Peringatan Hujan Ekstrem di Awal Februari: Ancaman Siklon Tropis dan Mitigasi Bencana
BMKG mengeluarkan peringatan dini mengenai hujan ekstrem akibat tiga bibit siklon tropis yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi di berbagai wilayah Indonesia.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi hujan ekstrem pada 2–7 Februari 2025. Fenomena ini disebabkan oleh kemunculan tiga bibit siklon tropis di Samudera Hindia, Teluk Karpentaria, dan Selatan Banten. Kondisi ini berpotensi menyebabkan banjir, tanah longsor, angin kencang, serta gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Jawa Barat, masih berada dalam puncak musim hujan yang diperkuat oleh angin muson Asia dan fenomena La Niña lemah. Faktor lainnya adalah pengaruh Madden-Julian Oscillation (MJO) serta seruakan udara dingin dari dataran tinggi Siberia.
Wilayah Terdampak BMKG mengidentifikasi sejumlah wilayah yang berpotensi mengalami curah hujan sangat lebat hingga ekstrem:
- Papua
- Nusa Tenggara Timur (NTT)
- Nusa Tenggara Barat (NTB)
- Bali
- Jawa Timur
- Jawa Tengah
- Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Timur
- Maluku Utara
- Jawa Barat
- Jambi
Selain curah hujan tinggi, BMKG juga memperingatkan potensi angin kencang dan gelombang tinggi antara 2,5 hingga 4 meter di Samudera Hindia dari Bengkulu hingga NTT, termasuk perairan Jawa Barat.
Plt. Sestama BMKG, Guswanto, menambahkan bahwa periode ini akan ditandai dengan pertumbuhan awan kumulonimbus yang meluas, terutama di Samudera Hindia, Laut Jawa, Laut Banda, dan perairan Papua. Awan dengan cakupan lebih dari 75 persen dapat membahayakan jalur penerbangan dan pelayaran.
Mitigasi Bencana Hidrometeorologi Menghadapi ancaman bencana akibat cuaca ekstrem, BMKG mengimbau pemerintah daerah, pihak terkait, dan masyarakat untuk melakukan langkah-langkah mitigasi sebagai berikut:
Sebelum Bencana:
- Pantau informasi cuaca dari sumber resmi seperti BMKG.
- Siapkan peralatan darurat seperti senter, radio, baterai cadangan, dan dokumen penting dalam wadah tahan air.
- Identifikasi jalur evakuasi dan tempat perlindungan yang aman.
- Bersihkan saluran air dan perkuat struktur bangunan untuk mengurangi dampak angin kencang.
Saat Terjadi Bencana:
- Jika hujan deras berlangsung lama, segera evakuasi dari daerah rawan banjir atau longsor.
- Hindari berkendara atau berjalan di daerah yang terendam banjir.
- Matikan listrik jika air mulai masuk ke dalam rumah untuk menghindari risiko sengatan listrik.
- Jika berada di laut atau pantai, segera cari tempat yang lebih aman untuk menghindari gelombang tinggi.
Setelah Bencana:
- Periksa kondisi bangunan sebelum kembali ke rumah.
- Waspadai kemungkinan bencana susulan seperti longsor lanjutan atau banjir bandang.
- Laporkan kondisi darurat kepada pihak berwenang.
- Pastikan air yang dikonsumsi bersih dan aman untuk mencegah penyakit pasca-bencana.
Dengan kesiapsiagaan yang baik, risiko akibat bencana hidrometeorologi dapat diminimalkan. Mari bersama-sama meningkatkan kewaspadaan dan mengambil tindakan preventif untuk melindungi diri serta lingkungan.