Wartakita.id, MAKASSAR – Capaian Mohammad Ramdhan “Danny” Pomanto dalam pengelolaan sampah berbasis partisipasi, mendapat apresiasi besar dari masyarakat. Program Gema Makassar Tidak Rantasa’ (MTR) diharapkan berlanjut ketika Danny bersama Fatmawati Rusdi terpilih memimpin Kota Makassar.
Abdul Rais Naba, salah satu tokoh masyarakat di Kelurahan Tanjung Merdeka, Kecamatan Tamalate, sangat mengharapkannya. Apalagi Danny didampingi sosok perempuan tangguh, Fatmawati Rusdi.
“Program Pak Danny sudah sangat bagus. Makanya perlu diberi kesempatan lagi untuk melanjutkan itu semua. Kalau yang lain masih sebatas rencana, ini sudah ada kinerja yang nyata,” beber Rais saat silaturahmi dengan kandidat Wakil Wali Kota Makassar, Fatmawati Rusdi, Senin (24/8/2020).
Rais juga berharap bahwa nantinya Danny-Fatma memberi perhatian lebih pada penataan Tanjung Merdeka sebagai salah satu destinasi wisata.
“Munafik kalau ada masyarakat tidak mengakui kinerja Pak Danny selama menjabat. Saya sangat sepakat sekiranya Pak Danny dan Bu Fatma diridhai untuk jadi pemimpin Makassar, untuk melakukan penataan di kawasan Tanjung Merdeka ini. Semoga Tanjung Merdeka jadi destinasi wisata makin dilirik,” tambah Rais.
Sebagai destinasi wisata, lanjut Rais, salah satu yang mesti menjadi perhatian adalah kebersihan. Atas dasar itu, dia berharap Gemar MTR lebih digiatkan lagi di tangan Danny-Fatma.
“Apa yang dilakukan Pak Danny di periode lalu sudah sangat bagus. Lebih bagus lagi kalau itu dilanjutkan,” tutur Rais.
Sementara itu, Fatmawati merespons positif harapan masyarakat. Ia pun setuju bahwa kinerja bagus Danny Pomanto selama menjabat Wali Kota Makassar mesti dilanjutkan.
“Apa yang baik-baik mesti dilanjutkan. Mari ki sama-sama jadikan Makassar dua kali tambah baik,” ucap sosok perempuan yang saat ini aktif sebagai Wakil Bendahara Umum DPP Partai NasDem.
Sebagai informasi, Gemar Makassar Tidak Rantasa (MTR) mulai dicanangkan Danny Pomanto sejak 2014 lalu. Program ini merupakan wujud nyata, komitmen, dan tingginya kepedulian pemerintah dalam menjadikan Makassar sebagi kota dunia yang nyaman dan tidak rantasa’ alias tidak jorok.
Gemar MTR wujud penyadaran warga dalam mengubah pola pikir dan berperang melawan kejorokan. Gerakan ini juga dianggap sebagai bagian dari budaya siri’ na pace yang menjadi pegangan hidup masyarakat Bugis dan Makassar. #