Wartakita.id, MAKASSAR – Tingkat kematian bayi di kota Makassar masih cukup tinggi. Bayi meninggal sebagian besar setelah mengalami malnutrisi atau gizi yang tidak terpenuhi. Menurut Praktisi kesehatan, Lilik Meilani, hal tersebut menunjukkan banyak ibu-ibu di Kota Makassar enggan memberikan air susu ibu (ASI) ekslusif.
Lilik mengatakan, para ibu mesti paham bahwa dalam ASI banyak mengandung zat yang sangat berguna untuk bayi, seperti protein, air, mineral, dan kolostrom.
“Kolostrum merupakan ASI yang keluar pertama kali pada 1-5 hari pasca melahirkan. Kolostrum yang berwarna kekuningan ini mengandung immunoglobulin A yang tinggi,” kata Lilik, dalam sosialisasi dan penyebarluasan peraturan daerah (sosper) terkait Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif di Hotel MaxOne, Jalan Tamam Makam Pahlawan, Sabtu (13/2/2021).
Selain itu, banyak ibu yang beranggapan bayinya enggan untuk disusui atau tidak mau menyusui. “Bayi sebenarnya telah memiliki nalurinya sendiri ketika lahir sehingga penting menyusui bayi saat pertama kali dilahirkan,” terang Lilik.
Hal senada juga disampaikan oleh anggota DPRD Kota Makassar, Mesakh Raymond Rantepadang. Dia menyampaikan bahwa masih banyak ibu di Makassar yang tidak memahami pentingnya pemberian ASI bagi bayi.
Sosper inipun, kata dia, salah satu tujuan utamanya adalah memberikan pemahaman kepada para ibu. “Pemberian ASI untuk bayi sangat penting di 1.000 hari kelahirannya, sebab zat-zat yang terkandung dalam air susu ibu sangat diperlukan oleh anak,” kata Mesakh. (*)