Secara teknis permainan Timnas Indonesia dan Timnas Uzbekistan cukup terwakili oleh peringkat FIFA masing-masing tim sebelum memulai laga semi final Piala Asia U23 semalam. Uzbekistan menduduki peringkat ke-64, sementara Indonesia peringkat ke 134, beda dua kali lipat lebih sedikit.
Namun, semangat juang Garuda muda merebutkan tiket otomatis tanpa play-off ke Olimpiade Paris dengan memenangkan pertandingan semi final Piala Asia U23, menyamai semangat White Wolves, julukan timnas Uzbekistan.
Satu kejadian yang terlihat mulai membuat runtuh kontrol emosi dan semangat juang Garuda Muda, ketika papan skor mencatat 1 gol untuk keunggulan Timnas Indonesia dari Ferari ke gawang Uzbekistan, kembali 0-0 setelah wasit melihat VAR. Dari dua sudut kamera VAR, yang satu memperlihatkan sepatu dan kaki Sananta sudah offside, sementara sudut kamera dari atas, Sananta terlihat tidak offside.
Lepas dari keputusan kontroversial wasit menurut pendapat warganet Indonesia. Timnas Indonesia memang menghadapi ujian sesungguhnya. Uzbekistan yang menurut pemain Arab Saudi yang juga menelan kekalahan 2-0 saat melawan Uzbekistan, memainkan sepak bola langsung. Semalam terlihat, apa yang dimaksudnya dengan sepak bola langsung.
Uzbekistan bermain efektif dan efisien, serasa menyaksikan perpaduan gaya bermain spartan penuh semangat Timnas Jerman dan total football Timnas Belanda yang efisien, plus kecepatan lari dan stamina luar biasa.
Terus berlarian 2 x 45 menit tanpa lelah, lari bak mengejar maling, komentar warganet.
Tidak banyak pemain Indonesia yang berhasil melepaskan diri dan mengembangkan permainan dari tekanan sedemikian rupa. Sebagian di antaranya Witan, Rizki Ridho, dan Ernando.
Terima kasih Timnas Indonesia telah berjuang sepenuh hati dan sekuat tenaga, terima kasih coach STY dan suporter Garuda yang memerahkan stadion. Kami yang menonton dari jauh di balik layar tetap mendukung. Sampai jumpa di Paris!