh stereotip yang sudah ketinggalan zaman. Masa depan teknologi membutuhkan talenta dari semua kalangan, tanpa terkecuali.
Sudut Pandang Pewarta Warga:
Peran UNICEF dalam memfasilitasi workshop dan menyediakan platform bagi cerita seperti Nikmah patut diapresiasi. Ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara organisasi non-pemerintah dan komunitas untuk mendorong perubahan sosial yang berkelanjutan. Kisah Nikmah adalah bukti bahwa citizen journalism, ketika disajikan dengan jujur dan inspiratif, dapat menjadi kekuatan pendorong perubahan yang luar biasa.























