Wartakita.id – Masyarakat Indonesia diminta meningkatkan kewaspadaan dalam beberapa hari ke depan menyusul prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai potensi cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah. Kondisi atmosfer yang kompleks memicu ancaman signifikan.
Ancaman nyata menghampiri tanah air hingga tanggal 21 Desember 2025. BMKG melaporkan bahwa dua bibit siklon tropis dan fenomena ‘seruakan dingin’ dari benua Asia mulai memasuki perairan Indonesia. Kombinasi kedua fenomena ini berpotensi memicu hujan lebat, angin kencang, bahkan bencana hidrometeorologi lainnya seperti banjir bandang dan tanah longsor.
Ancaman Ganda: Bibit Siklon dan Seruakan Dingin
Fenomena ‘seruakan dingin’ mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Ini adalah aliran udara dingin yang bergerak dari wilayah beriklim dingin menuju wilayah yang lebih hangat, termasuk Indonesia. Aliran massa udara dingin ini mampu mengubah pola cuaca secara drastis.
Sementara itu, ancaman lain datang dari dua bibit siklon tropis yang terdeteksi. Bibit siklon tropis 93S terpantau berada di Samudra Hindia, tepatnya di selatan Jawa Timur. Dengan kecepatan angin mencapai 25 knot, sistem ini memiliki potensi sedang hingga tinggi untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan. BMKG memprediksi dampaknya dapat meningkatkan kecepatan angin di perairan selatan Jawa Timur hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga di atas 25 knot.
Selain itu, bibit siklon tropis 95S juga terdeteksi di Laut Arafuru. Meskipun potensinya untuk menjadi siklon tropis masih tergolong rendah, keberadaannya tetap memicu perlambatan angin atau konvergensi yang membentang dari Papua Tengah hingga Laut Arafuru. Konvergensi ini dapat menahan uap air, memperbesar potensi pembentukan awan hujan.
Perpaduan Iklim yang Memperparah Cuaca
Kondisi cuaca ekstrem ini tidak berdiri sendiri. BMKG menjelaskan bahwa perpaduan beberapa fenomena iklim turut memperparah situasi. Fenomena La-Nina yang lemah, bersama dengan suhu muka laut yang cenderung hangat, meningkatkan laju penguapan air. Uap air yang berlebih ini menjadi ‘bahan bakar’ utama bagi pertumbuhan awan hujan secara masif.
Masuknya seruakan dingin dari Asia, yang ditandai dengan perbedaan tekanan udara signifikan antara wilayah seperti Gushi (Tiongkok) dan Hongkong, menambah kerumitan atmosfer. Aktivitas gelombang atmosfer Madden-Julian Oscillation (MJO) yang juga sedang tinggi semakin memperbesar risiko terjadinya hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang.
Wilayah Berstatus Peringatan Dini Cuaca Ekstrem
BMKG telah merilis daftar wilayah yang diprediksi akan terdampak cuaca ekstrem hingga 21 Desember 2025. Kewaspadaan tinggi diperlukan di daerah-daerah berikut:
- Hujan Lebat hingga Sangat Lebat: Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
- Hujan Sedang: Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Bali, seluruh wilayah Kalimantan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Tengah, dan Papua.
- Potensi Angin Kencang: Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Jambi, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Maluku, Sulawesi Selatan, dan Papua Selatan.
Langkah Tepat Menghadapi Cuaca Ekstrem
Mengingat potensi bencana hidrometeorologi yang tinggi, BMKG mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk tidak mengabaikan peringatan dini ini. Kesiapsiagaan adalah kunci untuk meminimalkan risiko.
Tips Keselamatan dari BMKG:
- Jauhi Wilayah Terbuka: Saat terjadi hujan badai dan angin kencang, hindari berada di area terbuka yang berisiko tersambar petir atau tertimpa benda yang beterbangan.
- Hindari Pohon dan Bangunan Rapuh: Jauhi pohon besar yang berisiko tumbang dan bangunan atau infrastruktur yang terlihat rapuh karena dapat runtuh akibat guncangan angin atau tanah.
- Pantau Informasi Terkini: Selalu ikuti perkembangan informasi cuaca dari sumber resmi seperti BMKG.
- Siapkan Peralatan Darurat: Pastikan Anda memiliki perlengkapan dasar jika terjadi pemadaman listrik atau bencana yang memerlukan evakuasi.
- Periksa Saluran Air: Pastikan saluran air di sekitar rumah lancar untuk mencegah genangan atau banjir lokal.
Dengan memahami ancaman dan mengambil langkah pencegahan yang tepat, kita dapat melindungi diri, keluarga, dan lingkungan dari dampak buruk cuaca ekstrem. Mari bersama-sama menjaga keselamatan di tengah perubahan iklim yang dinamis ini.
Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)
Apa itu bibit siklon tropis?
Bibit siklon tropis adalah sistem badai tropis yang sedang berkembang dan memiliki potensi untuk menjadi siklon tropis. Sistem ini biasanya ditandai dengan area tekanan rendah dan angin yang berputar.
Bagaimana seruakan dingin mempengaruhi cuaca di Indonesia?
Seruakan dingin membawa massa udara dingin dari wilayah utara ke Indonesia yang lebih hangat, dapat menyebabkan penurunan suhu udara, peningkatan kelembaban, dan memicu hujan lebat serta angin kencang, terutama di wilayah yang dilalui.
Fenomena alam apa saja yang memperparah cuaca ekstrem kali ini?
Selain bibit siklon dan seruakan dingin, fenomena La-Nina lemah dan suhu muka laut yang hangat turut memperparah cuaca. Aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) yang tinggi juga meningkatkan risiko hujan lebat dan angin kencang.
Selain hujan lebat, ancaman bencana apa lagi yang perlu diwaspadai?
Masyarakat perlu waspada terhadap potensi banjir, banjir bandang, tanah longsor, serta angin kencang yang dapat merusak. Di wilayah perairan, potensi gelombang tinggi dan angin kencang perlu diperhatikan.
Apa yang harus dilakukan jika berada di luar ruangan saat cuaca ekstrem terjadi?
Segera cari tempat berlindung yang aman, hindari area terbuka, pohon besar, tiang listrik, dan bangunan yang berisiko roboh. Jauhi juga area yang berpotensi banjir bandang.























