Wartakita.id, JAKARTA — Jika hari pertama (1/11/2025) adalah tentang surviving di tengah badai, maka hari kedua, Minggu (2/11/2025), adalah tentang claiming the throne. Ini adalah malam penebusan. Langit Jakarta yang cerah seolah memberi restu, dan BLACKPINK membayar lunas semuanya. No rain, all gas, no brakes.
Udara di sekitar Gelora Bung Karno (GBK) sudah electric sejak gate dibuka pukul 11:00 WIB. Setelah melihat FOMO dan chaos hujan hari pertama, 77.000 BLINK di hari kedua datang dengan energi berbeda. Mereka siap all out. Ini bukan lagi sekadar konser; ini adalah statement.
Pukul 18:30 WIB, exactly on time. Lampu padam. GBK bergemuruh.
Saat intro “Kill This Love” menggelegar, dan siluet Jennie, Jisoo, Rosé, serta Lisa muncul, ledakan energinya unreal. Ini bukan euforia biasa. Ini adalah energi kolektif 100.000-an orang dari dalam dan luar GBK yang tahu mereka akan menyaksikan sejarah. Pink ocean dari lightstick menyala lebih terang, lebih solid, seolah ingin membuktikan julukan yang kemudian viral: the best crowd in Asia. They just owned GBK, period.
Empat Ratu, Satu Panggung: Simfoni Visual dan Vokal
Malam itu, panggung megah GBK menjadi kanvas bagi pesona empat persona yang berbeda namun saling melengkapi secara magis. Jennie, dengan tatapan tajam dan rap yang mengalir tanpa cela, memancarkan aura seorang bintang rock modern. Di sisinya, Jisoo menebar keanggunan dengan vokal yang stabil dan senyum yang mampu meluluhkan hati penonton di barisan teratas sekalipun.
Kemudian ada Rosé, yang suaranya meliuk-liuk indah, mengisi setiap sudut stadion dengan emosi murni, terutama saat membawakan lagu-lagu balada. Dan tentu saja, Lisa. Setiap gerakannya adalah pernyataan—tegas, presisi, dan penuh kekuatan. Energi penari utamanya itu seolah tak ada habisnya, menjadi dinamo yang membakar semangat penonton dari lagu pertama hingga encore.
Dari semburan api di lagu “DDU-DU DDU-DU” hingga hujan konfeti di “As If It’s Your Last”, setiap momen dirancang untuk menjadi sebuah kenangan visual. Namun, di balik semua koreografi yang tajam dan produksi skala dunia, ada kehangatan yang tulus terpancar dari interaksi mereka.
Lebih dari Sekadar Konser: Sebuah Dialog Emosional dengan BLINK Indonesia
Momen paling menyentuh justru hadir di sela-sela lagu. Saat keempatnya berhenti sejenak, menyapa dalam bahasa Indonesia yang terbata namun tulus, atau sekadar menatap lautan BONG dengan mata berbinar. Di sanalah koneksi itu terasa nyata. “Jakarta, kalian luar biasa!” seru Rosé, yang disambut gemuruh sorak-sorai yang seakan bisa meruntuhkan stadion.

Pecahnya Rekor, Terciptanya Kenangan
Di balik lautan emosi ini, ada angka-angka yang berbicara tentang skala fenomenal acara ini. Selama dua malam berturut-turut, BLACKPINK berhasil menarik lebih dari 110.000 penonton, menjadikan tur “BORN PINK” di Jakarta sebagai salah satu konser dengan penonton terbesar dalam sejarah Indonesia. GBK, saksi bisu berbagai peristiwa bersejarah, kini menambahkan satu lagi catatan emas dalam agendanya: ditaklukkan oleh gelombang merah jambu dari kuartet asal Korea Selatan.
ROSÉ : JAKARTA WE LOVE YOU GUYS SO MUCH 🫶🏻
지금까지 Rosé, it’s Jisoo, ☺️😲😮 Lisa, Jennie 블랙핑크였습니다 감사합니다 🥰#DEADLINE_IN_JAKARTA#BLACKPINK pic.twitter.com/JCXUI54jxP— 비 (@hii_bii_) November 2, 2025
Ketika lampu stadion kembali menyala terang, menandai akhir dari pertunjukan, yang tersisa bukan hanya telinga yang berdengung atau pita suara yang serak. Yang tersisa adalah perasaan menjadi bagian dari sesuatu yang monumental. Kenangan yang terukir di hati ratusan ribu BLINK, membuktikan bahwa musik bukan hanya industri raksasa, tetapi juga bahasa universal yang mampu menyatukan, menginspirasi, dan mengukir sejarah di GBK. Jakarta membuktikan satu hal: we are in BLACKPINK’s area.

























