MAKASSAR — Tahun Baru Masehi 2026 akan tiba dengan nuansa spiritual yang istimewa bagi umat Islam di Indonesia dan dunia. Berdasarkan prediksi kalender Islam global, 1 Januari 2026 akan bertepatan dengan 1 Rajab 1447 Hijriah, menandai dimulainya salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam.
Konvergensi dua penanggalan penting ini membawa implikasi ganda. Selain momentum libur nasional, hari itu juga menjadi penanda awal fase persiapan spiritual umat Muslim menjelang datangnya bulan suci Ramadhan.
Rajab: Gerbang Menuju Ramadhan
Rajab adalah bulan ketujuh dalam kalender Hijriah dan merupakan salah satu dari empat bulan haram (mulia) dalam Islam, selain Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Kehadirannya sering dianggap sebagai “gerbang” atau “bulan penanaman” sebelum panen spiritual di Ramadhan.
Bagi banyak Muslim, masuknya bulan Rajab adalah sinyal untuk meningkatkan ibadah sunnah. Praktik puasa sunnah, khususnya puasa Senin dan Kamis, serta puasa Ayyamul Bidh (pertengahan bulan), sering digalakkan. Selain itu, memperbanyak doa, istighfar, dan refleksi diri menjadi amalan yang ditekankan.
Tujuan utamanya adalah mempersiapkan jiwa dan raga untuk memasuki bulan Sya’ban, yang menjadi “bulan penyiraman,” dan puncaknya di bulan Ramadhan, sebagai “bulan panen” pahala. Fenomena 1 Rajab yang bertepatan dengan Tahun Baru Masehi 2026 ini memberikan kesempatan unik bagi umat untuk memulai resolusi spiritual mereka sejak awal tahun.
“Bulan Rajab, Sya’ban, dan Ramadhan adalah trilogi spiritual yang saling berkaitan. Memulai Rajab dengan kesadaran penuh adalah langkah awal menuju Ramadhan yang lebih bermakna,” ujar seorang ustadz setempat dalam sebuah ceramah daring.
Hisab dan Rukyat: Dua Pendekatan Penentuan Awal Bulan
Penetapan awal bulan Hijriah di Indonesia melibatkan dua metode utama: hisab (perhitungan astronomis) dan rukyatul hilal (pengamatan fisik bulan baru). Untuk penanggalan non-ibadah seperti kalender harian, metode hisab yang akurat sering menjadi rujukan awal.
Dalam konteks 1 Januari 2026, prediksi hisab global menunjukkan akurasi tinggi. Berbagai lembaga kalender Islam internasional telah merilis perhitungan yang seragam, menempatkan 1 Rajab 1447 H pada tanggal tersebut.
Kemenag: Penentu Resmi Kalender Ibadah Nasional
Meskipun hisab memberikan gambaran awal yang jelas, penetapan resmi awal bulan Hijriah di Indonesia, terutama untuk menentukan hari-hari besar keagamaan, tetap berada di tangan Kementerian Agama (Kemenag) RI. Kemenag akan menggelar Sidang Isbat, sebuah forum musyawarah yang melibatkan ulama, pakar astronomi, dan perwakilan organisasi Islam.
Sidang Isbat biasanya mempertimbangkan data hisab sekaligus hasil rukyatul hilal dari berbagai titik pengamatan di seluruh Indonesia. Proses ini bertujuan untuk memastikan keseragaman dan keabsahan penentuan awal bulan Hijriah bagi seluruh umat Muslim di Tanah Air.
Untuk tanggal 1 Rajab, karena tidak terkait langsung dengan ibadah wajib yang memerlukan pengumuman serentak seperti Idul Fitri atau Idul Adha, masyarakat dapat menjadikan prediksi hisab sebagai panduan awal. Namun, penting untuk selalu mengikuti keputusan resmi Kemenag untuk urusan ibadah yang bersifat umum.
Implikasi Praktis bagi Umat
Informasi mengenai 1 Januari 2026 yang jatuh pada 1 Rajab 1447 H ini memiliki beberapa implikasi praktis:
- Perencanaan Liburan: Masyarakat dapat merencanakan liburan Tahun Baru Masehi sambil sekaligus menandai awal bulan Rajab untuk amalan pribadi.
- Persiapan Ibadah: Ini menjadi pengingat dini bagi individu dan keluarga untuk mulai menata kembali jadwal ibadah, seperti puasa sunnah, membaca Al-Qur’an, dan berdzikir.
- Program Komunitas: Masjid atau organisasi keagamaan dapat mulai merancang program-program khusus Rajab, Sha’ban, dan Ramadhan dengan perencanaan yang lebih matang.
Momen ini mengajak umat Islam untuk memaksimalkan awal tahun dengan memperkaya dimensi spiritual, menjadikan 2026 sebagai tahun yang penuh keberkahan dan ketaatan.























