Ada kisah yang mengharukan ketika sekelompok anak-anak sekolah Kanada menyanyikan senandung Islami, Thola’al Badru ‘Alaina, untuk menyambut kedatangan para pengungsi Suriah di negara mereka.
Lantunan pujian yang di Indonesia biasa disebut Shalawat Badar itu disebarkan di dunia maya, dan menjadi viral. Masalahnya, kisah itu tidak sepenuhnya benar.
Awalnya, video dibagikan di jejaring Facebook, tetapi mendapat perhatian besar di media setelah diunggah di YouTube pada Jumat lalu, dengan judul, “Selamat datang di Kanada pengungsi Suriah.”
Dalam keterangan video itu disebutkan bahwa lagu yang dinyanyikan paduan suara anak-anak tersebut pernah digunakan untuk menyambut Nabi Muhammad ketika datang ke Madinah.
Video itu kemudian ditonton lebih dari 830.000 kali dalam tiga hari.
Sejumlah media mengambil keterangan dalam video YouTube itu dan mengatakan bahwa lagu itu digunakan untuk menyambut pengungsi.
Tapi kenyataannya, video itu diambil satu pekan sebelum gelombang pengungsi Suriah pertama datang di Toronto pada 11 Desember 2015.
Video asli di Facebook diunggah pada 3 Desember 2015 oleh seorang ibu berdarah Arab-Kanada, Dima Kilani. Anaknya yang berusia 10 tahun ikut bernyanyi dalam paduan suara itu di Ottawa.
“Ide di balik ini adalah ingin mengajak orang dari latar belakang yang berbeda untuk bersama-sama mempromosikan budaya inklusif Kanada,” kata Kilami kepada BBC Trending.
“Ini mungkin bukan tentang pengungsi, tetapi memiliki sentimen yang sama yaitu optimisme dan kebahagiaan,” ujarnya.
Kilani mengatakan tidak mengejutkan bahwa orang-orang mengira itu adalah video untuk pengungsi, mengingat Kanada memang negara yang terbuka menerima orang-orang dari berbagai latar belakang.
“Ketika Natal, penampilan paduan suara tidak pernah hanya menyanyikan lagu Kristiani,” katanya. “Mereka selalu mencoba menyisipkan lagu dari budaya dan agama yang berbeda.”
Bukan tentang pengungsi
Direktur paduan suara itu Robert Filion mengatakan kepada Buzzfeed bahwa dia telah lama ingin memasukkan lagu Islami dalam penampilan paduan suara sekolahnya.
“Bagi kami, ini tidak ada hubungannya dengan krisis pengungsi Suriah atau hal lain yang terjadi di dunia saat ini,” kata Robert Filion.
Sebelumnya seorang juru bicara sekolah sempat mengatakan kepada beberapa media bahwa lagu ini dinyanyikan untuk menyambut pengungsi.
Kekeliruan ini mungkin bertambah besar karena video itu diunggah di YouTube pada hari yang sama ketika Perdana Menteri Justin Trudeau menyambut sekelompok pengungsi Suriah.
Trudeau mengatakan bahwa negaranya menunjukkan pada dunia bagaimana Kanada membuka hati bagi para pengungsi.
Pemerintah Kanada telah berjanji akan menerima 25.000 pengungsi hingga akhir Februari.
Sumber : kompas.com
Optmisme dan harapan bahwa kemanusiaan tidak boleh kalah oleh perbedaan berupa apapun telah ditunjukkan Kanada, dengan hati membuka negerinya bagi para pengungsi.