JAKARTA, WARTAKITA.ID – Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) secara resmi mengonfirmasi identitas dua kerangka manusia yang ditemukan di reruntuhan Gedung Astra Credit Companies (ACC), Kwitang, Jakarta Pusat. Melalui serangkaian tes DNA, kedua kerangka tersebut dipastikan adalah Reno Syahputra Dewo (24) dan Muhammad Farhan Hamid (23), dua mahasiswa yang dilaporkan hilang sejak kerusuhan demonstrasi pada Agustus 2025 lalu.
Pengumuman ini disampaikan oleh Kepala Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri, Brigjen Pol. Dr. Hudi Suryanto, dalam konferensi pers di Mabes Polri, Selasa (17/12/2025). “Berdasarkan hasil pencocokan DNA dari sampel post mortem dengan data ante mortem yang diberikan pihak keluarga, kami dapat memastikan dengan tingkat akurasi 99,9% bahwa kedua jenazah adalah saudara Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan Hamid,” tegas Brigjen Hudi. Pengungkapan ini mengakhiri ketidakpastian selama hampir dua bulan bagi keluarga dan membuka babak baru dalam investigasi penyebab kematian keduanya.
Hasil Tes DNA Mengakhiri Ketidakpastian Dua Bulan
Identifikasi kedua korban menjadi prioritas utama tim forensik sejak kerangka ditemukan pada akhir Oktober 2025. Kondisi jenazah yang hangus total membuat identifikasi visual tidak mungkin dilakukan, sehingga metode ilmiah menjadi satu-satunya jalan untuk memastikan identitas korban.
Proses Identifikasi Forensik yang Kompleks
Tim DVI (Disaster Victim Identification) Polri bekerja maraton untuk mengungkap identitas korban. Menurut keterangan Puslabfor, proses identifikasi primer mengandalkan dua metode utama. Pertama, tes DNA yang dilakukan dengan mengambil sampel dari tulang femur (paha) kedua kerangka. Sampel ini kemudian dibandingkan dengan sampel DNA dari orang tua kandung Reno dan Farhan yang telah menyerahkan data ante mortem sebelumnya.
Kedua, metode odontologi forensik atau pemeriksaan gigi. Tim forensik mencocokkan data post mortem (struktur gigi, tambalan, dan anomali lainnya) dari kerangka dengan rekam medis gigi yang dimiliki oleh keluarga. “Data odontologi forensik menunjukkan kecocokan yang signifikan dengan rekam medis kedua korban, yang semakin memperkuat hasil tes DNA,” tambah Brigjen Hudi. Kombinasi kedua metode primer ini memberikan kepastian hukum dan ilmiah atas identitas jenazah.
Kronologi Peristiwa: Dari Demonstrasi Hingga Penemuan Kerangka
Kasus ini berawal dari rangkaian peristiwa yang terjadi sejak pertengahan Agustus 2025. Pengungkapan identitas ini menjadi puncak dari investigasi panjang yang dipicu oleh laporan orang hilang pasca-demonstrasi yang berakhir ricuh.
Agustus 2025: Demonstrasi yang Berujung Kerusuhan
Pada 15 Agustus 2025, demonstrasi besar-besaran yang memprotes kebijakan ekonomi pemerintah digelar di sejumlah titik di Jakarta Pusat. Aksi yang awalnya damai berubah menjadi ricuh pada malam hari, menyebabkan bentrokan antara massa dan aparat keamanan. Beberapa fasilitas publik dan gedung perkantoran mengalami kerusakan, termasuk Gedung ACC di Jalan Kramat Raya, Kwitang, yang dibakar oleh kelompok massa tak dikenal. Reno dan Farhan, yang diketahui aktif dalam gerakan mahasiswa, terakhir kali terlihat oleh rekan-rekannya di sekitar lokasi demonstrasi sebelum komunikasi terputus.
Oktober 2025: Penemuan Tak Terduga di Puing Bangunan
Dua bulan setelah insiden, tepatnya pada 28 Oktober 2025, tim gabungan dari pemadam kebakaran dan kepolisian melakukan proses pembersihan dan investigasi sisa kebakaran di Gedung ACC. Saat menyisir puing-puing di lantai dua, petugas menemukan dua kerangka manusia dalam posisi berdekatan. Penemuan ini segera ditindaklanjuti dengan evakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk proses identifikasi lebih lanjut. Keterlambatan penemuan ini diduga akibat kondisi gedung yang tidak stabil dan berbahaya untuk dimasuki pasca-kebakaran, sehingga lokasi baru bisa diakses secara menyeluruh setelah dinyatakan aman.
Fokus Investigasi Beralih ke Penyebab Kematian
Dengan terungkapnya identitas korban, Polda Metro Jaya kini memfokuskan penyelidikan pada penyebab pasti kematian Reno dan Farhan. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko, menyatakan bahwa tim penyidik tengah mendalami beberapa kemungkinan.
“Fokus kami selanjutnya adalah mengungkap bagaimana dan mengapa kedua korban bisa berada di dalam gedung tersebut saat kebakaran terjadi, serta apa penyebab utama kematian mereka,” ujar Kombes Trunoyudo. Penyelidikan akan mencakup analisis forensik lanjutan untuk mencari tanda-tanda kekerasan sebelum kematian, kemungkinan korban terjebak saat api membesar, atau faktor-faktor lainnya. Puluhan saksi mata dari demonstrasi dan petugas keamanan yang bertugas saat itu akan kembali dimintai keterangan.
Tuntutan Transparansi dan Potensi Pelanggaran HAM
Kasus ini menarik perhatian Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan sejumlah organisasi masyarakat sipil. Komnas HAM menyatakan akan memantau secara ketat proses investigasi yang dilakukan kepolisian untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas.
“Kami mendesak adanya investigasi yang independen dan menyeluruh, tidak hanya untuk mengungkap penyebab kematian, tetapi juga untuk mengevaluasi protokol penanganan massa oleh aparat saat demonstrasi,” kata Komisioner Komnas HAM, Anis Hidayah. Keluarga korban, melalui kuasa hukumnya dari LBH Jakarta, menuntut keadilan dan mendesak negara bertanggung jawab jika ditemukan adanya unsur kelalaian atau kekerasan aparat yang berujung pada kematian Reno dan Farhan. Kasus ini menjadi preseden penting terkait perlindungan hak hidup dan kebebasan berekspresi dalam iklim demokrasi Indonesia.
Titik Terang yang Membuka Babak Baru Penegakan Hukum
Konfirmasi identitas Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan Hamid merupakan titik terang krusial dalam tragedi pasca-demonstrasi Agustus 2025. Meskipun membawa duka mendalam bagi keluarga, kepastian ini menjadi langkah awal untuk menuntut keadilan. Kini, bola berada di tangan aparat penegak hukum untuk mengungkap tuntas penyebab kematian keduanya secara transparan dan akuntabel, menjawab pertanyaan publik mengenai keamanan dan penegakan HAM di Indonesia. Wartakita.id akan terus mengawal perkembangan kasus ini secara mendalam.

























