Rilis pemutaran film dokumenter “Haji Sibenteng: Hikayat Tari dan Lirik-Lirik Untuk Penyintas Masa” baru diterima redaksi tadi malam.
Berbekal link akun instagram resmi film dokumenter Haji Sibenteng yang diterima redaksi, kami mencoba menggali siapa ‘beliau’, mengapa nama Haji Sibenteng belum ada dalam indeks mesin pencari raksasa, Google. Padahal karya dan namanya terkenal di kalangan perantau asal Luwu atau Palopo di kota Makassar.
Lihat postingan ini di Instagram
Lagu “Dimenna Luwu” yang diciptakan Haji Sibenteng bersama Annas Padda dan lagu “Lembata Tana Luwu” yang menjadikan nama Haji Sibenteng selalu hadir saat para perantau mengenang kampung halamannya, Tana Luwu.
Beruntung, penerus cita-cita mendiang Haji Sibenteng menggagas film dokumenter tentang karya dan karsanya yang dikemas berupa konser musik orkestra dan film dokumenter.
Saat ini, eksistensi lagu-lagu daerah semakin tergerus oleh skena musik global yang semakin beragam dan makin mudah untuk dijumpai. Hal ini, tentu menjadi tantangan bagi kebudayaan lokal yang ternyata juga mengalami ancaman pada pemertahanan bahasa ibu.
Atas latar belakang itulah, pendokumentasian karya maestro tari dan musik asal Tana Luwu ini dilakukan. Selain mengemukakan isu pertumbuhan karya musisi tradisional yang makin berkurang, program ini juga mengangkat fenomena pelestarian bahasa ibu di Tana Luwu.
Catat jadwalnya: Sabtu, 04 Mei 2024 Pukul 19.00 Wita di Auditorium Pinisi IAIN Palopo.