Kamis, 1 Juni 2023
  • kontak
  • beriklan
  • privasi
  • perihal
wartakita.id
  • BERANDA
  • PERUBAHAN IKLIM
  • DUKUNG UMKM
  • KONTAK
  • LAYANAN
No Result
View All Result
wartakita.id
  • BERANDA
  • PERUBAHAN IKLIM
  • DUKUNG UMKM
  • KONTAK
  • LAYANAN
No Result
View All Result
wartakita.id
No Result
View All Result
ads ads ads
Home Esai

Akhlak, Sisi Tauhid yang (sering) Terlupakan

19 Januari 2016
in Esai
Reading Time: 3 mins read
A A
rekaman raqib dan atid

rekaman raqib dan atid

Buku cetak mata pelajaran ilmu Tauhid masa SMA tidak seperti buku bahasa Arab, Fiqh atau Tarikh, judul buku tercetak sesuai mata pelajarannya. Di buku pelajaran Tauhid yang tertulis; “Pelajaran Akidah dan Akhlak” bukan “Pelajaran Tauhid”.

Guru pelajaran Tauhid ketika kutanya mengapa beda judul buku pegangan dengan nama pelajarannya, menjawab bahwa dalam bertauhid akhlak adalah kendaraannya. Akidah adalah mengapa Tauhid, dan bagaimana mengesakan Tuhan disebut akhlak.

Asib Ali Bhore

Belikan Anak-Anak Komputer, Informatika Nanti Jadi Kebutuhan Manusia Keempat

Agama dan Kejadian Alam

Tanpa akhlak mustahil ada akidah tauhid, tanpa akidah tauhid mustahil ada akhlak. Sepasang, saling mengoreksi, saling memurnikan dan tidak terpisahkan. Kesimpulan yang masih terpakai hingga sekarang.

Setelah bepergian ke beberapa tempat, bertemu, bergaul dengan beragam karakter manusia dan mahluk lain cakupannya meluas.

Tauhid ternyata tidak hanya tentang mengesakan Tuhan, tapi juga mengesakan semesta, mahluk dan semua ciptaan sebagai satu kesatuan dan kesadaran sesama ciptaan yang berasal dari satu Pencipta.

Sisi lain akhlak selain bagaimana mengesakan Tuhan, adalah etika dan moralitas yang tumbuh dari kesadaran sebagai hamba Tuhan pada sesama ciptaan yang berasal dari satu Pencipta.

Seseorang yang berakidah Tauhid harus berakhlak. Akidah tauhid baru setengah bila hanya mentauhidkan Pencipta. Menjaga akhlak terhadap Pencipta namun tidak memiliki akhlak pada sesama, sama saja belum mengakui bahwa semua ciptaan (termasuk perbedaan) berasal dari satu Pencipta.

Perbedaan cara menafsirkan Tuhan atau cara menuhankan Tuhan sungguh amat pribadi, urusan tiap-tiap manusia langsung dengan Tuhan. Mestinya perbedaan akidah bukan penghalang untuk menyadari kemudian mengasihi, bahwa semua manusia, mahluk lain dan ciptaan berasal dari Pencipta yang sama. Seperti misi Islam yang dibawa nabi Muhammad SAW, agar menjadi rahmat bagi semesta alam, bukan hanya bagi bani Qurays, khusus orang Arab, hanya untuk umat muslim, atau terbatas pada manusia, tapi menjadi kasih sayang bagi semesta raya.

Meributkan mana mahzab yang benar, tata cara yang paling benar, bila hanya untuk merasa lebih benar lebih baik hindari, kecuali dalam konteks berdialog, muhasabah. Bila mau, tidak ada kesulitan bagi Tuhan membuat seluruh umat manusia beriman dalam satu keyakinan (QS Al Maidah Ayat 42). Beragama sama sekali bukan untuk merasa lebih benar atas yang lain.

Konflik Palestina, syi’ah dan sunni, Suriah, Yaman, ISIS, semua bukan tentang agama, begitu juga debat-debat kusir di sosial media. Banyak konflik yang nampak besar dan riuh sebenarnya terlalu ‘remeh’ untuk dikategorikan konflik agama meskipun berlabel dengan simbol-simbol agama.

Remeh dan sebaiknya diabaikan bila harus dibayar dengan merusak sisi terpenting dari akidah tauhid yaitu akhlak yang memanusiakan diri sendiri dengan memanusiakan orang lain. Dan sebaliknyam bila dapat memanusiakan diri sendiri dengan manusiakan orang lain, terjun bebas bukan pilihan.

Bila beragama maka tauhid, dan tauhid hanya bisa dicapai jika dan hanya jika berakhlak. Pondasi akidah tauhid bukan berdiri di atas banyaknya pembenaran, namun tegak di atas akhlak atau bahasa sederhanya: kebaikan dan kemanusiaan.

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
Tags: akhlakTauhidTepekur

ARTIKEL TERKAIT

Asib Ali Bhore
Esai

Asib Ali Bhore

20 Februari 2023
Belikan Anak-Anak Komputer, Informatika Nanti Jadi Kebutuhan Manusia Keempat
Esai

Belikan Anak-Anak Komputer, Informatika Nanti Jadi Kebutuhan Manusia Keempat

19 Januari 2023
rekaman raqib dan atid
Esai

Agama dan Kejadian Alam

2 Desember 2022
Tidak Terlalu Cepat Untuk Lailatul Qadr
Esai

Tidak Terlalu Cepat Untuk Lailatul Qadr

21 April 2021
Vaatu dan Raava
Esai

Vaatu dan Raava

30 Maret 2021

Catatan Perubahan Logo Wartakita.id

4 Maret 2021
https://www.youtube.com/watch?v=X4SEeEg658w
Bunda PAUD Kota Makassar dan 32 Kepsek Disambut Menteri Singapura Masagos Zulkifli

Bunda PAUD Kota Makassar dan 32 Kepsek Disambut Menteri Singapura Masagos Zulkifli

28 Mei 2023

Bunda PAUD Kota Makassar dan 32 Kepsek Belajar Inklusi dan Disabilitas di Singapura

27 Mei 2023

Diterima Dubes RI Untuk Singapura, Bunda PAUD Kota Makassar Bahas Pendidikan

25 Mei 2023

Bunda PAUD Kota Makassar Study Banding Bersama 32 Kepsek di Singapura

24 Mei 2023

Lautan Manusia Sambut Tim Nasional Indonesia U-22 di SUGBK

19 Mei 2023

Indira Yusuf Ismail Hadiri Hari Kesatuan Gerak PKK ke 51 di Medan

17 Mei 2023

ESAI REDAKSI

Asib Ali Bhore

Belikan Anak-Anak Komputer, Informatika Nanti Jadi Kebutuhan Manusia Keempat

Agama dan Kejadian Alam

Tidak Terlalu Cepat Untuk Lailatul Qadr

Vaatu dan Raava

  • kontak
  • beriklan
  • privasi
  • perihal

© 2021 wartakita media

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • PERUBAHAN IKLIM
  • DUKUNG UMKM
  • KONTAK
  • LAYANAN

©2021 wartakita media

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Go to mobile version