Fenomena Baru di Google Maps: Scammer Beraksi
Google Maps, aplikasi navigasi andalan banyak pengguna, kini menghadapi ancaman baru di Indonesia. Belakangan, banyak laporan tentang nomor kontak palsu yang disisipkan pada informasi alamat bisnis. Beberapa pengguna awalnya mengira ini adalah ulah hacker yang mengambil alih akun Google bisnis terkait.
Namun, sebenarnya ini bukan peretasan Google Maps, melainkan penipuan yang dilakukan oleh scammer yang memanfaatkan profil bisnis di Google Maps untuk menipu pelanggan titik bisnis tersebut.
Scammer Memanfaatkan Fitur “Edit” di Google Maps
Fenomena ini bukanlah peretasan dalam arti teknis, melainkan penipuan. Pelaku memanfaatkan fitur “Edit” di Google Maps yang memungkinkan pengguna mengajukan perubahan informasi tempat usaha, termasuk nomor kontak. Scammer menambahkan nomor WhatsApp palsu di profil bisnis, kemudian mencoba menipu orang yang menghubungi nomor tersebut. Target utamanya adalah bisnis yang tidak dikelola dengan baik oleh pemiliknya, seperti rental mobil, hotel, dan layanan lainnya.
Penipu akan lebih mudah beraksi jika pemilik bisnis tidak rajin memantau atau mengelola akun Google mereka. Ini memberikan celah bagi scammer untuk menyisipkan informasi palsu, baik berupa nomor telepon atau mengomentari komentar pelanggan untuk kemudian dijebak dan ditipu.
Scam di Google Maps: Bukan Hanya Soal Nomor Palsu
Selain penipuan yang menyasar pengguna dengan nomor kontak palsu, ada juga kasus di mana scammer mengambil alih akun Google bisnis. Ini lebih mirip dengan peretasan, di mana pelaku menguasai akun dan kemudian memanipulasi informasi di dalamnya. Mereka bisa memasukkan kontak palsu dan bahkan meminta uang transfer dari pengguna yang tidak curiga.
Google Maps mengandalkan user-generated content (UGC), yang berarti siapa saja bisa mengajukan perubahan informasi pada profil bisnis. Jika pemilik bisnis tidak memantau dan menjaga akun mereka, scammer bisa beraksi tanpa hambatan. Namun, sistem verifikasi dan fitur “Edit” di Google Maps sebenarnya sudah cukup aman jika digunakan dengan benar.
Menghindari Penipuan di Google Maps
Untuk menghindari penipuan, ada beberapa tips yang bisa diikuti. Pertama, jangan langsung percaya pada nomor kontak yang tertera di Google Maps, terutama jika ada permintaan uang transfer atau down payment (DP). Pengguna disarankan untuk memeriksa nomor kontak melalui aplikasi seperti GetContact atau mendatangi langsung lokasi bisnis jika memungkinkan.
Selain itu, penting untuk memeriksa nomor rekening sebelum melakukan transfer uang. Situs seperti kredibel.com dan cekrekening.id dari Kominfo bisa digunakan untuk memverifikasi keaslian nomor rekening yang diberikan. Jika informasi yang muncul tidak lengkap atau tidak sesuai dengan nama pemilik bisnis, ada kemungkinan besar itu adalah rekening penipu.
Kesimpulan Repiw
Google Maps, dengan segala kecanggihan dan keandalannya, ternyata memiliki celah yang bisa dimanfaatkan oleh para penipu. Sama seperti Wikipedia, platform ini bersifat komunal, memungkinkan setiap orang untuk mengubah atau menambahkan informasi. Namun, di sinilah masalah muncul—ketika informasi yang salah dan berpotensi merugikan pengguna tidak diawasi dengan baik oleh pemilik bisnis.
Untuk itu, penting bagi pemilik bisnis untuk rajin memantau akun mereka dan bagi pengguna untuk lebih berhati-hati saat berinteraksi dengan informasi yang ditemukan di Google Maps. Jangan biarkan diri Anda menjadi korban penipuan digital yang semakin canggih ini.
—
Artikel tech repiw.com untuk pembaca wartakita.id