Kamis, 31 Juli 2025
  • beranda
  • kontak
  • layanan
  • beriklan
  • privasi
  • perihal
WartakitaID
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • #CEKFAKTA
    • HIBURAN
    • HUKUM
    • OLAHRAGA
    • KESEHATAN
    • KEUANGAN
    • KULINER
    • NUSANTARA
    • PENDIDIKAN
    • GLOBAL
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • SEPAK BOLA
  • TEKNOLOGI
  • OTOMOTIF
  • KONTAK
No Result
View All Result
WartakitaID
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • #CEKFAKTA
    • HIBURAN
    • HUKUM
    • OLAHRAGA
    • KESEHATAN
    • KEUANGAN
    • KULINER
    • NUSANTARA
    • PENDIDIKAN
    • GLOBAL
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • SEPAK BOLA
  • TEKNOLOGI
  • OTOMOTIF
  • KONTAK
No Result
View All Result
WartakitaID
No Result
View All Result
Home Warta Nasional

Sumpah Pemuda: Kesepakatan Identitas atau Entitas?

by Ahsan Burhany
29/10/2017
in Warta Nasional
Reading Time: 4 mins read
A A
Sumpah Pemuda: Kesepakatan Identitas atau Entitas?

Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa.

Mungkin tidak terbayangkan oleh organisasi pemuda yang berikrar ingin bersatu dengan menggunakan “Nusa, Bangsa dan Bahasa” sebagai alat pemersatu, ternyata pada tahun 2017 beberapa bahasa daerah asli etnis di Indonesia mulai terancam punah, digantikan oleh bahasa Indonesia. Data tahun 2008 hasil penelitian mahasiswa Arsitektur Universitas Tadulako, Suku Kaili di Sulawesi Tengah memiliki 83 dialek bahasa Kaili, namun dialek dan kosa kata bahasa Kaili yang dominan tersisa dua, dialek orang pedalaman dan Kaili pesisir yang juga telah mengalami asimilasi dengan bahasa Indonesia dan bahasa daerah etnis pendatang di Sulawesi Tengah.

Kalaupun terpikirkan, kesepakatan yang merupakan keputusan Kongres Pemuda Indonesia tahun 1928 tetap harus diambil atau semangat ingin merdeka dari kolonialisme menguap begitu saja usai kongres. Tanpa identitas nusa, bangsa, dan bahasa, dengan apa menyebarkan semangat ingin merdeka oleh seluruh pemuda ke kampungnya masing-masing sepulangnya dari kongres.

#MayDay Bagaimana Digitalisasi Mengubah Nasib Buruh Indonesia: Antara Peluang dan Ancaman

Indonesia Maju: Hukum sebagai Panglima, Pendidikan sebagai Fondasi

Lampu Teplok, Anak Durhaka dan #IndonesiaGelap

Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa!

Tidak tercatat kapan tepatnya apakah sebelum atau sesudah proklamasi kemerdekaan, ikrar kesepakatan kongres pemuda Indonesia tahun 1928 di Batavia (Jakarta) benar-benar dijadikan propaganda dan slogan dengan menyebutnya sebagai ‘sumpah’, dan berhasil. Rasanya belum ada negara lain di dunia dengan sedemikian banyak etnis dan ras yang bisa dipersatukan oleh semangat ingin merdeka dan semangat ingin lepas dari penindasan, penderitaan, dan pembodohan kecuali Indonesia.

Etnis dan ras di Amerika Serikat mungkin bisa menyamai jumlah etnis di Indonesia, tetapi berbagai etnis tersebut berdatangan setelah Republik Amerika Serikat berdiri, bukan sebelum memproklamirkan berdirinya sebuah negara seperti di Indonesia.

Satu hal yang terlupakan dalam ikrar kesepakatan Kongres Pemuda 1928 belum mengikrarkan satu negara atau ‘nation’, mungkin karena memikirkan bagaimana bentuk organisasi berupa sebuah negara, mengingat pedihnya penderitaan rakyat di masa penjajahan. Sepakat tinggal, hidup dan mati di tanah dan air yang sama, sepakat bersatu dalam sebuah wangsa atau bangsa Indonesia meski berasal dari berbagai etnis dan ras, dan sepakat menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu, cukup untuk kondisi pra-kemerdekaan.

Sampai sekarang, masih terasa rancu mana Indonesia yang sebagai negara dan sebagai bangsa. Mana yang identitas dan mana yang entitas?

Perjuangkan Identitas atau Entitas
Sebagai generasi Y yang mengalami usia puber di tahun 90-an, mentahnya keinginan menonjolkan etnis atau bangsa bukan karena pergaulan lintas batas di internet yang baru marak menjelang tahun 2000, tapi karena berpikir jernih akibat dilahirkan jauh dari kampung halaman kedua orang tua, besar di lingkungan dengan berbagai etnis dan budaya, hingga bisa merasa aneh bila menjadikan ras atau etnis sebagai kebanggaan dan basis perjuangan. Padahal ras bukan berasal dari pilihan sadar ingin terlahir dari ras tertentu. Atau mengemukakan agama sebagai identitas padahal beriman atau tidak adalah soal hidayah.

Demokrasi adalah bentuk kompetisi yang mestinya sehat, dan pada setiap kompetisi dibutuhkan dominasi untuk menang. Bila sehat, demokrasi adalah kompetisi ide dan rencana konkret yang ingin mengajak ke arah yang lebih baik, bila masih kekanakan demokrasi akan menjadi perlombaan siapa yang paling dominan identitasnya, baik berupa suku, ras, dan agama, bentuk seolah manusiawi dari evolusi kompetisi di rimba.

Indonesia berbeda dengan Malaysia yang didominasi etnis Melayu, terasa wajar bila pemerintahnya memiliki program khusus untuk mensubsidi ‘bumi putra’ agar bisa sejajar dengan etnis lain. Tidak terasa salah bila di sana negara sekaligus berfungsi sebagai bangsa. Identitas mereka juga sebuah entitas.

Kalau hal serupa diterapkan di Indonesia, Haji Agus Salim bila masih hidup akan mengamuk. Beliau tidak suka dengan persatuan dan kemajuan yang besar dalam proteksi dan subsidi, hanya akan melahirkan generasi yang lembek dan cengeng.

Dengan ratusan, mungkin ribuan etnis, Indonesia harus bisa memisahkan mana identitas dan entitas. Kita berbeda suku, etnis, dan agama itu identitas, tapi kita sudah sepakat Indonesia adalah entitas dimana semua identitas melebur ketika berhadapan dengan kepentingan nasional. Dan ketika kepentingan nasional bertemu dengan kepentingan seluruh umat manusia, nasionalisme juga harus lebur menjadi entitas manusia bumi.

Terima Kasih Internet dan Generasi Milenial
Temuilah generasi muda zaman now, yang sedang berkutat dengan susahnya memenuhi kebutuhan perut dan rasa frustasi hingga untuk melupakannya sejenak membutuhkan bau tajam lem, atau asupan butiran pil koplo PCC, dan yang sedang menikmati nikmatnya pergaulan tanpa batas suku dan ras di internet. Coba sodorkan pada mereka propaganda identitas sebagai basis perjuangan meraih ide dan cita-cita, syukur bila tidak ditertawai, biasanya mereka hanya melengos kemudian mengabaikan.

Zaman telah berubah, kini milik generasi milenial. Di tangan mereka kelak bangsa ini bisa membedakan dan memfungsikan dengan baik mana yang identitas dan mana yang entitas.

Beragama bukan soal apa agamamu, itu masih identitas, teruskan menjadi entitas, setelah beragama engkau menjadi semakin baik atau buruk, membaikkan atau merusak?

Sukumu apa? Bukan soal, selama tidak membebani negara, bangsa, dan bumi, bila belum bisa berkontribusi pada kebaikan.

Bahasamu apa? Terserah, selama yang ingin kau sampaikan kebaikan, bisa dipahami dan dilaksanakan.

Bila generasi selanjutnya bisa membedakan mana identitas dan entitas sebagai bangsa dan negara, maka Undang-undang Ormas 2017 tidak dibutuhkan lagi.

Tags: milenialRedaksianasumpah pemuda
Share5Tweet3Send
Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger

ARTIKEL TERKAIT

Dana Riset dan Pengabdian Masyarakat pada 2020 Mencapai Rp1,46 Triliun

Dana Riset dan Pengabdian Masyarakat pada 2020 Mencapai Rp1,46 Triliun

28/01/2020
Tradisi Maudu Lompoa di Cikoang – Takalar

Tradisi Maudu Lompoa di Cikoang – Takalar

10/01/2016
pengalihan arus lalu lintas kota padang 31 desember 2015

Pengalihan arus lalu lintas Kota Padang 31 Desember 2015

31/12/2015
Wartakita Libur Nasional Pilkada Serentak 27 November

Resmi, Besok Libur Nasional, Mari Ke TPS Pilkada Serentak 2024!

26/11/2024
Next Post
Tiga Poin Wajib Diraih PSM Makassar Dikandang Barito

Tiga Poin Wajib Diraih PSM Makassar Dikandang Barito

Sumpah Pemuda, Ketua TP PKK Kota Makassar Berbagi Dengan Anak Berkebutuhan Khusus

Sumpah Pemuda, Ketua TP PKK Kota Makassar Berbagi Dengan Anak Berkebutuhan Khusus

Rizki Pora, Momok Pertahanan PSM Makassar

Rizki Pora, Momok Pertahanan PSM Makassar

Eksekusi Lahan Berujung Bentrok di Gunung Merapi Makassar

Eksekusi Lahan Berujung Bentrok di Gunung Merapi Makassar

TERPOPULER-SEPEKAN

  • 10 Model Rambut Pria yang Cocok Untuk Menutupi Pipi Chubby 💈✂️

    10 Model Rambut Pria yang Cocok Untuk Menutupi Pipi Chubby 💈✂️

    3123 shares
    Share 1249 Tweet 781
  • Cara Mendapatkan YouTube Music Premium Tanpa Berlangganan

    1041 shares
    Share 416 Tweet 260
  • Mengenali Jenis Rambut Dan Cara Merawatnya

    571 shares
    Share 228 Tweet 143
  • 10 Parfum Pria Terbaik 2024: Aroma Elegan untuk Pria Percaya Diri

    1198 shares
    Share 479 Tweet 300
  • Legislator Gowa Cerita tentang Irjen Pol Muhammad Fadil Imran, Kakaknya yang Kini Jabat Kapolda Metro Jaya

    154 shares
    Share 62 Tweet 39
  • Tips Praktis Mengatasi Android TV Lemot: Bikin Nonton Makin Lancar

    795 shares
    Share 318 Tweet 199
  • Smoothing dan Coloring Bersamaan Bisa Merusak Rambut?

    3287 shares
    Share 1315 Tweet 822
  • Destinasi Kuliner Lorong Wisata, Mampu Berdayakan Warga Sekitar

    19 shares
    Share 8 Tweet 5
  • #CekFakta Rajin Wudhu Aman dari Virus

    17 shares
    Share 7 Tweet 4
  • Upaya Masyarakat Melawan Perubahan Iklim

    16 shares
    Share 6 Tweet 4

WARTA-TERKINI

Tahapan Proses Hukum yang Wajib Diketahui Masyarakat
Hukum & Keadilan

Tahapan Proses Hukum yang Wajib Diketahui Masyarakat

30/07/2025

Tahapan Proses Hukum yang Wajib Diketahui Masyarakat Proses hukum seringkali terasa rumit dan menakutkan bagi sebagian besar masyarakat. Padahal, memahami...

Read moreDetails

Cara Mengatasi Bruntusan dengan Skincare yang Tepat

Rekomendasi Buku Bacaan untuk Semua Usia

Cara Mengatasi Rambut Kusut dan Sulit Diatur

Hak-Hak Tersangka dan Terdakwa dalam Proses Hukum

Cara Mengedukasi Anak tentang Tubuh dan Privasi

Perawatan Rambut Berwarna Agar Tetap Cerah dan Tidak Kering

Cara Melaporkan Tindak Kejahatan Secara Aman dan Benar

Mitos dan Fakta Pendidikan Seksual di Indonesia

TPN XII Maros: Ribuan Guru Bahas Peran Pendidikan Hadapi Krisis Iklim dan Tingkatkan Kompetensi Lewat Cerdas Cermat Guru!

Kebiasaan yang Menjaga Otak tetap Fit dan Sehat

LINGKUNGAN-HIDUP

Upaya Masyarakat Melawan Perubahan Iklim
Alam dan Lingkungan Hidup

Upaya Masyarakat Melawan Perubahan Iklim

27/07/2025

Upaya Masyarakat Indonesia: Bergerak Bersama Melawan Perubahan Iklim Perubahan iklim bukan lagi isu masa depan, melainkan realitas yang kita rasakan...

Read moreDetails

Ancaman Deforestasi dan Cara Mengatasinya

Kisah Sukses Reboisasi di Daerah

Inovasi Pengelolaan Sampah di Indonesia

Bagaimana Perubahan Iklim Mempengaruhi Kehidupan Kita?

Longsor Gunung Kuda: Luka Lama yang Tak Pernah Sembuh

Cara Mengurangi Sampah Plastik di Kehidupan Sehari-hari

  • beranda
  • kontak
  • layanan
  • beriklan
  • privasi
  • perihal

©2021 wartakita media

WartakitaID
  • Login
No Result
View All Result
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • #CEKFAKTA
    • HIBURAN
    • HUKUM
    • OLAHRAGA
    • KESEHATAN
    • KEUANGAN
    • KULINER
    • NUSANTARA
    • PENDIDIKAN
    • GLOBAL
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • SEPAK BOLA
  • TEKNOLOGI
  • OTOMOTIF
  • KONTAK

©2021 wartakita media

wartakita.id menggunakan cookies tanpa mengorbankan privasi pengunjung.