Jumat, 4 Juli 2025
  • beranda
  • kontak
  • layanan
  • beriklan
  • privasi
  • perihal
WartakitaID
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • #CEKFAKTA
    • HIBURAN
    • HUKUM
    • OLAHRAGA
    • KESEHATAN
    • KEUANGAN
    • KULINER
    • NUSANTARA
    • PENDIDIKAN
    • GLOBAL
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • SEPAK BOLA
  • TEKNOLOGI
  • OTOMOTIF
  • KONTAK
No Result
View All Result
WartakitaID
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • #CEKFAKTA
    • HIBURAN
    • HUKUM
    • OLAHRAGA
    • KESEHATAN
    • KEUANGAN
    • KULINER
    • NUSANTARA
    • PENDIDIKAN
    • GLOBAL
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • SEPAK BOLA
  • TEKNOLOGI
  • OTOMOTIF
  • KONTAK
No Result
View All Result
WartakitaID
No Result
View All Result
Home Esai

Mengubah “-isme” dan “is Me” Menjadi “is Us”, Mari

by Redaktur
19/11/2019
in Esai
Reading Time: 6 mins read
A A
Menjunjung dan Memikul

Sekitar pertengahan tahun 1990 sampai 2005, “Google’ belum mendominasi mesin pencari, alamat surel dominan “Yahoo” berikut Ymessenger, ada mesin pencari “AltaVista”, Astalavista”, “Lycos” dan “Astaga!” buatan Indonesia, dan bila mencari dengan mesin pencari apa pun, menggunakan kata kunci pencarian: “anak sma, abg, anak smp, anak sekolah,” mesin pencari menampilkan indeks pecarian situs merujuk ke halamanweb porni.

Fakta yang meresahkan bagi sebagian orang, sementara sebagian yang lain asyik-asyik saja apatis.

Qurban dan Keberanian Melepaskan yang Kita Cintai

#MayDay Bagaimana Digitalisasi Mengubah Nasib Buruh Indonesia: Antara Peluang dan Ancaman

Indonesia Maju: Hukum sebagai Panglima, Pendidikan sebagai Fondasi

Menelisik Kesalehan Tanpa Pondasi, Ketika Iman Jadi Ilusi Moral

Salah seorang warganet–belum ada istilah netizen atau warganet ketika itu, yang ada warga channel MIRC (Internet Relay Chat, M singkatan nama aplikasinya) via server DALnet, dan warga situs media sosial friendster (pertama sebelum MySpace) pelengkap percakapan di MIRC setelah menanyakan ASL (age, sex, location), diikuti permintaan halaman profil friendster–dia yang resah dan gelisah tersebut, berinisiatif mengubah fakta aktual hasil pencarian mesin pencari untuk “anak sma, abg, anak smp, anak sekolah,” yang memalukan dan membahayakan moral generasi penerus bangsa menjadi fakta tekstual.

Saat anak-anak sekolah (SD, SMP, SMA, S1, S2, S3) mengakses internet kemudian menggunakan mesin pencari dengan kata kunci di atas, pasti terpapar halaman porni tanpa dibentengi pemahaman yang cukup tentang perbedaan antara aktivitas seks sebagai kebutuhan biologis dengan seks sebagai industri dan komoditi.

Seks sebagai industri di tangan pemuda dan pemudi baru puber, sekejap mengubah syahwat sebesar nyamuk jadi lebih besar dari kuda. Sementara citra “anak sma, abg, anak smp, anak sekolah,” di internet oleh mesin pencari dirujuk ke situs-situs porni, berdasarkan algoritma kebiasaan pengguna internet di Indonesia. Demikianlah faktanya kebiasaan pengguna mesin pencari menggunakan kata kunci “anak sma, abg, anak smp, anak sekolah” saat mencari konten porni.

Ide tersebut naif, bodoh, tidak berguna, unfaedah, demikian komentar kaum yang bermasalah dengan solusi. Kaum yang menggunakan perspektif hitam putih (yang kontrasnya tajam dan radikal seperti yang sering kita gunakan menentang radikalisme) biasanya sepasang dengan semangat berkobar-kobar rentan disisipi kebencian dan fanatisme pada kebenaran dan kebaikan (entah mengapa terasa agak menggelitik ketika menambahkan ‘fanatisme’ sebelum ‘kebenaran’ dan ‘kebaikan’), mengapa tidak perang terbuka, membuat down server porni tersebut–melakukan serangan DDoS, ping flood dan semacamnya ke server di luar negeri yang menggunakan leased line minimal berkecepatan 100MBps dari terminal berkoneksi dial-up sekian KBps?–atau membanjiri kolom komentar halaman situs porni dengan kemarahan (komentar tersebut dikoreksi sendiri setelah seseorang yang mengerti ketertinggalan teknologi jejaring internet kita saat itu), atau meminta pemerintah memblokir semua situs porni.

Tentu, saran di atas bisa dilaksanakan, tapi tidak menyelesaikan masalah sampai tuntas.

Lomba tersebut, meminta para blogger menulis artikel dengan menggunakan tag atau label, dan kategori “anak sma, abg, anak smp, anak sekolah,” dengan konten tekstual sesuai kata kunci tadi, bukan hanya menghilangkan gejala, tetapi menyentuh dan mengobati sumber penyakitnya.

Lomba tersebut tidak memicu peperangan tanpa akhir, seperti virus dan anti-virus, teror dan anti-teror. Peperangan yang sebenarnya bisa sekali merupakan komoditi bisnis, seperti hal-hal di dunia yang juga saling berlawanan, tetapi sungguh keterlaluan jika menghamba pada pasar harus sampai menggadaikan moral generasi mendatang yang menjadi target pasar industri seks dan pornigrafi. Lomba unik tersebut berusaha membuka pikiran, wawasan, dan perasaan para pengguna internet yang ingin mencari situs porni menggunakan kata kunci pencarian “anak sma, abg, anak smp, anak sekolah,” membuat algoritma mesin-mesin pencari berhenti menautkan kata kunci pencarian tersebut ke situs porni.

Inisiator lomba tersebut tidak sendirian. Di internet, ide paling naif sekalipun tetap punya peminat atau pendukung, apalagi idenya memang masuk akal dan menyelesaikan masalah.

Internet mulai dibanjiri beragam artikel yang menggunakan tag atau label, dan kategori “anak sma, abg, anak smp, anak sekolah,” namun berisi konten positif. Mulai dari kegiatan ekstra kurikuler anak sekolah dan abg sampai artikel berdedikasi yang isinya menasehati para pencari situs porni dengan kata kunci pencarian “anak sma, abg, anak smp, anak sekolah,” saat terjebak dengan arahan index mesin pencari yang algoritmanya mulai ‘insaf’ dibuat berkunjung ke artikel buatan para peserta lomba dan kegiatan tersebut.

Perlahan tapi pasti, indeks hasil pencarian kata kunci, “anak sma, abg, anak smp, anak sekolah,” dialihkan oleh mesin-mesin pencari ke konten positif. Para penikmat situs pornigrafi online jika ingin memenuhi hasratnya dipaksa jujur mengakses situs porni langsung, kemudian mencari konten porni sesuai seleranya di sana. Fakta aktual akhirnya selaras dengan fakta tekstual. Hore.

Kasus di atas menarik jika menjadi pembanding cara pemerintah, ormas, dan diri kita sendiri dalam memandang (kemudian berusaha mengatasi) “radikalisme”.

Diakui atau tidak, paling mudah membuat orang kita, orang Indonesia, berkerumun, menarik kesimpulan bermodal asumsi, saling bertentangan dan berhadap-hadapan. Karakter tersebut terbawa ke dalam alam bawah sadar, sampai-sampai menjadi standar pemikiran ketika menghadapi perbedaan.

Dengan berasumsi mustahil “radikalisme” termasuk komoditi atau bisnis yang menghasilkan uang, yang lebih mudah jika dilawan dengan cara pebisnis, memutuskan rantai suply and demand misalnya, pikiran kita secara tak sadar langsung menawarkan solusi dalam bentuk ‘perang’ terbuka. Radikalisme harus dilawan dengan anti-radikalisme. “Isme” yang satu harus dilawan dengan “isme” lainnya yang dipandang lebih baik.

Padahal “isme” apa pun sama saja, tidak bertujuan membangun pola pikir yang konstruktif dan adaptif.

Sama-sama tatanan ilusi yang bertujuan mempengaruhi orang banyak agar mau bergerak bersama meraih dan mencapai tujuan dan cita-cita yang dianut oleh “isme” tersebut.

Radikalisme makin subur karena ketidakadilan. Tanpa insentif ekonomi (kabarnya selain jaminan surga, para ‘pengantin’ juga mendapat jaminan ekonomi untuk keluarga yang mereka tinggalkan, yang celakanya tidak bisa mereka pantau dan tuntut jika melanggar kontrak setelah melakukan bom bunuh diri) walau dengan iming-iming jaminan jalan pintas ke surga, tidak ada orang yang tertarik mau menjadi ‘pengantin’ bom bunuh diri jika target pembomannya adalah insitusi, lembaga, ormas, atau individu yang telah memperlakukan dirinya atau kelompoknya dengan adil. Setelah keadilan tercipta, potensi keuntungan politis dan bisnis bagi para oportunis yang sekujur hatinya dipenuhi tato ‘TEGA’ akan kehilangan suply, sekalipun pasar masih memiliki demand yang tinggi.

Radikalisme semakin subur bertemu “isme” lain lagi, narsisme yang menjadikan pemahaman yang berbeda dengan mereka sebagai olok-olok pemuas kesombongan, yang mestinya berdialog berdua, bukan di depan umum, seperti nasihat Ali bin Abu Thalib R.A., menasihati itu di ruang tertutup, kalau di tempat umum mempermalukan yang dinasehati (maupun yang menasehati).

Lomba penulisan artikel walaupun bisa disebut perang kata kunci pencarian, mereka tidak ego sentris, tidak melawan fanatisme penikmat porni dengan fanatisme lain yang dipandang lebih baik. Namun, berusaha membuka ruang dialog, meletakkan dasar berpikir konstruktif, memandang kata kunci pencarian “anak sma, abg, anak smp, anak sekolah,” yang ditautkan oleh mesin pencari ke situs porni sebagai kesalahan kita bersama. “Is us” jika tidak peduli generasi mendatang yang kelak bisa sekali menjadi pemimpin kita.

Jangan-jangan masalah “isme” tidak pernah tuntas di muka bumi, karena sifat ego-sentris manusia, dari “isme” kemudian “is me”, belum “is us”.

Tags: Indonesianaisme
Share4Tweet3Send
Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger

ARTIKEL TERKAIT

Qurban dan Keberanian Melepaskan yang Kita Cintai

Qurban dan Keberanian Melepaskan yang Kita Cintai

06/06/2025
Bijak Memilih Judul Berita dan Artikel

Bijak Memilih Judul Berita dan Artikel

24/10/2017
ber-evolusi-lah

Ber-evolusi-lah

27/02/2016
rekaman raqib dan atid

Rekaman Raqib dan Atid

09/12/2015
Next Post
Balai Arkeologi Papua Sosialisasikan Situs Megalitik Tutari

Balai Arkeologi Papua Sosialisasikan Situs Megalitik Tutari

Indonesia Raih Juara Dunia Mobile Legends M1 World Championship

Indonesia Raih Juara Dunia Mobile Legends M1 World Championship

Gempa Beruntun Ambon, 94 Unit Rumah Rusak

Gempa Beruntun Ambon, 94 Unit Rumah Rusak

Misi Barcelona: Menang Dengan Selisih 5 Gol atas PSG

Penalti Lionel Messi Selamatkan Argentina dari Kekalahan vs Uruguay

TERPOPULER-SEPEKAN

  • 10 Model Rambut Pria yang Cocok Untuk Menutupi Pipi Chubby 💈✂️

    10 Model Rambut Pria yang Cocok Untuk Menutupi Pipi Chubby 💈✂️

    2888 shares
    Share 1155 Tweet 722
  • Spesifikasi Rekomendasi PC untuk Main Minecraft Java Edition

    1538 shares
    Share 615 Tweet 385
  • 5 Rekomendasi Potongan Rambut Pria saat Melamar Kerja, Rapi, Simpel dan Stylish

    423 shares
    Share 169 Tweet 106
  • Trend Model Rambut Pria 2023

    2180 shares
    Share 872 Tweet 545
  • Smoothing dan Coloring Bersamaan Bisa Merusak Rambut?

    3242 shares
    Share 1297 Tweet 811
  • Cara Mendapatkan YouTube Music Premium Tanpa Berlangganan

    994 shares
    Share 398 Tweet 249
  • Tips Praktis Mengatasi Android TV Lemot: Bikin Nonton Makin Lancar

    760 shares
    Share 304 Tweet 190
  • Tren Model Rambut Pria Terbaru 2024

    994 shares
    Share 398 Tweet 249
  • 10 Parfum Pria Terbaik 2024: Aroma Elegan untuk Pria Percaya Diri

    1158 shares
    Share 463 Tweet 290
  • Biaya Kuliah Jalur Mandiri 2025: UI, UGM, ITB, ITS, dan Unhas

    43 shares
    Share 17 Tweet 11

WARTA-TERKINI

Kebiasaan yang Menjaga Otak tetap Fit dan Sehat
Warta Kesehatan

Kebiasaan yang Menjaga Otak tetap Fit dan Sehat

02/07/2025

Rahasia Otak Cerdas: 5 Kebiasaan Malam yang Wajib Dicoba! Otak adalah aset berharga yang perlu kita jaga kesehatannya. Lebih dari...

Read moreDetails

Tips Memilih Lipstik Nude yang Cocok untuk Kulit Sawo Matang

Tutorial Hijab Simple dan Elegan untuk Sehari-hari

DIY Masker Wajah Alami untuk Kulit Glowing

Trik Eyeliner Simpel untuk Mata terlihat Lebih Besar

Inspirasi Gaya Hijab untuk Acara Formal dan Pesta

Meningkatkan Produktivitas Kerja dengan AI

Simple Routine untuk Kulit Sehat

Tips Membersihkan Smartphone dari Virus dan Malware

Mengenal Hoaks dan Cara Menangkalnya

DIY Masker Rambut Alami untuk Rambut Lebih Berkilau

LINGKUNGAN-HIDUP

Inovasi Pengelolaan Sampah di Indonesia
Alam dan Lingkungan Hidup

Inovasi Pengelolaan Sampah di Indonesia

13/06/2025

Inovasi Pengelolaan Sampah di Indonesia: Dari Masalah Jadi Berkah Indonesia, negara kepulauan yang indah, sayangnya masih bergulat dengan masalah sampah....

Read moreDetails

Bagaimana Perubahan Iklim Mempengaruhi Kehidupan Kita?

Longsor Gunung Kuda: Luka Lama yang Tak Pernah Sembuh

Cara Mengurangi Sampah Plastik di Kehidupan Sehari-hari

Ketika Istanbul Berguncang 6,2 SR saat perayaan Hari Anak

Gempa M 5,6 Guncang Sukabumi, Getaran Terasa Hingga Jakarta Utara, Bandung dan Purwokerto

Siklon Tropis Errol Menggila di Selatan NTT, Tapi Bukan yang Terkuat di 2025!

  • beranda
  • kontak
  • layanan
  • beriklan
  • privasi
  • perihal

©2021 wartakita media

WartakitaID
  • Login
No Result
View All Result
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • #CEKFAKTA
    • HIBURAN
    • HUKUM
    • OLAHRAGA
    • KESEHATAN
    • KEUANGAN
    • KULINER
    • NUSANTARA
    • PENDIDIKAN
    • GLOBAL
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • SEPAK BOLA
  • TEKNOLOGI
  • OTOMOTIF
  • KONTAK

©2021 wartakita media

wartakita.id menggunakan cookies tanpa mengorbankan privasi pengunjung.