Wartakita.id SURABAYA -“Pelindo III bertekad untuk menjadikan pelabuhannya sebagai full handling terminal. Dengan salah satu strategi utamanya yaitu transformasi teknologi atau full information and communication technology based system,” kata Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto pada jumpa pers usai Rapat Kerja Tahunan Pelindo III di Surabaya, Jawa Timur.
Semangat kebangkitan maritim Indonesia terus digaungkan oleh PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III. BUMN kepelabuhanan tersebut mentransformasikan seluruh proses bisnis di pelabuhan-pelabuhan yang dikelolanya, baik administrasi maupun operasional, untuk berbasis teknologi infromasi pada tahun 2018 nanti.
“Sesuai arahan Presiden, pelabuhan kita harus bisa menyediakan informasi yang lengkap bagi pengguna jasa. Itu bisa terjadi jika sistem yang ada di pelabuhan terkoneksi satu sama lain. Ke depan diharapkan pengguna jasa bisa tahu di mana posisi barang miliknya sekarang, di kapal apa, dikirim ke mana, tiba kapan, dan lain sebagainya,” jelasnya.
Untuk itu Pelindo III yang sudah memiliki master plan pengembangan teknologi informasi sejak 2015, pada tahun ini penerapannya telah mencapai tahap dua bagian utama, yakni front end dan back end. Aplikasi pada bagian front end, di antaranya berupa Aplikasi Peti Kemas, Aplikasi Non Peti Kemas, dan Aplikasi Jasa Pelayanan Kapal. Aplikasi untuk kegiatan bongkar muat peti kemas yang bernama Spiner akan diterapkan di berbagai pelabuhan untuk meningkatkan bongkar muat dengan peti kemas yang lebih efisien. Pelabuhan-pelabuhan tersebut yaitu Tanjung Perak, Lembar, Benoa, Kumai, Sampit, Bima, Maumere, Batulicin, Waingapu, Ende, Kalabahi, Bumiharjo, dan Badas yang tersebar di tujuh provinsi.
Selanjutnya juga tersedia Aplikasi Bongkar Muat Non Peti Kemas yang dinamai Gen-C dan Aplikasi Pelayanan Jasa Kapal (PMIS) yang akan diterapkan hampir di seluruh pelabuhan yang dikelola Pelindo III pada Juni tahun ini. “Penerapan ketiga aplikasi tersebut akan mengkoneksikan antar pelabuhan, sehingga proses bisnis akan semakin efektif dan efisien,” tambahnya.
Tidak hanya aplikasi operasional, pada bagian back end akan diterapkan aplikasi ERP produk dari SAP (sistem yang mengintegrasikan berbagai bagian dari proses bisnis). Ada delapan modul yang akan diaplikasikan di antaranya ialah Human Capital Management (SAP HCM) untuk pengelolaan sumber daya manusia mulai dari rekrutmen, pengembangan kapabilitas karyawan sesuai tujuan perusahaan, hingga mengelola masa pensiun, juga terdapat fasilitas Employee Self Service (ESS). Berikutnya juga ada Finance and Controlling (SAP FICO) yang mampu mengelola seluruh aktivitas keuangan, mulai laporan keuangan hingga laporan manajemen. “Dari penerapan dua modul tersebut, selain meningkatkan proses bisnis perusahaan diharapkan juga dapat mendukung penerapan aspek akuntabilitas perusahaan sesuai prinsip Good Corporate Governance (GCG),” ujar Project Manager ERP Pelindo III Abdul Rofid Fanany.
Abdul Rofid menambahkan modul lain salah satunya ialah Business Intelligence (SAP BW) yang menjadi bagan sistem manajemen yang menampilkan kinerja keuangan dan operasional Pelindo III berdasarkan pergerakan data secara real-time. “Modul ini memungkinkan dilakukannya penyajian data secara lebih detil, sehingga dapat lebih mudah menganalisis jika ada hambatan dalam proses bisnis. Maka para pemimpin perusahaan dapat mengambil keputusan bisnis yang cepat dan tepat di tengah persaingan global,” tambahnya. Selain itu juga ada modul untuk memonitor proyek investasi, memonitor pemeliharaan aset, melakukan penyusunan anggaran, mencatat transaksi bisnis properti, hingga pengadaan barang dan jasa.
Megawaty Khie, Vice President dan Managing Director SAP Indonesia, melihat hal yang sama. “Pelindo III membawa revolusi teknologi informasi pada industri kepelabuhanan Indonesia yang teramat kompetitif, dengan SAP S/4HANA, menjalankan aplikasi-aplikasi bisnis inti yang memungkinkan wawasan real-time untuk membantu mewujudkan ekspansi bisnis dan mengatasi kompetisi,” ujarnya.
Pelindo III bekerjasama dengan SAP dalam mengoperasikan solusi SAP S/4HANA yang membantu mendigitalisasi operasi perusahaan secara menyeluruh, mendukung terjadinya transformasi digital secara terus-menerus, berulang, dan terukur di seluruh lingkungan perusahaan. “Relasi SAP dengan Pelindo III merupakan contoh signifikan dari upaya untuk memberikan keuntungan strategis dan kesederhanan bisnis melalui kombinasi yang kuat dari visi pelanggan, keahlian subjek, dan teknologi yang unggul,” tambahnya lagi.
Djarwo Surjanto lebih lanjut mengungkapkan, persaingan bisnis maritim semakin ketat. “Banyaknya pelabuhan di Indonesia hendaknya tidak hanya menjadi tantangan, tetapi justru menjadi kekuatan untuk bersaing. Salah satunya jika seluruh pelabuhan utama bisa saling terkoneksi melalui teknologi informasi,” ungkapnya. Keberadaan sistem yang terkoneksi juga dapat mempermudah evaluasi kinerja di masing-masing pelabuhan. Dengan kemudahan tersebut diharapkan mampu menekan waktu tunggu kapal (waiting time) maupun waktu keluarnya barang dari pelabuhan (dwelling time). (*)